Berita Kota Kupang

Kurangnya Destinasi Picu Kupang Hanya Jadi Persinggahan Turis 

Sekalipun PHRI NTT sudah menyampaikan keluhan itu ke para pihak, tapi akan kecil kemungkinan untuk harga tiket pesawat turun.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.CO/IRFAN HOI
FOTO - Sekretaris PHRI NTT Tri Arachis H saat diwawancarai wartawan  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kurangnya destinasi memicu Kota Kupang hanya menjadi daerah persinggahan bagi para turis, lokal maupun mancanegara

Rata-rata pelancong hanya bertahan di Kupang selama dua hari. Bagian ini cukup memberi dampak ke sektor perhotelan maupun restoran. 

"Kupang adalah daerah transit, dimana masa tinggalnya itu dua hari, dua malam. Ini PR kita bersama," kara Sekretaris PHRI NTT Tri Arachis H, Jumat 15 Desember 2023. 

Adanya pelonggaran pasca pandemi covid-19 maupun pemulihan ekonomi, ikut berpartisipasi dalam peningkatan pertumbuhan tamu di hotel dan restoran. Kondisi ini bisa lebih baik hingga akhir tahun 2023. 

Baca juga: Kelangkaan Minyak Tanah, Pemilik Pangkalan di Kota Kupang Mengeluh Stok Dikurangi

Bahkan beberapa hotel ternama di Ibukota Provinsi NTT sudah menjual produk akhir tahun demi menggaet lebih pengunjung. Tri Arachis kembali mengungkit masa tinggal pelancong di Kota Kupang

Minimnya kegiatan malam di Kota Kupang memberi dampak. Di Kota lain seperti Jogjakarta punya lesehan pada malam hari. Turis akan punya kegiatan saat malam tiba. Kondisi itu pun "memaksa"orang untuk bertahan di lebih lama di daerah tersebut. 

Namun begitu, Tri Arachis mengamini situasi di Kota Kupang. Paling tidak hanya bisa berinovasi dengan pelayanan yang paling baik. Pengharapan untuk harga tiket bisa turun akan sangat mustahil. 

Sekalipun PHRI NTT sudah menyampaikan keluhan itu ke para pihak, tapi akan kecil kemungkinan untuk harga tiket pesawat turun.  Sehingga 489 perhotelan dan restoran di NTT harus melayani tamu sebaik mungkin. 

"Untuk kehadiran Pemerintah itu untuk yang jangka panjangnya, bagaimana menciptakan destinasi wisata yang membuat tamu itu harus tinggal malam di Kupang," kata Tri Arachis. 

Tri Arachis mengakui beberapa penerbangan yang justru mendarat di Kupang pada malam hari. Dia tidak ingin ada penerbangan dari Kupang pada malam hari. Sebab, tamu harus menginap di Kupang dengan waktu lebih lama. 

Di samping itu, kata dia, perbaikan destinasi wisata yang variatif akan ikut membantu tamu nyaman dan tinggal hingga beberapa hari di Kupang. Dampak ini juga akan memberi kontribusi ke restoran. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved