Timor Leste

Ramos Horta dari Timor Leste Desak Negara Maju Lakukan Pengurangan Emisi Karbon dan Gas Rumah Kaca

Ramos Horta menyampaikan pernyataannya itu saat memberikan pidato dalam rangkaian kegiatan Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim ke-28.

Editor: Agustinus Sape
Kepresidenan Timor Leste
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta saat menyampaikan pidato di forum COP28 di Dubai Emirat Arab. Dia mendesak negara-negara maju untuk mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca (GRK). 

POS-KUPNAG.COM, DILI - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mendesak para pemimpin dari negara-negara maju untuk melakukan pengurangan emisi karbon, Gas Rumah Kaca (GRK) dan emisi besar lainnya sehingga dapat mencapai Net Zero Emission pada 2050.

Melalui siaran pers yang diakses Tatoli, Senin 4 Desember 2023, Ramos Horta menyampaikan pernyataannya itu saat memberikan pidato dalam rangkaian kegiatan Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim ke-28 yang dikenal sebagai COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab.

"Pihak-pihak dari negara maju harus menunjukkan kepemimpinannya dalam melakukan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca dan emisi besar lainnya agar tercapai Net Zero Emission pada 2050," kata Ramos Horta melalui siaran pers.

Presiden Horta juga mengimbau kepada negara-negara maju untuk menyediakan pendanaan, dukungan teknologi dan peningkatan kapasitas dalam menghadapi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca.

Baca juga: IMF: Pertumbuhan Ekonomi Timor Leste 3,5 Persen pada Tahun 2024

Horta juga menyerukan transisi energi yang mendesak dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan di negara-negara yang paling banyak menghasilkan emisi sehingga Timor Leste berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050.

Timor Leste mengalami berbagai dampak dari perubahan iklim, seperti banjir dan kemarau panjang. Hal ini mengarah ke penurunan produksi hasil pertanian, peningkatan kerawanan pangan, dan kekurangan," kata Horta.

Mengacu pada laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mencatat emisi gas rumah kaca yang dibuat oleh manusia telah mendorong pemansan global 1,1'C sejak tahun 1850.

Dukungan Paus Fransiskus

Desakan kepada negara-negara maju ini tidak hanya dilakukan Timor Leste, tetapi juga negara-negara lain yang pernah dijajah oleh kerajaan-kerajaan. Keberanian mereka melakukan perlawanan terhadap negara tersebut mendapat restu dari Paus Fransiskus.

Para pemimpin negara-negara berkembang langsung menyampaikan pidato tingkat tinggi pada pertemuan puncak perubahan iklim PBB pada hari Sabtu untuk menekan negara-negara industri kaya agar berbagi pengetahuan mereka dalam melawan pemanasan global dan meringankan beban keuangan yang mereka hadapi – sambil menyuarakan sumber daya alam mereka sendiri yang menelan karbon yang memerangkap udara panas. 

Konferensi Para Pihak PBB yang ke-28, atau COP28, di Uni Emirat Arab yang kaya minyak, menampilkan sekitar 150 presiden, perdana menteri, bangsawan, dan pemimpin lainnya yang mempresentasikan rencana mereka untuk mengurangi emisi yang memerangkap panas dan sebagian besar mengupayakan persatuan dengan negara-negara lain untuk mencegah bencana iklim yang tampaknya semakin dekat pada tahun 2023.

Menambah otoritas moral dalam pembicaraan tersebut, Paus Fransiskus mengatakan “pengrusakan lingkungan adalah pelanggaran terhadap Tuhan” dalam sebuah surat yang dibacakan atas namanya karena ia harus membatalkan rencana untuk hadir karena radang paru-paru.

Dalam surat yang dibacakan oleh Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin, Paus Fransiskus mencatat bahwa hampir seluruh dunia yang “membutuhkan” “bertanggung jawab atas hampir 10 persen emisi racun, sementara kesenjangan antara kelompok kaya dan kelompok miskin semakin besar tidak pernah seburuk ini.”

“Masyarakat miskin adalah korban nyata dari apa yang terjadi: kita hanya perlu memikirkan penderitaan masyarakat adat, penggundulan hutan, tragedi kelaparan, kerawanan air dan pangan, serta migrasi paksa,” demikian isi surat Paus.

Baca juga: PLN Paparkan Konsep Transisi Energi Menuju COP28 Pada Acara Puncak Festival LIKE 2023 

Beberapa pemimpin Afrika menyatakan bahwa hutan hujan di benua mereka membantu melahap kelebihan karbon dioksida di udara dan menekankan bagaimana negara mereka hanya mengeluarkan sebagian kecil emisi yang memerangkap panas dibandingkan dengan negara-negara kaya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved