Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu  21 Oktober 2023, Mengakui Aku di Depan Manusia

Ketika dunia diciptakan, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi ketika bumi masih kosong

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Mengakui Aku di Depan Manusia. 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Mengakui Aku di Depan Manusia.

Untuk Hari Sabtu Biasa XXVIII ini Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I:Rom. 4:13.16-18 dan Injil: Lukas 12:8-12.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis , Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bicara tentang Roh Kudus, semua kita langsung merujuk kepada Roh Allah yang berkarya dalam diri kita dan semua orang termasuk di dalam dunia dan alam semesta.

Ketika dunia diciptakan, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi ketika bumi masih kosong. Sejak saat itu dunia sudah dikuasai oleh Roh Tuhan yang adalah Roh Kudus itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023, Tiga Cara Agar Manusia Tetap Kuat Dalam Tekanan Hidup

Dan memang demikian adanya karena Allah sendiri telah berkarya bagi dunia baik dengan menciptakan dan juga sekaligus membentuk semua isinya sampai sekarang.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Kisah Abraham yang telah kita dengar hari-hari ini sangat memberikan inspirasi untuk kita semua. Hari ini kita mendengar betapa Abraham menunjukkan kualitas dirinya sebagai hamba Tuhan yang sejati.

St. Paulus melukiskan: “bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, melainkan karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka.”

Bagi Abaraham, penyerahan diri secara total kepada Allah dan mengikuti saja semua perintah dan janji Allah kepadanya tanpa ada pertimbangan dan keraguan adalan salah satu bentuk kebenaran iman praktis yang dilakukan Abraham sebagai hamba Allah di hadapan Tuhan dan semua janji Allah kepadanya adalah kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepadanya serta keturunannya: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.”

Pola perilaku dan sikap Abraham terhadap perintah dan janji Allah yang paling nyata dan membuat dia disebut sebagai bapa banyak bangsa adalah “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa sebab Allah telah bersabda kepadanya, “begitu banyaklah nanti keturunanmu”.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023 : Waspada Kemunafikan Orang Farisi

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023, Mengenal Tuhan

Abraham menjadi benar di hadapan Allah karena sikap dan prilakunya yang benar karena Abraham tetap setia mengakui Allah sebagai Allahnya yang selalu dia junjung tinggi dan tak pernah lepas dari keintiman relasi yang mendalam dengan Allah dan berbicara muka dengan muka bersama Allah.

Kasih karunia seperti ini dinyatakan sebagai kebenaran karena iman Abraham kepada Allah. Dan itulah yang mau disampaikan oleh Yesus kepada para muridNya: “barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di di depan para malaikat Allah.

Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah.” Yesus mengajarkan kepada para muridNya untuk tak segan-segannya mengakui Allah di hadapan manusia dan jangan pernah menyangkal Allah.

Yesus menegaskan satu logika berpikir yang sama: jika diakui maka akan diakui, jika menyangkal maka akan disangkal juga. Maka apapun yang kita lakukan demi untuk mengakui Allah di hadapan manusia maka dengan hal yang sama kita diakui di hadapan para malaikat Allah.

Pengakuan Allah tidak sekedar mengakui Allah dengan kata-kata tetapi terlebih dengan perbuatan-perbuatan nyata kepada sesama yang menunjukkan bahwa kita benar-benar pengikut Kristus.

Kadang kala atau bahkan mungkin sering, pola sikap dan prilaku kita yang nyata-nyata menolak Allah atau tidak mengakui Allah mungkin tidak dengan kata-kata tetapi dengan sikap dan prilaku kita yang tak sejalan dengan panggilan kita sebagai anak-anak Allah dan pengikut Kristus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023, Jangan Takut 

Mungkin dengan mulut kita mengakui Tuhan tapi sikap dan prilaku kita masih berseberangan seperti masih mencari orang pintar atau dukun ketika kita sakit dan seterusnya.

Kita masih begitu gampang melupakan Tuhan dan mencari manusia-manusia lain yang juga berdosa seperti kita dan mempercayakan diri kita kepada mereka dan melupakan Tuhan. Atau hanya karena cinta dengan anak orang lalu korbankan iman kepada Kristus.

Mungkin ini kelihatan agak lucu tetapi sering terjadi. Tanpa disadari bahwa permandian itu dimeteraikan oleh Roh Kudus menjadi pengikut Kristus maka sebenarnya kalau kita meninggalkan Tuhan artinya kita telah berdosa kepada Roh Kudus yang telah memeteraikan kita.

Mari kita belajar setia dan tetap mengkui Allah yang kita imani karena dengan itu kitapun akan dibenarkan karena iman.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Abraham menjadi bapa bangsa karena Allah telah melihat kesetiaannya akan perintah dan janji Allah. Kedua, semua kita telah dipanggil menjadi pengikut Kristus dan anak-anak Allah maka tugas yang sama diberikan kepada kita untuk untuk setia dan tetap mengakui Allah di hadapan orang. Ketiga, menjadi setia bukan perkara gampang, tapi bukan berarti kita tidak bisa. Maka selalu membangun relasi yang intim dengan Tuhan.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved