Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 8 November 2023 : Menjadi murid-Ku
Dalam versi Yesus yang kita dengar dalam injil hari ini, Yesus lebih ekstrim dalam praktek pelaksanaan hidup sebagai pengikutNya.
Kasih dalam konteks Yesus adalah cara yang radikal untuk mengikuti Yesus. Untuk mengikutiNya sang murid harus mampu: membenci orangtua, keluarga bahkan dirinya sendiri dan memanggul salibnya.
Dan kesimpulan Yesus sangat tepat yakni setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya tidak dapat menjadi muridNya.
Bagi Yesus prasyarat utama untuk dapat mengikutiNya adalah mampu “melepaskan diri dari segala kepunyaannya, harta kekayaan, keluarga, kenalan atau apa saja termasuk kelekatan diri dengan hal-hal lain maka dia tidak dapat menjadi muridNya.
Yang terpenting juga adalah harus mampu kehilangan nyawanya. Yesus tidak mau murid-muridNya hanya setengah-setengah saja tetapi harus sepenuhnya dalam hal ini termasuk sepenuhnya melepaskan diri dari kelekatan daging.
Ini memang paling berat karena manusia memiliki banyak kelekatan dengan hal-hal yang ada di sekitarnya termasuk keluarganya bahkan dirinya sendiri. Karena kelekatan itu bisa menjadi sebuah tanda akan ketidakjujuran atau ketulusan dalam mengikuti Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 7 November 2023 : Pergilah ke Semua Jalan
Tidak adanya kebebasan batin karena ada keterikatan secara daging baik dalam diri kita sendiri maupun dalam hal-hal sekitar kita. Dan banyak di antara kita yang sangat sulit untuk meninggalkan kelekatan-kelekatan daging kita baik dengan keluarga atau hal-hal lainnya.
Kita cenderung untuk gampang sekali melepaskan Tuhan hanya karena kelekatan-kelekatan daging kita dan membuat kita tidak layak untuk mengikuti kita.
Lebih parah lagi, kita yang sudah menyebut diri sebagai pengikut dan murid-muridNya masih saja terikat dengan kelekatan-kelekatan diri kita masing-masing sehingga kita dalam mengikuti Yesus selalu juga membawa kepentingan diri atau kelompok baik kelompok gereja atau politik atau keluarga kita sendiri.
Maka marilah kita belajar untuk melepaskan ikatan atau kelekatan-kelekatan diri kita agar kita secara bebas mengikuti Yesus jalan, kebenaran, dan hidup.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita telah menyebut diri kita sebagai pengikut Kristus karena pembaptisan maka siap melepaskan kelekatan itu sebuah kewajiban. Kedua, mulailah dalam diri kita sendiri untuk melepaskan kelekatan kita. Ketiga, belajar untuk mengurangi ego diri kita agar kita mampu mengurangi kelekatan diri kita terutama kelekatan-kelekatan daging yang sulit kita tinggalkan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.