Berita Kota Kupang
Prof. Zainur Wula Jadi Guru Besar Pertama Universitas Muhammadiyah Kupang
Prof. Zainur Wula dikukuhkan Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof. Adrianus Amheka di Auditorium Universitas Muhamadiyah Kupang, Sabtu 28 Oktober 2023 pagi.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Realita pembangunan lebih kepada orientasi fisik dan ekonomi, membuktikan bahwa semakin pragmatisme masyarakat dan terabaikan hal dasar.
Baginya manusia adalah yang dikendalikan oleh kepentingan finansial sejalan dengan kehidupan materialis dan sekunder. Manusia benar mulai dihancurkan dan kedudukannya pun semakin direndahkan.
Hal ini, sebut dia, patut menjadi renungan sekaligus perbicangan bersama dalam kehidupan kemasyarakatan berbudaya dan beragama.
"Masihkah kita memandang bahwa manusia itu serba adi luhur?" sebutnya.
Pasa dasarnya berwatak agresif yang siap memangsa siapapun. Prof. Zainur Wula mengutip sebuah pernyataan dari ilmuwan tempo dulu. Teori itu menyebutkan manusia sebagai bintang buas.
Kenyataan sosial juga menunjukkan agresifitas dan muncul dalam sejarah modern dan masa lalu. Manusia dengan berwajah multidimensi. Disitulah letak keabadian.
Di akhir orasi, Prof Zainur Wula menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga dan siapa saja yang telah membantu dirinya hingga titik itu.
Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof Adrianus Amheka, menyebut Prof Zainur Wula menjadi guru besar pertama di Universitas Muhammadiyah Kupang, sekaligus Profesor ke 10 di LLDIKTI Wilayah XV.
"Karena kalau dilihat dari total tenaga dosen di LLDIKTI sebanyak 3000-an dosen yang menduduki jabatan fungsional baru 1500 orang dan Profesor baru 10 orang sehingga ini prosentasenya baru 0,016," katanya.
Proyeksi Perguruan Tinggi yang berkaliber, kata dia, seyogyanya satu perguruan tinggi itu harus ada 10 persen guru besar (profesor) dari jumlah dosen yang ada di perguruan tinggi tersebut tetapi ini tidak mudah tentunya.
Baca juga: IKIP Muhammadiyah Maumere Wisuda 154 Mahasiswa
Dia menyebut pada bidang ilmu Sosiologi seperti yang digeluti Prof Zainur Wula, menjadi sangat penting karena sangat dibutuhkan di NTT untuk mengatur struktur sosial, kultur sosial dan unsur sosial.
"Sehingga gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat khususnya masalah kekerasan dalam satuan pendidikan yang kerap terjadi," tambah dia.
Dia menerangkan, untuk meminimalisir kekerasan dalam dunia pendidikan, LLDIKTI Wilayah XV dalam dua hari telah melakukan gerakan anti 5 'dosa' besar yakni anti kekerasan seksual di dunia kampus, anti bulying, korupsi, narkotika dan anti intoleransi.
"Lima dosa ini dideklarasikan bersama Forkopimda, berbagai lembaga Perguruan Tinggi dan lembaga Pendidikan Dasar di NTT," sebutnya.
Sebab permasalahan-permasalahan itu berakibat langsung terhadap degradasi kualitas dari sosiologi suatu perguruan tinggi yang adalah kepercayaan masyarakat.