Harga Cabai

Pedagang Warteg Pusing Harga Cabai Rawit Terus Meroket

Pedagang warung Tegal ( Warteg ) dipusingkan dengan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi.

Editor: Alfons Nedabang
Pramdia Arhando Julianto
Ilustrasi cabai rawit merah. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pedagang Warung Tegal ( Warteg ) dipusingkan dengan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga cabai rawit merah Minggu (5/11) tembus Rp 70.020 per kilogram.

Imbasnya pedagang Warteg harus merogoh koceknya dalam-dalam membeli cabai rawit guna keperluan memasak makanan.

Ketua Koperasi Warteg Nusantara ( Kowantara ) Mukroni menyampaikan kekhawatirannya dengan harga cabai yang semakin meroket.

"Harga cabai di Bandung itu kenaikannya hampir 100 persen. Dari yang tadinya Rp 48.000, sekarang Rp 80.000," kata Mukroni saat dihubungi Tribun kemarin.

Baca juga: Harga Cabai di Kabupaten Belu Naik, Tembus Rp 40 ribu per kilogram

Kenaikan harga cabai rawit merah, disebabkan menurunnya jumlah produksi lantaran kemarau panjang. Namun, tetap saja pemerintah dinilai gagal memitigasi harga-harga bahan pokok.

"Pemerintah gagal memitigasi harga-harga bahan pokok. Ini kenaikan dalam sehari 100 persen," tutur Mukroni.

Mukroni berujar para pedagang Warteg tengah pusing mengatur siasat. Sebab, tidak bisa menyajikan makanan-makanan pedas kepada pelanggan.

Mensiasati hal itu, pedagang Warteg harus mencampurnya dengan cabai merah keriting, yang jauh lebih murah dari cabai rawit merah.

"Kita mencampur sambal yang tadinya banyak cabai rawit dikurangi dengan cabai keriting yang lebih murah, mungkin rasa pedasnya agak berkurang. Yang kedua porsi cabai kita kurangi yang tadinya ukuran dua sendok jadi satu sendok. Pelanggan sudah tahu dan memaklumi." ucap Mukroni.

Baca juga: Harga Cabai di Kabupaten Belu Naik, Tembus Rp 40 ribu per kilogram

Diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) cabai rawit memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen. Selain itu terdapat beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi.

"0,01 persen di antaranya cabai merah, emas perhiasan, tarif air minum pam, jeruk dan sawi hijau," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Ia mengatakan besaran inflasi secara tahunan (year on year/yoy) 2,56 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi 1,80 persen.

Tingkat inflasi bulanan Oktober 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. "Namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu," tutur Pudji.

Sedangkan, kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi bulanan terbesar pada Oktober adalah transportasi 0,55 persen dan andilnya 0,07 persen.

Baca juga: Harga Cabai di Sabu Raijua Melonjak 100 ribu per Kilo

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved