Timor Leste
Pulau Kecil Timor Leste Melakukan Upaya Besar dalam Menjaga Lingkungan
Panel surya kecil buatan Australia telah membawa perubahan besar bagi sebuah keluarga yang tinggal di sebuah pulau terpencil di Timor Leste.
POS-KUPANG.COM - Panel surya kecil buatan Australia, seukuran selembar kertas A4, telah membawa perubahan besar bagi sebuah keluarga yang tinggal di sebuah pulau terpencil di Timor Leste.
Pulau Atauro, yang dapat dijangkau dengan perahu pendek dari ibu kota Dili, sebelumnya digunakan oleh penjajah Portugis dan Indonesia sebagai tempat untuk membuang tahanan Timor Timur.
Meskipun bekas pendudukan masih ada, fokus masyarakat pada konservasi dalam beberapa tahun terakhir adalah membantu melindungi terumbu karang dan populasi ikan di sekitarnya serta mendorong pariwisata ke pulau tersebut.

Sebastian Estevao Marques, 45, telah tinggal di pulau itu hampir sepanjang hidupnya dan sekarang membesarkan anak-anaknya di sana bersama istrinya Lurdes de Araujo.
Dia telah menjadi pemimpin komunitas dalam mempromosikan proyek konservasi di pulau tersebut.
Listrik di pulau ini sebagian besar ditenagai oleh bensin dan dipasok oleh pemerintah Timor Leste, namun tidak dapat diandalkan.
Pemadaman listrik yang berkepanjangan sering kali menyebabkan penduduk tidak dapat menggunakan lampu, kipas angin, atau mengisi daya ponsel mereka, sehingga memutuskan sambungan mereka dari daratan.
Setelah menguji coba panel surya buatan Indonesia yang mati setelah satu tahun, Marques menemukan panel dan baterai buatan Australia melalui penelitian.
Dia meminta seorang anggota keluarga yang tinggal di Australia sebagai pekerja musiman untuk membeli panel tersebut, yang berharga US$150 (A$235), dan mengirimkannya kembali kepadanya.
Baca juga: Memperkuat Kesiapsiagaan dan Respons di Perlintasan Perbatasan Indonesia dan Timor Leste
Satu tahun kemudian, Marques sangat senang dengan hasilnya.
“Pengaturannya mudah, jauh lebih mudah dibandingkan panel sebelumnya, dan langsung berfungsi,” katanya kepada AAP.
“Saat saya mendapat panel dari Australia, tetangga saya juga ingin mendapatkannya, jadi lain kali jika anggota keluarga saya menjadi pekerja musiman, saya akan meminta mereka mengirim lebih banyak panel.”
Walaupun biaya awalnya besar, Marques mengatakan manfaatnya jauh lebih besar daripada biayanya.
Panel tunggal ini memungkinkannya menyalakan tiga lampu di rumahnya dan mengisi daya teleponnya, yang sangat berguna ketika pasokan listrik di pulau itu dimatikan.
“Tetangga saya bilang mereka juga ingin mendapatkan (panel surya) karena mereka hanya perlu membayar satu kali dan kemudian bisa mengakses listrik saat mereka membutuhkannya,” katanya.
Marques mendidik masyarakat tentang konservasi dan restorasi laut, membantu mendirikan zona suaka penangkapan ikan dan membuang sampah plastik.
Upaya peningkatan konservasi di pulau ini terikat dengan "tara bundu", sebuah kata dalam bahasa Tetun yang berarti hukum budaya yang melarang Anda melakukan sesuatu.
Undang-undang tersebut melarang orang menangkap ikan di kawasan yang dilindungi, membuang plastik ke laut, dan merusak terumbu karang di sekitar pulau tersebut.
Marques mengatakan tidak ada konsekuensi dari pemerintah di bawah tara bundu, namun banyak dari masyarakat yang menganggapnya sebagai disinsentif utama untuk melanggar hukum.
“Kebudayaan memainkan peran yang sangat penting dalam masyarakat di Pulau Atauro,” kata Marques.
Ilmuwan kelautan Universitas Teknologi Queensland, Catherine Kim, yang mempelajari kesehatan karang di Timor Leste sebagai bagian dari gelar PhD-nya, mengatakan lokasi geografis pulau tersebut memberikan penyangga alami terhadap dampak perubahan iklim, membantu upaya konservasi dan restorasi.
“Timor terletak di jalur oseanografi yang signifikan dengan banyak air mengalir melaluinya,” katanya.
“Saya menduga dengan oseanografi yang rumit ini, terjadi aliran naik dimana air yang lebih dingin dibawa ke permukaan.”

Ini membantu mendinginkan air di sekitar karang.
“Daerah ini tidak kebal terhadap pemutihan, namun secara alami terlindung karena lingkungannya,” kata Dr Kim.
Mr Marques ingin lebih banyak orang di pulau itu menggunakan panel surya, sehingga membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan.
“Lain kali keluarga saya menjadi pekerja musiman, kami akan meminta mereka mengirim kembali lebih banyak panel,” katanya.
Reporter AAP melakukan perjalanan sebagai tamu Intrepid Travel.
(canberratimes.com.au/aap)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Timor Leste
Pulau Atauro
Panel surya
Sebastian Estevao Marques
destinasi wisata
menjaga lingkungan
Pos Kupang Hari Ini
POS-KUPANG.COM
Ekspor ke Timor Leste via Motaain Didominasi Perabot hingga Suku Cadang Kendaraan |
![]() |
---|
Menteri RDTL dan Adikbud KBRI Dili Lepas 50 Mahasiswa ke Unhas Makassar |
![]() |
---|
Global Inner Peace Fasilitasi Pelajar Korea Selatan Kunjungi di Timor Leste |
![]() |
---|
Belasan Remaja Timor Leste Magang Industri Galangan Kapal di Tsuneishi Shipbuilding |
![]() |
---|
Timor Leste jadi Negara ke-47 Terima Sertifikat Bebas Malaria dari WHO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.