Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 10 Desember 2023, Perdamaian Kembali Dengan Allah 

Terlampau sering kita terlalu berambisi untuk hidup dalam kelimpahan materi tanpa mesti melewati kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas.

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN -Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dengan judul : Perdamaian Kembali Dengan Allah. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dengan judul : Perdamaian Kembali Dengan Allah.

Untuk Hari Minggu Pekan Adven II RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I: Yes. 40: 1-5.9-11; 2 Ptr. 3: 8-14; Mrk. 1: 1-8.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, RP Markus Tulu SVD hari ini.

Selamat Hari Minggu Adven II Bagi Kita Semua. Sebagai umat beriman kita diajak untuk, "Siapkan jalan bagi Tuhan. Karena Ia akan datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa."

Ajakan ini mengingatkan kita bahwa jalan yang dimaksudkan itu bukan dalam arti fisik-harafiah. Tapi dalam arti simbolik rohani. Yakni hati yang tertuntun oleh Roh dan kebenaran.

Bahwa Dia yang kita nanti-nantikan kedatangan-Nya itu akan benar-benar datang. Dan pada waktu itu langit dan bumi yang lama akan berlalu dan kita akan mengalami situasi di langit dan bumi yang baru.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 Desember 2023, Persiapkanlah Jalan Bagi Tuhan

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 Desember 2023, Siapkan Jalan Bagi Tuhan

Manusia lama kita yang ditandai dosa dan kejahatan akan kita halaukan dan pertobatan sejati mesti kita mulai. Agar hidup benar bersama Allah sungguh kita alami. Karena itu hendaklah kita mengusahakan hidup yang tak bercacat dan tak bernoda di hadapan Allah.

Kita hendaknya mengusahakan perdamaian kembali dengan Allah, sesama dan alam semesta yang oleh keserakahan kita sudah sering kita rusakan. "Siapkanlah jalan bagi Tuhan dan luruskanlah jalan bagi-Nya."

Ini kiranya bagi kita menjadi tuntunan dan arahan yang bijaksana agar kita membarui hidup dan bertobat. Karena kenyataan kita sering berbuat sesuka hati dan kehendak Allah tidak lagi menjadi satu-satunya pedoman hidup.

Terlampau sering kita terlalu berambisi untuk hidup dalam kelimpahan materi tanpa mesti melewati kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas.

Sering juga kita seakan mengalami kehausan akan hormat dan pamrih yang membuat kita lupa bahwa kedekatan dengan Allah seharusnya berada di atas segalanya.

Berhadapan dengan kenyataan hidup seperti ini hendaklah kita jadikan ajakan Yohanes Pembatis, " Siapkanlah dan luruskanlah jalan bagi Tuhan" bagi kita mesti merupakan model praktek hidup bermati raga dan pertobatan sejati.

Artinya kita tidak hanya mengakui dosa di mulut tapi mengubah gaya dan sikap hidup yang lebih sesuai dengan kehendak Allah. (*)

Baca Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved