Berita Kota Kupang

HUT ke-31 Pos Kupang, Refleksi Untuk Terus Berjaga-jaga 

Tuhan meminta kita untuk berjaga-jaga dengan tindakan aktif bukan tindakan pasif, yang dimaksudkan adalah berjaga-jaga.

Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
POTONG KUE - Pemimpin Perusahaan PT Timor Media Grafika Margaretha Iin Wahyuningrum memberikan potong kue pertama kepada Istri Almarhum Damyan Godho selaku pendiri Pos Kupang. Kegiatan dalam rangka syukuran HUT ke-31 Pos Kupang ini berlangsung di Pantai Batu Nona Kupang pada Sabtu,2 Desember 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Family Gathering memperingati Hari Ulang Tahun HUT ke-31 Pos Kupang banyak pesan yang bisa dijadikan refleksi bagi Pos Kupang ke depannya.

Dalam kotbahnya, Romo Hiro Nitsae mengatakan, di usia ke-31 tahun dan kemudian keluarga besar memutuskan mengambil tema Bangga Lokal, Bangga NTT jika ditarik lebih spesifik lagi maka bisa menggunakan kalimat Cinta Lokal, Cinta NTT dan sebenarnya Bangga Lokal dan Bangga NTT di dalamnya juga sudah berbicara soal kecintaan. 

"Maka sampai di titik ini kesimpulan paling umum ketika mengatakan Bangga Lokal, Bangga NTT itu kita berbicara soal kecintaan kita untuk satu pribadi yang lebih utama dan pribadi yang lebih utama adalah Tuhan dalam keyakinan kita masing-masing,"jelasnya dalam kotbah.

Baca juga: Pos Kupang Jadi Juara Mitra Komunikasi Strategis BI NTT

Kita percaya bahwa ada satu pribadi lain yang sangat kita imani dan kita amini dan itulah yang membawa kita sampai juga pada kesimpulan kalau memang kita bangga secara lokal dan juga kita bangga secara NTT untuk apa pun yang telah Tuhan anugerahkan pada Pos Kupang.

Dari perikop bacaan pertama ia menjelaskan, ada dua tipe kelompok yang berbicara tentang ketertutupan hati dan keterbukaan hati. Ketertutupan hati berkaitan dengan orang-orang Farisi yang sekalipun sadar bahwa Tuhan ada bagi mereka tetapi, mereka sama sekali menolak kehadiran Tuhan untuk setiap pewartaan yang Tuhan bawa bagi mereka.

Karena itu, sekali pun Tuhan selalu ada dalam keseharian mereka tetapi, bagi mereka Tuhan tidak pernah menghadirkan diri untuk mereka karena yang ada pada mereka adalah mesias yang lain bukan mesias yang ada pada mereka. Sehingga tidak mengherankan kalau mereka tetap menutup hati karena bagi mereka adalah keegoisan dan kesombongan-kesombongan lahiriah yang muncul sebagai bentuk penolakan terhadap Tuhan yang ada di hadapan mereka. 

Baca juga: Aguafit Bantu 100 Dus Air Mineral untuk Jalan Sehat Pos Kupang Bersama Bank NTT dan Pitoby Group

"Semua kita yang hadir ada di sini adalah pribadi-pribadi yang senantiasa terbuka untuk mengimani pribadi iman kita masing-masing,"tegasnya.

Keluarga besar Pos Kupang datang berkumpul merayakan perayaan Ekaristi untuk mensyukuri ulang tahun Pos Kupang yang ke-31 karena punya kesadaran untuk keterbukaan hati. Pada bagian awal dalam kata pengantar ia mengatakan, orang-orang yang pulang adalah orang-orang yang paham, terbuka, sadar bahwa apa yang dia dapat selama 31 tahun ini karena Tuhan bukan karena kemampuan dirinya semata. "Tidak bisa, tidak,"ujarnya.

Mungkin yang hadir pada kesempatan berharga ini tersisa sebagian kecil dari orang-orang yang berjuang sejak nol ketika Pos Kupang untuk pertama kalinya berdiri dengan dinamika jatuh bangun di dalamnya dan semua percaya bahwa sampai usia 31 tahun ini keluarga besar Pos Kupang tidak bisa melepaskan kenyataan latar belakang sejarah yang telah dilewati.

Baca juga: Bobby Pitoby Apresiasi Pos Kupang Sukses Menggelar Jalan Santai Berhadiah Rumah

Dalam konsep filsafat dikatakannya bahwa manusia adalah makhluk individual, makhluk sosial dan juga makhluk menyejarah. Menyejarahnya manusia juga bisa dibuktikan melalui setiap refleksi tentang apa pun yang telah ia lewati termasuk perjalanan selama 31 tahun Pos Kupang.

Pada bacaan Injil juga diminta untuk sampai pada satu titik refleksi yang tidak boleh dilupakanyakni untuk terus berjaga-jaga sesuai perikop Injil yaitu Nasihat Supaya Berjaga-jaga. 

Yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa kita harus berjaga-jaga dan dalam konteks apakah kita harus berjaga-jaga? atau lebih spesifiknya lagi adalah apa yang dimaksudkan oleh penginjil Lukas dengan diksi Berjaga-jaga?

Baca juga: Simak Undian Doorprize Paruh Pertama Jalan Santai Pos Kupang Rame Rame Bakumpul

Berjaga-jaga ini dapat dimaknai dalam dua kecenderungan yang terjadi karena kita masih manusia. karena itu kita perlu mengantisipasi kecenderungan kita untuk dua hal. Pertama, kecenderungan manusia adalah bisa terjun bebas pada hal-hal duniawi. Ada satu wanti-wanti yang Tuhan katakan dalam penginjil Lukas supaya pada akhirnya untuk berjaga-jaga dari kecenderungan manusia untuk jatuh dalam pesta pora dan kemabukan.

Pesta pora dan kemabukan ini jangan diartikan secara harafiah karena justru kita diminta untuk berjaga-jaga dalam kecenderungan karena kita masih manusia yang memungkinkan kita untuk jatuh pada hal-hal lahiriah yang membuat kita melupakan hal yang paling utama dan prioritas.

Baca juga: Ratusan Siswa SMPK Sta. Theresia Kupang Antusias Ramaikan Event Pos Kupang Rame-Rame Bakumpul

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved