Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023, Kamu Lebih Berharga

Abraham mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan dinyatakan sebagai sebuah kebenaran karena Abraham telah manaruh seluruh kepercayaannya pada Allah

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Kamu Lebih Berharga 

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Kamu Lebih Berharga

Untuk Hari Jumat Biasa XXVIII ini Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I:Rom. 4:1-8 dan Injil:Lukas 12:1-7

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Segala sesuatu di atas dunia ini berharga. Semuanya dapat berharga sesuai dengan konteksnya masing-masing.

Ada barang yang bisa sangat berharga jika di tangan orang pedesaan tapi bagi orang di kota dianggap sangat tak berharga atau sebaliknya.

Maka kita tidak punya hak sedikitpun untuk menentukan barang atau benda apa atau hal apa yang paling berharga karena itu akan sangat ditentukan oleh banyak aspek kehidupan kita dengan berbagai sudut pandang masing-masing.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Oktober 2023, Tuhan Tidak Pernah Lupa Kita

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 19 Oktober 2023, Terus Mengintai

Maka kita seharusnya bersikap menghargai satu dengan yang lainnya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari ini, sekali lagi kita dihadapkan dengan inspirasi dari Bapa Abraham dan Yesus yang mengajarkan tentang kebenaran iman akan Allah. Bapa Abraham yang diangkat oleh St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menjadi sebuah figur yang selalu hidup benar di hadapan Allah dan manusia.

Oleh kehidupannya yang benar di hadapan Allah dan manusia ini, Abraham dibenarkan oleh Allah karena kepercayaannya yang teguh kepada Allah sumber kehidupannya: “Abraham percaya kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

Abraham mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan dinyatakan sebagai sebuah kebenaran karena Abraham telah manaruh seluruh kepercayaannya kepada Allah tanpa ragu sedikitpun.

Dalam semua yang dilakukan Allah bahkan dia tak pernah tahu satu hal pun akan apa yang hendak dikerjakan Allah dia tetap  menaruh percaya dan menggantungkan seluruh hidupnya kepada Allah.

Kasih karunia yang dinyatakan kepada Abraham sebagai tanda bukti betapa Allah sangat menghargai nilai penyerahan diri Abraham kepada Allah tanpa alasan apapun.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 19 Oktober 2023, Angkatan ini Dituntut Darah Semua Nabi yang Tumpah

Kepercayaan yang teguh inilah menghantar Abraham untuk selalu menempatkan Allah di atas segala sesuatu yang dikerjakannya karena dia yakin dan percaya bahwa Allah telah mengetahui segala sesuatu dan penyelenggaraan Allah lebih baik dan benar untuk siap dijalankan tanpa ada keraguan sedikitpun.

Maka semua tantangan dan cobaan yang Tuhan berikan kepadanya tetap dijalaninya dengan penuh iman bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu baginya tanpa menolak atau membantah semua yang disampaikan Allah kepadanya.

Abraham mampu melewati semua tantangan dan hambatan karena imannya yang teguh kepada Allah. Abraham pun selalu berjalan dalam kebenaran iman kepada Allah dan tak pernah menyimpang sedikitpun dari jalan Allah. Ketulusan dan kesetiaan Abraham kepada Allah menjadi model iman kita kepada Allah.

Dan sejalan dengan itu, Yesus dalam Injil hari ini menegaskan agar seperti Abraham yang sangat setia teguh kepada Allah, Yesus menasihati para muridNya untuk waspada terhadap “ragi yaitu kemunafikan orang Farisi”.

Yesus secara tegas menyampaikan hal ini sebagai peringatan kepada para muridNya agar tidak jatuh dalam pola hidup yang ditonjolkan oleh orang-orang Farisi yakni kemunafikan.

Yesus menyebutnya ‘ragi’ orang Farisi karena sifat ragi adalah membuat adonan roti dapat khamir seluruhnya sehingga mampu membuat roti dapat berkembang dengan baik.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 19 Oktober 2023, Celakalah Hai Ahli-ahli Taurat dan Orang Farisi

Maka kemampuan dari ragi itu adalah dapat mempengaruhi satu adonan itu untuk dapat berkembang sehingga dapat menghasilkan roti yang baik. Jika tak ada ragi maka roti tidak akan berkembang.

Maka ketika kemunafikan itu seumpama kemunafikan maka dia akan sangat gampang mempengaruhi orang lain untuk menjadi munafik di hadapan Allah dan manusia. Jika itu terjadi maka ada banyak kebohongan dan kesombongan yang terjadi dalam diri para muridNya.

Bagi Yesus kemunafikan itu ragi yang jahat karena dari kemunafikan itu akan menciptakan banyak hal negatif lainnya seperti kesombongan, kebohongan, iri hati, dengki, apatis dan seterusnya.

Kita pun kadang atau bahkan sering sudah dipengaruhi oleh ‘ragi orang Farisi’ yakni kemunafikan dari yang paling sederhana sampai yang luar biasa tingkat kemunafikannya.

Untuk itu, takutilah Allah yang berarti bertakwa kepada Allah dengan selalu mengarahkan seluruh diri kita kepada Allah karena kita kadang “menduakan” Tuhan dalam hidup kita dengan mengandalkan kekuatan lain selain Tuhan. Mari kita belajar dari Bapa Abraham untuk selalu setia kepada Allah.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Allah kita adalah Allah yang setia. Maka kita seharusnya setia kepadaNya. Kedua, selalu mewaspadai “ragi kemunafikan” agar kita tidak jatuh dalam dosa. Ketiga, cara terbaik untuk terhindar dari kemunafikan adalah menjadikan Allah selalu menjadi prioritas dalam hidup kita.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved