Wawancara Khusus
Istri Anies Baswedan, Fery Farhati: Saya Senang Anak-anak Ikut Menyertai Langkah Abah
Fery Farhati istri Anies Baswedan mengatakan, amanah yang dijalankan suaminya tentu berdampak besar terhadap keluarga.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Fery Farhati istri calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengatakan, amanah yang dijalankan suaminya tentu berdampak besar terhadap keluarga.
Dampak yang timbul itu bersifat positif sehingga keluarga tinggal memberikan support penuh di Pilpres 2024.
“Kami memang terbiasa mengkomunikasikan apapun itu keputusan yang terkait, yang melibatkan keluarga, dampaknya akan terasa oleh keluarga,” kata Fery saat wawancara eksklusif di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: Wawancara Eksklusif Fery Farhati: Anies Baswedan Ajari Proses Kehidupan ke Anak
Berikut petikan wawancaranya:
Memasuki Pilpres, Bapak kan tadinya dicalonkan dengan Mas AHY dari Demokrat kemudian berubah dengan Cak Imin. Apakah ada diskusi mengenai perubahan pasangan ini?
Itu sih sudah di luar domain saya karena kejadiannya mendadak sekali. Ceritanya juga kan kita tahu.
Saya dan Pak Anies dijadwalkan hari itu di Jombang. Akhirnya saya berangkat sendiri, Pak Anies enggak karena ada urusan ini harus disesuaikan enggak bisa ditinggal.
Sambil menunggu jawaban, Mas Anies sempat ada rencana menyusul. Akhirnya karena enggak ada jawabannya, Mas Anies menyusul, baru kita bareng di Jombang yang enggak sengaja kemudian ke pesantren-pesantren.
Kita jalanin enggak sengaja ketemu dengan ibunya Gus Imin. Itu bukan diatur memang kita berencana di sana ke Denanyar (Jawa Timur) juga ke pesantren itu.
Kebetulan rumahnya Gus Imin ada di belakangnya. Jadi ibu diajak mampir. Ya sudah kemudian muncul yang enggak tahu cerita di belakangnya kan sepertinya sudah direncanakan.
Setelah itu kan ada serangan-serangan ke Bapak Anies dari Demokrat. Ibu menyikapinya bagaimana?
Alhamdulillah sih sudah lewat masanya kita sekarang bicaranya ke depan.
Kalau Pilpres ini apa yang Bapak Anies sampaikan terhadap keluarga? Karena ini kan bukan keinginan Pak Anies, tetapi amanah dari Partai?
Kami memang terbiasa mengkomunikasikan apapun itu keputusan yang terkait, yang melibatkan keluarga. Akhirnya gitu. Akhirnya dampaknya akan terasa oleh keluarga.
Amanah yang diberikan itu kan amanah yang besar yang tentunya keluarga akan terdampak atas keputusan tersebut.
Jadi Mas Anies mengkomunikasikan ‘Abah dapat Amanah ini Insyaallah ke depan kita upayakan, kita ikhtiarkan’. Dan Mas Anies selalu pamit kepada Ibu, yang nomor satu Ibunya.

Ibu Mas Anies itu yang penting buat dia adalah bukan karena pengin dapat jabatan, tapi lebih bisa membawa kebaikan. Kalau kepingin nggak usah, tapi kalau memang itu amanah Mama doakan Mama ridho, dan Mama ikut mendukung.
Dan mungkin mindset-nya itu dulu ketika Pilkada anak-anak juga melihat ini bahwa akan terdampak dengan berkurangnya waktu anak-anak masih di usia-usia yang belum dewasa. Mutiara waktu itu baru kuliah. Mikail juga masih sekolah di India.
Jadi ya sudahlah ketika itu Abah jalanin gitu kita ikut di belakangnya. Jadi lebih pasif. Kalau sekarang dapat amanah yang sekarang mereka melihat apa yang dikerjakan Abahnya di Jakarta.
Mereka merasa bangga bahwa Abahnya bisa mempunyai dampak positif untuk orang banyak.
Apalagi ketika di akhir masa jabatan, ribuan orang berbondong-bondong melepas Pak Anies.
Kami begitu terharu, kami melihat bahwa waktu yang sedikit untuk keluarga itu ternyata berkah.
Berkahnya itu dampaknya untuk orang banyak. Jadi ketika dapat amanah yang ini anak-anak sudah lebih siap dan sudah bisa membayangkan kira-kira apa dampaknya nanti kalau Abahnya nanti jadi kepala negara.
Mereka akhirnya yang besar dua ini Tia dan Mikail, dia tanya apa yang bisa kita bantu. Biar kita mau bantu.
Alhamdulillah ya sekarang Tia ikut dan mendengar masukan-masukan dari Gen Z, gimana sih memperlakukan Gen Z.
Kemudian Mikail juga ikut terlibat aktif di kegiatan pemuda yang keliling Indonesia untuk mengajak itu terlibat loh dalam pembangunan negara.
Itu jadi sebuah kegiatan yang sekaligus baik juga membawa kabar positif kepada anak muda sekaligus juga mengajak apa pada perubahan yang diusung oleh AMIN.
Jadi saya ikut senang gitu akhirnya anak-anak juga ikut terlibat menyertai langkah Abah dan meridainya.
Bapak kan sibuk keliling kampanye apakah Ibu selalu ikut dengan Pak Anies atau agenda tertentu saja?
Saya sebetulnya tidak terlalu banyak ikut bapak. Misalnya acara di Jawa Timur masuk ke pesantren ada kalangan Bu Nyai. Ketika itu saya ikut terlibat karena saya membersamai.
Kalau ada kegiatan yang terkait perempuan, pasti saya diajak bukan sebagai pendamping. Di kegiatan-kegiatan yang saya tidak perlu hadir saya nggak hadir.
Tapi saya juga mendapat undangan acara kegiatan di tempat lain seperti kemarin saya di Bandung, Pak Anies di Banten. Saya di Cirebon kemarin Bapak di Lampung lalu ke Bengkulu jadi nggak selalu harus bareng-bareng.
Kalau lagi bareng kan bisa diingatkan Ibu soal Bapak menjaga kondisi makan kalau lagi nggak bareng gimana untuk komunikasinya?
Sepertinya Pak Anies sudah bisa ngukur sendiri, tapi kadang memang kalau sudah lagi kerja non stop peluang istirahatnya ketika di kendaraan.
Nah tapi saya titip sih sama yang pendampingnya jam segini kasih buah ya, jam segini makan siang. Jangan lupa. Ajudan juga sudah otomatis mengingatkan.
Apakah Ibu tidak telepon langsung ke Pak Anies atau WhatsApp?
Terkadang saya WhatsApp sih, tetapi jawabnya agak lama atau mungkin karena enggak kebaca karena saking padatnya agenda. Jadi biasanya saya cek ke ajudan minta tolong Bapak kalau lagi pegang handphone cek WA.
Apakah Ibu ada panggilan sayang kepada Pak Anies atau memang egaliter gitu ya?
Bukan soal egaliter ya, cuman buat saya itu panggilan Anies artinya sayang. Panggilan Anies itu ya nama, tapi bukan bukan saya tidak menghormati.
Kayaknya di sini kan ada kecenderungan kalau manggil suami enggak boleh namanya. Nah kalau saya panggilan sayangnya ya Anies.
Anies juga panggilan sayangnya Ferry gitu. Anies itu sudah artinya sayang. Fery itu artinya sayang. Ya kayak AMIN itu artinya perubahan. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Ridwan Kamil: Saya Dikasih Tiga Pilihan |
![]() |
---|
Kurator IKN Ridwan Kamil: Investor Semakin Banyak Datang ke Ibu Kota Nusantara |
![]() |
---|
Simon Petrus Kamlasi tak Tega Lihat Orang Mencari Air |
![]() |
---|
Di Tangan Simon Petrus Kamlasi Warga tak Haus Lagi |
![]() |
---|
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana: Rekening Koruptor dan Keluarganya Diblokir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.