Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif dengan Savic Ali: Mahfud MD Diterima Semua Kalangan

Mahfud MD satu-satunya sosok calon wakil presiden yang dapat menjawab keresahan dan tuntutan keadilan dari masyarakat Indonesia.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Savic Ali 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Direktur Komunikasi Online Tim Mahfud MD (MMD), Savic Ali meyakini Mahfud MD satu-satunya sosok calon wakil presiden yang dapat menjawab keresahan dan tuntutan keadilan dari masyarakat Indonesia.

Pengalaman Mahfud MD yang pernah bekerja di eksekutif, legislatif dan yudikatif menjadi modal kuat untuk memimpin negeri.

Menurut Savic Ali, Mahud MD juga memiliki keterikatan kuat dengan pesantren.

“Pak Mahfud sendiri kan sejak zaman bareng Gus Dur itu kan memang sering silaturahmi pesantren jadi punya jaringan dengan kiyai dan para sesepuh,” ucap Savic Ali saat podcast di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Savic menilai hanya Mahfud MD yang bisa diterima oleh semua kalangan diberbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten.

Pun setiap kunjungan Mahfud MD ke jaringan pesantren, tokoh Islam dan kyai selalu menerima dengan baik.

“Saya kira Pak Mahfud orang yang praktis bisa diterima oleh semua pihak, semua kalangan karena dia mewakili kalangan santri pesantren tetapi beliau juga punya pemikiran yang sangat moderat, pro kebhinekaan sehingga juga diterima oleh kalangan-kalangan minoritas,” imbuhnya.

Savic Ali menyebut untuk elektoral di Jawa Timur memang sedikit tertinggi karena telat masuk berbeda dengan kandidat lain yang sudah lebih dulu melakukan kampanye.

“Pak Mahfud ini kan baru jalan praktik ketika habis di deklarasikan bulan Oktober kemarin. Jadi praktis kita telat masuk ke kantong-kantong yang sebenarnya Pak Mahfud punya jaringan tradisional di situ sementara kandidat lain itu sudah masuk duluan dari beberapa bulan yang lalu atau bahkan ada dari tahun lalu,” pungkas dia.

Simak Wawancara Eksklusif News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat dengan Savic Ali:

Sekarang apakah masih aktif di PBNU?

Cuti, di PBNU ada kebijakan bahwa pengurusa yang terlibat dalam konteks tim pemenangan resmi capres-cawapres itu harus cuti.

Kapan pengajuannya?

Minggu lalu kemudian ada rapat artinya beberapa pengurus PBNU semua layer tidak hanya dil level tertentu tapi yang ada di bawahnya.

Artinya beberapa pengurus PBNU yang ikut dalam konstelasi demokrasi ini untuk berdiri juga mengajukan cuti?

Iya betul karena komitmen PBNU untuk berdiri di atas semua golongan.

Anda terlibat dalam ajang lima tahun ini memang dipilih atau diminta langsung oleh Pak Mahfud?

Tepatnya saya yang datang ke Pak Mahfud jadi saya bukan dipilih jadi saya menganggap Indonesia ini kan relatif demokratis artinya ruang demokratis ini harus kita gunakan sebagai mungkin untuk mendorong proses agar lebih maju dan lebih baik.

Saya merasa Pak Mahfud adalah salah satu nama yang muncul sebagai kandidat untuk menjadi presiden atau cawapres maka saya sudah beberapa bulan yang lalu saya bersilaturahmi dan bertanya ke Pak Mahfud.

Ini kan nama Pak Mahfud selalu muncul dalam survei padahal enggak pernah melakukan kampanye, enggak pernah pasang baliho, secara online juga nggak tetapi namanya selalu ada di tiga besar.

Kemudian karena saya menganggap Indonesia punya seorang Mahfud MD sayang sekali kalau dia tidak masuk dalam kandidat capres ataupun cawapres.

Saya yang datang ke Pak Mahfud dan mencoba meyakinkan agar beliau bersedia mendukung sebagai kandidat cawapres.

Jadi sebelum diumumkan Mas Savic terlebih dahulu memberikan saran kepada Prof Mahfud?

Ya betul-betul.

Kalau boleh tahu sedekat apa dengan Prof Mahfud?

Secara pribadi mungkin saya enggak dekat-dekat banget. Saya bukan orang yang biasa main ke rumah beliau tapi saya sudah kenal Pak Mahfud lama.

Saya sudah tahu sejak dulu Pak Mahfud sama Gus Dur ya. Dari zaman Pak Mahfud jadi menterinya Gus Dur lalu menjadi salah satu kandidat cawapres yang muncul pada tahun 2014.

Saya waktu itu bersentuhan langsung dengan Pak Mahfud saya masih ingat beberapa hari sebelum akhirnya batal itu saya salah satu orang yang ikut jagong.

Kemudian 2019 itu juga saya jadi salah satu orang yang juga menemai Pak Mahfud waktu dipanggil Istana malam itu.

Ada beberapa orang enam orang lebih pada waktu itu, saya orang yang juga ikut menemani Pak Mahfud di momen-momen krusial dipanggil Istana dan kemudian dibilangin untuk mempersiapkan diri tapi akhirnya batal juga.

Jadi ya praktis mungkin tiga kali pemilu itu saya memang ikut menjadi teman diskusi di sekitar Pak Mahfud.

Dulu batal sekarang resmi, kalau boleh tahu Pak Mahfud sempat curhat ke Mas Savic?

Ya tidak Pak Mahfud sebetulnya sudah relatif nothing to lose sama seperti disampaikan gitu ya. Beliau mengutip ayat Al-Quran bahwa Tuhan itu memuliakan orang yang ingin dimuliakan.

Dengan pengalaman 2014 dan pengalaman 2019 yang hitungan jam gitu batal jadi beliau tidak melakukan upaya mengajukan diri dan berkampanye juga nggak.

Bahkan cenderung nggak mau, banyak orang yang saya kira udah membujuk Pak Mahfud tetapi jawabannya negatif responnya beliau ingin bekerja saja.

Beberapa bulan yang lalu 6 bulan - 5 bulan yang lalu kesannya itu para pendukung yang ingin Pak Mahfud maju, beliau malahan enggak mau disebut sebagai salah satu kandidat.

Pak Mahfud nggak mau menghadiri forum-forum yang mengendorse dia menjadi kandidat pilpres ya beliau bekerja saja.

Beberapa teman termasuk saya juga yang bilang ya walaupun Pak Mahfud tidak mau dan juga enggak berikhtiar untuk ke arah sana, enggak berkampanye, enggak menonjolkan diri enggak tampil di media tapi kan memang Pak Mahfud diinginkan oleh sekian orang.

Prof Mahfud minta waktu tidak sebelum akhirnya mengiyakan?

Tidak, seperti 2019 saya menemani Pak Mahfud praktis ketika kalau dulu kan dipanggil Pak Jokowi kemarin kan dipanggil oleh Bu Mega.

Saya juga bareng rombongan Pak Mahfud waktu itu rombongan lagi ada di Surabaya. Jadi sebelum kita jalan karena Pak Mahfud hadir di STAI Gus Ghofur Maimoen di Rembang memang diminta lama hadir.

Hari Senin malam balik kemudian Selasa bertemu Bu Mega diminta ya Pak Mahfud bersedia. Ini karena banyak rakyat yang menginginkan Pak Mahfud.

Termasuk meminta waktu dengan Mas Ganjar?

Sebelumnya ada beberapa pertemuan tetapi saya tidak tahu

Ganjar-Mahfud yang diyakini Mas Savic sebagai tim pemenangan apa bisa kemudian mendapatkan simpati kepada masyarakat?

Saya kira bisa ya karena saya menganggap Pak Mahfud dari awal adalah sosok yang laik. Saya kira orang yang berpikir seperti saya ada cukup banyak paling tidak ditunjukkan oleh survei gitu ya.

Bahkan Pak Mahfus lebih tinggi surveinya dari sejumlah orang yang mungkin sudah berkampanye atau mengajukan diri.

Jadi saya menganggap bahwa ada banyak orang yang memang menginginkan. Dan Ganjar-Mahfud ini kan saya kira dua kandidat yang relatif bebannya paling kecil.

Saya kira berdasar track record gitu kan, berdasarkan record dibandingkan kandidat lain bebannya paling ringan atau paling kecil. Atas dasar itu saya kira publik akan bisa menerima.

Karena kan pertama-tama kita memilih itu sebelum urusan gagasan yang ditawarkan semua akan dilihatnya track record. Saya kira berdasar track record, Pak Mahfud sudah menjadi pejabat cukup lama tapi praktis relatif tidak punya kasus.

Enggak mudah untuk mencari orang yang menjabat sekian lama tapi tidak punya kasus. Pak Mahfud pernah jadi menteri, anggota DPR, pernah terlibat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi kemudian menjadi menteri lagi.

Artinya sudah di eksekutif, legislatif juga sudah, dan yudikatif sudah. Bisa dibilang Pak Mahfud pejabat yang bersih.

Lebih enak menjualnya karena distorsinya tidak ada?

Ya betul yang kedua juga Pak Mahfud berasal dari latar belakang plural dan pesantren. Saya kira kan kita tahu bahwa Pemilu ini kan besar sekali orang memilih itu kan ada yang pertimbangan rasional, visi misi dilihat, tawaran-tawarannya dipertimbangkan.

Tapi kan juga ada faktor roso itulah jawabannya. Roso dan rasio ini saya kira pasangan Ganjar Mahfud bisa diterima. Secara roso atau feeling saya kira mereka juga dua figur yang saya kira kerayakyatan cukup dekat dengan masyarakat.

Secara profil ini dua profil yang saya kira mewakili profil kebanyakan masyarakat kita.

Mas Savid tentu sudah turun ke beberapa daerah terutama di kalangan-kalangan Nahdliyin dan kyai-kyai kemudian kalangan pesantren. Apa yang Anda tangkap pendapat mereka terhadap pasangan Ganjar Mahud?

Tidak bisa digenelisir karena setiap tempat berbeda. Misal di Jawa Tengah yang secara umum memang menjadi basis PDIP saya kira keberterimaan Pak Mahfud dan Mas Ganjar juga tinggi.

Di Jawa Timur yang pada dasarnya PDIP juga kuat tapi tidak sedominan di Jawa Tengah itu mungkin bahwa Mas Ganjar agak kesulitan untuk masuk ke banyak tempat tetapi Pak Mahfud bisa diterima di berbagai tempat.

Pak Mahfud sendiri kan sejak zaman bareng Gus Dur itu kan memang sering silaturahmi pesantren jadi punya jaringan dengan kiyai dan dengan pesantren. Nah di situ kemudian juga kita di Banten, di Jawa Barat juga sama Pak Mahfud secara umum praktis tidak ada resistensi.

Saya kira Pak Mahfud orang yang praktis bisa diterima oleh semua pihak, semua kalangan karena dia mewakili kalangan santri pesantren tetapi beliau juga punya pemikiran yang sangat moderat, pro kebhinekaan sehingga juga diterima oleh kalangan-kalangan minoritas.

Memang kalau kita ngomong urusan elektoral ini ada situasi mungkin di bagian tempat teman-teman di Jawa Timur kita ini kan telat istilahnya, telat masuk.

Pak Mahfud ini kan baru jalan praktik ketika habis di deklarasikan bulan Oktober kemarin. Jadi praktis kita telat masuk ke kantong-kantong yang sebenarnya Pak Mahfud punya jaringan tradisional di situ sementara kandidat lain itu sudah masuk duluan dari beberapa bulan yang lalu atau bahkan ada dari tahun lalu.

Artinya ada situasi memang di beberapa tempat kita ini terlambat tetapi kita mulai komunikasi dengan sejumlah kalangan gitu kan. Namun Pak Mahfud sudah menjalin komunikasi dengan pesantren dan tokoh muslim.

Alhamdulillah diterima dengan baik kemarin habis dari Bogor salah satu pesantren tua. Kemarin juga ada pesantren besar di Bagong ini menarik karena berpuluh-puluh tahun nggak mau menerima kandidat capres cawapres tapi kemarin akhirnya pesantren bersedia.

Tadi disampikan beberapa kantong-kantong sudah lebih dulu dimasukkan oleh kandidat lain. Bagaimana kemudian tim Pak Mahfud akan masuk memberikan penawaran, mengubah meyakinkan mereka?

Ya kita menjalin komunikasi dengan jaringan-jaringan terutama dengan sesepuh ataupun kyai karena memang pada dasarnya hubungan baik itu kan harus dijaga.

Memang sebelumnya sudah berteman dengan manusia tetap berteman terlepas dari hubungan politiknya kemanaz. Artinya komunikasi tetap di bangun tetapi kita juga melihat memang kan dalam pendidikan mungkin ada ikatan-ikatan, ada irisan apakah manusia mungkin bergeser atau tidak.

Kalau memang tidak bergeser yasudah kita bersilaturahmi saja. Jadinya terhadap diri sendiri yakinkan bahwa sejajar maksudnya pilihan yang paling baik buat beliau kiyai dan para sesepuh.

Misalkanya di Jawa Timur lingkungan pesantren yang memang berpolitik kalau dia udah berparta atau berpartai kan otomatis dukungannya juga akan ke kandidat yang dicalonkan oleh partai tersebut.

Situasi seperti itu tidak mudah untuk misal diajak oleh Pak Mahfud tetapi kami menemukan ada situasi yang sebenarnya banyak banyak orang yang cocok dengan pasangan Ganjar Mahfud tetapi memang situasinya mungkin sudah kadung memberikan komitmen atau memberikan dukungan secara publik terhadap kandidat yang lain.

Kalau dari kalangan Gusdurian bagaimana?

Yang dimaksud jaringan Gusdurian Indonesia yang di bawah koordinasi Mbak Anisa Wahid komitmennya seperti PBNU jadi tidak terlibat politik praktis.

Karena juga dari Gusdurian itu bekerja untuk isu-isu kebangsaan yang seringkali memang berurudan dengan semua pihak, berurusan sama banyak lingkaran, banyak komunitas atau juga kelompok-kelompok yang afiliasinya mungkin beda-beda.

Jaringan Gusdurian mengambil posisi itu tetapi kita sebagai pribadi punya hak untuk mendukung. Saya pengurus PBNU tetapi saya enggak boleh menggunakan Kantor NU,enggak boleh menggunakan fasilitas NU atau bendera NU makanya saya dalam konteks kapasitas pribadi.

Saya kenal cukup banyak jaringan teman-teman muda NU saya juga dulu aktif di aktivis98 ada cukup banyak teman-teman yang zaman 98 juga aktif cocok dengan Ganjar Mahfud.

Jadi saya bekerja dengan mereka ini, saya tidak bekerja dengan jaringan pengurus PBNU karena secara secara organisasi tidak boleh berkampanye.

Saya sebagai mantan aktivis 98 spiritnya adalah memperjuangkan demokrasi ketika saya melihat bahwa ada peluang untuk memajukan demokrasi ya saya harus ikut bekerja.

Dan karena saya melihat ada potensi kemunduran demokrasi ya saya harus bekerja agar itu tidak terjadi.

Apakah Mas Savic berada di dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud lalu siapa saja yang direkrut ke dalam?

Sebagian bergabung di TPN sebagian tidak. Di TPN kan ada struktur gitu kan misalnya di TPN mungkin ada tanggung jawab urusan siber.

Karena saya dikenal di teman-teman TPN sebagai aktivis online yang aktif di Twitter. Saya memang dianggap melek internet gitu kan saya sama teman-teman dulu generasi pertama ikut memberikan ilmu online.

Saya juga membuat website islaman yang lain saya dipandang memang kompetensi saya di dunia online atau siber. Jadi saya di TPN posisinya sebagai salah satu direktur di urusan siber.

Tetapi dalam konteks Pak Mahfud saya menangani jaringan karena kebetulan memang saya punya background aktivis 98 yang kemudian punya jejaring yang cukup luas di berbagai kota di Indonesia.

Termasuk jelang debat capres-cawapres ini juga dipersiapkan oleh Mas Savic ya?

Iya itu disusun bersama dengan teman-teman TPN. (tribun network/reynas abdila)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved