Berita Lembata

Dosen Undana Hamzah Wulakada Pimpin Tim Penyusunan Naskah Pokok Pikiran Kebudayaan Lembata

Ini akan memperkaya tim dalam kaitan dengan perumusan pokok-pokok pikiran kebudayaan Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
TIM PENYUSUN - Tim Penyusun naskah pokok pikiran kebudayaan Lembata bersama para pandu budaya dan pemerhati kebudayaan berpose bersama usai diskusi di Mario Cafe, Lamahora, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu, 22 November 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Kabupaten Lembata mulai serius menempatkan kebudayaan daerah sebagai salah satu bagian dari pilar pembangunan masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan perintah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Maka dari itu, pemerintah daerah telah membentuk tim penyusunan naskah pokok pikiran kebudayaan Lembata yang diketuai dosen Universitas Nusa Cendana (Undana) Doktor Hamzah Wulakada dibantu Magister Lingkungan Petrus Pulang. Keduanya juga merupakan akademisi asli Lembata

Tim yang didukung penuh oleh para Pandu Budaya Lembata ini sudah mulai mendata dan mengidentifikasi pokok-pokok pikiran kebudayaan Lembata, 21-24 November 2023.

Mereka juga mengundang para tokoh masyarakat dan tokoh kebudayaan dari masing-masing kecamatan untuk berbicara tentang potensi dan tantangan kebudayaan di Lembata.

Baca juga: Bawaslu Lembata Apresiasi Partai Politik dan Minta Aparat Desa Bisa Netral

Petrus Ata Tukan, pemerhati kebudayaan di Kecamatan Atadei, bersyukur karena pemerintah daerah akhirnya membentuk tim untuk mengidentifikasi potensi-potensi kebudayaan yang ada di Lembata.

Selama ini, upaya pemajuan kebudayaan hanya dilakukan oleh individu-individu yang memang punya minat dan perhatian khusus pada kebudayaan yang ada di Lembata. Individu pemerhati kebudayaan seperti dirinya tidak terorganisasi secara baik.

“Tantangannya adalah banyak orangtua penutur sejarah dan kebudayaan sudah meninggal dunia dan mulai pikun karena usia yang semakin tua. Sementara anak muda sekarang sudah tidak tertarik lagi belajar sejarah dan budaya,” ujar Petrus yang sudah menulis dua jilid buku tentang sejarah kampung Atakore, Rabu, 22 November 2023 di Mario Cafe.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan, Apolonaris Mayan, mengatakan penyusunan naskah pokok pikiran kebudayaan melibatkan ahli, akademisi, peneliti dan pemerhati budaya.

Setelah pelbagai pertemuan dan pembahasan, tim kemudian menggelar kelompok diskusi terarah atau focus grup discussion (FGD) untuk mendengar nasihat dan masukan dari para pemerhati budaya di sembilan kecamatan yang ada di Lembata.

“Ini akan memperkaya tim dalam kaitan dengan perumusan pokok-pokok pikiran kebudayaan Lembata,” ujarnya.

Hasil dari identifikasi dan pendataan ini akan dipaparkan dalam seminar pada Jumat, 24 November 2023 besok.

Menurut Apolonaris, pemerintah daerah Kabupaten Lembata juga telah mengeluarkan surat keputusan (SK) tentang objek yang yang diduga cagar budaya di Lembata. Jumlahnya sekitar 150-an objek.

Baca juga: Kembangkan Pembinaan Kemandirian Peternakan, Lapas Lembata Ajak Warga Binaan Beternak Ayam Pedaging

“Ini yang akan kita proses menjadi cagar budaya,” tambahnya.

Tim penyusun naskah pokok pikiran kebudayaan Lembata yang lainnya adalah penggiat budaya Abdul Gafur Sarabiti, jurnalis senior Freddy Wahon, pemerhati sosial Philipus Bediona, dan Linus Beseng.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved