Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif dengan Savic Ali: Mahfud MD Diterima Semua Kalangan

Mahfud MD satu-satunya sosok calon wakil presiden yang dapat menjawab keresahan dan tuntutan keadilan dari masyarakat Indonesia.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Savic Ali 

Saya kira bisa ya karena saya menganggap Pak Mahfud dari awal adalah sosok yang laik. Saya kira orang yang berpikir seperti saya ada cukup banyak paling tidak ditunjukkan oleh survei gitu ya.

Bahkan Pak Mahfus lebih tinggi surveinya dari sejumlah orang yang mungkin sudah berkampanye atau mengajukan diri.

Jadi saya menganggap bahwa ada banyak orang yang memang menginginkan. Dan Ganjar-Mahfud ini kan saya kira dua kandidat yang relatif bebannya paling kecil.

Saya kira berdasar track record gitu kan, berdasarkan record dibandingkan kandidat lain bebannya paling ringan atau paling kecil. Atas dasar itu saya kira publik akan bisa menerima.

Karena kan pertama-tama kita memilih itu sebelum urusan gagasan yang ditawarkan semua akan dilihatnya track record. Saya kira berdasar track record, Pak Mahfud sudah menjadi pejabat cukup lama tapi praktis relatif tidak punya kasus.

Enggak mudah untuk mencari orang yang menjabat sekian lama tapi tidak punya kasus. Pak Mahfud pernah jadi menteri, anggota DPR, pernah terlibat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi kemudian menjadi menteri lagi.

Artinya sudah di eksekutif, legislatif juga sudah, dan yudikatif sudah. Bisa dibilang Pak Mahfud pejabat yang bersih.

Lebih enak menjualnya karena distorsinya tidak ada?

Ya betul yang kedua juga Pak Mahfud berasal dari latar belakang plural dan pesantren. Saya kira kan kita tahu bahwa Pemilu ini kan besar sekali orang memilih itu kan ada yang pertimbangan rasional, visi misi dilihat, tawaran-tawarannya dipertimbangkan.

Tapi kan juga ada faktor roso itulah jawabannya. Roso dan rasio ini saya kira pasangan Ganjar Mahfud bisa diterima. Secara roso atau feeling saya kira mereka juga dua figur yang saya kira kerayakyatan cukup dekat dengan masyarakat.

Secara profil ini dua profil yang saya kira mewakili profil kebanyakan masyarakat kita.

Mas Savid tentu sudah turun ke beberapa daerah terutama di kalangan-kalangan Nahdliyin dan kyai-kyai kemudian kalangan pesantren. Apa yang Anda tangkap pendapat mereka terhadap pasangan Ganjar Mahud?

Tidak bisa digenelisir karena setiap tempat berbeda. Misal di Jawa Tengah yang secara umum memang menjadi basis PDIP saya kira keberterimaan Pak Mahfud dan Mas Ganjar juga tinggi.

Di Jawa Timur yang pada dasarnya PDIP juga kuat tapi tidak sedominan di Jawa Tengah itu mungkin bahwa Mas Ganjar agak kesulitan untuk masuk ke banyak tempat tetapi Pak Mahfud bisa diterima di berbagai tempat.

Pak Mahfud sendiri kan sejak zaman bareng Gus Dur itu kan memang sering silaturahmi pesantren jadi punya jaringan dengan kiyai dan dengan pesantren. Nah di situ kemudian juga kita di Banten, di Jawa Barat juga sama Pak Mahfud secara umum praktis tidak ada resistensi.

Saya kira Pak Mahfud orang yang praktis bisa diterima oleh semua pihak, semua kalangan karena dia mewakili kalangan santri pesantren tetapi beliau juga punya pemikiran yang sangat moderat, pro kebhinekaan sehingga juga diterima oleh kalangan-kalangan minoritas.

Memang kalau kita ngomong urusan elektoral ini ada situasi mungkin di bagian tempat teman-teman di Jawa Timur kita ini kan telat istilahnya, telat masuk.

Pak Mahfud ini kan baru jalan praktik ketika habis di deklarasikan bulan Oktober kemarin. Jadi praktis kita telat masuk ke kantong-kantong yang sebenarnya Pak Mahfud punya jaringan tradisional di situ sementara kandidat lain itu sudah masuk duluan dari beberapa bulan yang lalu atau bahkan ada dari tahun lalu.

Artinya ada situasi memang di beberapa tempat kita ini terlambat tetapi kita mulai komunikasi dengan sejumlah kalangan gitu kan. Namun Pak Mahfud sudah menjalin komunikasi dengan pesantren dan tokoh muslim.

Alhamdulillah diterima dengan baik kemarin habis dari Bogor salah satu pesantren tua. Kemarin juga ada pesantren besar di Bagong ini menarik karena berpuluh-puluh tahun nggak mau menerima kandidat capres cawapres tapi kemarin akhirnya pesantren bersedia.

Tadi disampikan beberapa kantong-kantong sudah lebih dulu dimasukkan oleh kandidat lain. Bagaimana kemudian tim Pak Mahfud akan masuk memberikan penawaran, mengubah meyakinkan mereka?

Ya kita menjalin komunikasi dengan jaringan-jaringan terutama dengan sesepuh ataupun kyai karena memang pada dasarnya hubungan baik itu kan harus dijaga.

Memang sebelumnya sudah berteman dengan manusia tetap berteman terlepas dari hubungan politiknya kemanaz. Artinya komunikasi tetap di bangun tetapi kita juga melihat memang kan dalam pendidikan mungkin ada ikatan-ikatan, ada irisan apakah manusia mungkin bergeser atau tidak.

Kalau memang tidak bergeser yasudah kita bersilaturahmi saja. Jadinya terhadap diri sendiri yakinkan bahwa sejajar maksudnya pilihan yang paling baik buat beliau kiyai dan para sesepuh.

Misalkanya di Jawa Timur lingkungan pesantren yang memang berpolitik kalau dia udah berparta atau berpartai kan otomatis dukungannya juga akan ke kandidat yang dicalonkan oleh partai tersebut.

Situasi seperti itu tidak mudah untuk misal diajak oleh Pak Mahfud tetapi kami menemukan ada situasi yang sebenarnya banyak banyak orang yang cocok dengan pasangan Ganjar Mahfud tetapi memang situasinya mungkin sudah kadung memberikan komitmen atau memberikan dukungan secara publik terhadap kandidat yang lain.

Kalau dari kalangan Gusdurian bagaimana?

Yang dimaksud jaringan Gusdurian Indonesia yang di bawah koordinasi Mbak Anisa Wahid komitmennya seperti PBNU jadi tidak terlibat politik praktis.

Karena juga dari Gusdurian itu bekerja untuk isu-isu kebangsaan yang seringkali memang berurudan dengan semua pihak, berurusan sama banyak lingkaran, banyak komunitas atau juga kelompok-kelompok yang afiliasinya mungkin beda-beda.

Jaringan Gusdurian mengambil posisi itu tetapi kita sebagai pribadi punya hak untuk mendukung. Saya pengurus PBNU tetapi saya enggak boleh menggunakan Kantor NU,enggak boleh menggunakan fasilitas NU atau bendera NU makanya saya dalam konteks kapasitas pribadi.

Saya kenal cukup banyak jaringan teman-teman muda NU saya juga dulu aktif di aktivis98 ada cukup banyak teman-teman yang zaman 98 juga aktif cocok dengan Ganjar Mahfud.

Jadi saya bekerja dengan mereka ini, saya tidak bekerja dengan jaringan pengurus PBNU karena secara secara organisasi tidak boleh berkampanye.

Saya sebagai mantan aktivis 98 spiritnya adalah memperjuangkan demokrasi ketika saya melihat bahwa ada peluang untuk memajukan demokrasi ya saya harus ikut bekerja.

Dan karena saya melihat ada potensi kemunduran demokrasi ya saya harus bekerja agar itu tidak terjadi.

Apakah Mas Savic berada di dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud lalu siapa saja yang direkrut ke dalam?

Sebagian bergabung di TPN sebagian tidak. Di TPN kan ada struktur gitu kan misalnya di TPN mungkin ada tanggung jawab urusan siber.

Karena saya dikenal di teman-teman TPN sebagai aktivis online yang aktif di Twitter. Saya memang dianggap melek internet gitu kan saya sama teman-teman dulu generasi pertama ikut memberikan ilmu online.

Saya juga membuat website islaman yang lain saya dipandang memang kompetensi saya di dunia online atau siber. Jadi saya di TPN posisinya sebagai salah satu direktur di urusan siber.

Tetapi dalam konteks Pak Mahfud saya menangani jaringan karena kebetulan memang saya punya background aktivis 98 yang kemudian punya jejaring yang cukup luas di berbagai kota di Indonesia.

Termasuk jelang debat capres-cawapres ini juga dipersiapkan oleh Mas Savic ya?

Iya itu disusun bersama dengan teman-teman TPN. (tribun network/reynas abdila)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved