KKB Papua

Pamit ke Keluarga untuk Merantau ke Indonesia Timur, Triyono Malah Tewas Ditembak KKB Papua

Sungguh malang nasib Triyono, warga asal Desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobongan, Provinsi Jawa Tengah. Ingin kerja di Papua tapi tewas.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
TEWAS – Triyono, seorang warga asal Desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobongan, Provinsi Jawa Tengah tewas meregang nyawa di tangan anggota KKB Papua. Korban dihabisi secara brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang berkeliaran di daerah itu. 

POS-KUPANG.COM – Sungguh malang nasib Triyono, warga asal Desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobongan, Provinsi Jawa Tengah. Pamit ke keluarga untuk merantau ke Indonesia Timur, pria ini malah tewas ditembak KKB Papua.

Kisah haru ini dibeberkan Kepala Desa Wates Iswahyudi, ketika dihubungi awak media melalui telepon selulernya, sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari Kompas.Com, Rabu 29 November 2023.

Dia menyebutkan bahwa Triyono merupakan salah satu korban penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata pada Jumat 24 November 2023 sore.

Saat itu, katanya, Triyono bersama empat teman lainnya sedang bekerja membangun gedung puskesmas di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Saat sedang larut dalam pekerjaan, tiba-tiba mereka dihampiri beberapa pria yang bersenjata lengkap. Para pria itu sama sekali tidak dikenal. Penampilannya juga sangar.

Tanpa banyak bicara, para pria bersenjata api tersebut langsung melakukan tindakan tak terpuji, dengan menyerang secara membabibuta para pekerja di tempat itu.

Dalam insiden itu, tiga pekerja langsung tewas seketika. Ketiga korban itu menderita luka tembak hingga sabetan parang pada sejumlah bagian tubuh lainnya.

Iswahyudi mengungkapkan, bahwa ketika kabar bahwa Triyono menjadi korban keganasan KKB Papua, keluarga praktis tak bisa berkata-kata. Sebab apa yang dikhawatirkan itu akhirnya benar-benar terbukti.

Bahwa sebelum Triyono pamit untuk merantau ke Papua, keluarga telah mengingatkannya. Keluarga bahkan menolak keinginan korban untuk mencari uang guna menghidupi istri dan anak-anaknya dengan cara merantau ke Tanah Papua.

 Akan tetapi, larangan keluarga itu tak didengar. Triyono malah meminta keluarga untuk mendukungnya. Karena dengan bekerja di Papua, ia bisa menghidupi keluarga dan membiayai pendidikan anak-anaknya.

Kepada keluarga Triyono juga mengungkapkan bahwa sudah ada pekerjaan yang menantinya di tanah rantau tersebut. Di daerah itu, ia bersama empat pekerja lainnya akan membangun puskesmas di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Mendengar penjelasan itu, keluarga pun mengiyakan, hingga akhirnya Triyono meninggalkan istri dan anak-anaknya. Korban ke Papua baru sekitar hampir dua bulan lamanya.

"Baru satu bulan lebih korban berangkat ke Papua Tengah. Triyono memang pekerja bangunan. Korban juga sudah terbiasa ke luar kota untuk bekerja," ungkap Iswahyudi.

Memang, ungkap Iswahyudi lagi, bahwa menjelang keberangkatan ke Papua Tengah, keluarga kembali lagi melarangnya, sebab daerah yang dituju merupakan wilayah konflik yang selalu menelan korban jiwa.

Akan tetapi, lanjut dia, korban tak menghiraukan semua yang disampaikan keluarga. Ia malah bersikeras untuk berangkat ke Papua demi mengubah nasib hidup keluarganya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved