Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 29 Oktober 2023 : Kasihilah Tuhan Allahmu

Jika mereka melanggar ini maka mereka akan mendapat konsekwensi dari perbuatan mereka itu dan akan mendapat hukuman dari Allah sendiri.

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Kasihilah Tuhan Allahmu. 

Dan Yesus menjawab mereka: “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan pertama. Dan hukum kedua yang sama dengan itu ialah Kasihilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Yesus dengan tegas menyampaikan tentang hukum cinta kasih ini agar orang Farisi dan ahli Taurat itu menjadi mengerti dan tak mampu lagi mencobai Yesus.

Bagi Yesus kedua hukum ini menjadi hukum utama dan terutama sebagai sumber hukum lainnya. Penegasan Yesus ini mau memberi pelajaran kepada orang farisi dan ahli Taurat bahwa kebajikan yang paling tutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, dengan segenap akal budi.

Sebuah tanda penyerahan diri secara total kepada Allah tidak sekedar mengasihi tetapi mengasihi dengan seluruh diri kita: dengan hati, jiwa dan akal budi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 28 Oktober 2023 :  Mendaki Sebuah Bukit

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 28 Oktober 2023 : Intimitas Karena Doa

Ini tandanya sebuah penyerahan diri yang total kepada Allah yang di dalam versi Paulus adalah tidak berbuat berhala tetapi mengabdi kepada Allah. Dan mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri.

Itu artinya memperlakukan orang lain seperti kita memperlakukan diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita masih berada pada tataran mengasihi Allah dengan hal-hal praktis seperti berdoa dan kegiatan rohani lainnya tetapi kita belum sampai pada sebuah kepenuhan mencitai Allah dengan benar dengan mencintai orang lain seperti diri kita sendiri.

Kita kadang masih terpaku pada mencintai diri sendiri dengan egois dan bukan keluar dari diri kepada orang lain. Kita masih terpaku pada cinta diri yang berlebihan sampai kita tak mampu keluar dari diri sendiri dan menuju kepada orang lain.

Mencintai sesama saja kita menjadi sulit bagaimana kita bisa mampu mencintai Tuhan kita dengan seluruh diri kita? Mari kita belajar untuk terus belajar mengasihi dengan benar dan tidak egois dengan diri kita sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: belajar mencintai Tuhan dan sesama itu butuh proses yang menguji nyali kita untuk keluar dari diri sendiri kepada orang lain. Kedua, mencintai Tuhan dengan diri kita berarti membawa diri kita benar-benar keluar dari diri kita kepada Allah. Ketiga, mencintai dengan tulus kepada sesama itu berarti meninggalkan ego diri kepada orang lain di sekitar kita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved