Pilpres 2024
Sosok Ketiga Bakal Calon dan Pasangannya yang Akan Bertarung dalam Pilpres 2024
Dua mantan gubernur dan seorang menteri saat ini sedang berusaha untuk menjadi presiden Indonesia berikutnya: Anies, Ganjar dan Prabowo.
Pria berusia 54 tahun ini juga merupakan pendiri program populer bernama Indonesia Mengajar pada tahun 2009 yang mengirimkan mahasiswa dan lulusannya dalam misi mengajar selama satu tahun di beberapa daerah paling terpencil di Indonesia dengan sedikit akses terhadap kualitas pendidikan.
Popularitas program ini dikatakan telah mengilhami Presiden Joko Widodo untuk memilihnya sebagai Menteri Pendidikan ketika beliau menjadi presiden pada tahun 2014.
Namun Joko Widodo tampaknya tidak senang dengan kinerja Anies Baswedan dan menggantinya pada tahun 2016.
Satu tahun setelah ia dicopot dari kabinet, Anies Baswedan memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta, melawan dua calon llainnya: petahana Basuki Tjahaja Purnama, teman dekat Joko Widodo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra mantan presiden Susilo Bambang. Yudhoyono (SBY).
Meski populer karena kerja kerasnya dan serangkaian reformasi yang ia laksanakan, Purnama, seorang Kristen keturunan Tionghoa yang dikenal dengan nama Hokkiennya Ahok, dituduh menghujat Islam ketika ia berkomentar tentang sebuah ayat Islam yang sering digunakan oleh umat Islam kelompok konservatif untuk meyakinkan umat Islam agar tidak memilih pemimpin non-Muslim.
Para analis mencatat bahwa Anies Baswedan tidak pernah menjauhkan diri dari kelompok-kelompok garis keras intoleransi yang mengkritik gubernur yang beragama Kristen tersebut dan malah memanfaatkan kebencian yang semakin besar terhadap Ahok dengan menghadiri beberapa demonstrasi anti-Ahok yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok tersebut.
Baca juga: Prabowo Subianto Memperluas Keunggulan Jajak Pendapat Menjelang Pilpres 2024
Setelah kalah dalam pilkada dari Anies Baswedan, Ahok dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena penodaan agama oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Anies Baswedan telah berulang kali membantah menggunakan politik identitas untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
“Setiap kali Anda mendengar ‘Anies tidak toleran, diskriminatif, tidak ramah’, tanyakan saja ‘di mana buktinya?’,” ujarnya kepada para pendukungnya pada November tahun lalu.
Burhanuddin Muhtadi, direktur eksekutif lembaga pemikir Indikator Politik, mencatat bahwa kelompok anti-Ahok juga telah menyatakan dukungan mereka terhadap pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.
“Meskipun jumlah mereka mungkin kecil, mereka lebih setia dan militan,” katanya kepada CNA.
Muhtadi mengatakan dibandingkan dengan pendukung kandidat lain, pendukung Anies Baswedan lebih bersedia melakukan apa pun untuk calon pilihan mereka, seperti melakukan kampanye dari rumah ke rumah atau memobilisasi orang lain untuk menghadiri kampanye.
Anies Baswedan didukung oleh koalisi empat partai politik: Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), oposisi kuat terhadap pemerintahan Joko Widodo, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Ummat, pendatang baru yang tidak mempunyai kursi di parlemen.
Partai-partai tersebut menamakan diri mereka Koalisi Perubahan Untuk Persatuan, yang menurut Muhtadi memberikan petunjuk bahwa Anies Baswedan mungkin akan membatalkan beberapa kebijakan Presiden Joko Widodo jika ia terpilih.
Anies Baswedan telah berjanji untuk memberikan seluruh masyarakat Indonesia akses terhadap layanan publik, pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau serta menciptakan lebih banyak peluang ekonomi di daerah-daerah tertinggal di negara ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.