Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 17 Oktober 2023, Mencuci Tangan
Ada banyak tradisi dalam kehidupan bermasyarakat yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola kehidupan mereka
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Mencuci Tangan.
Untuk Hari Selasa Biasa XXVIII bertepatan dengan PW Sto. Ignasius dari Antiokhia Bruder Pio Hayon SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan I: Rm. 1:16-25 dan Injil:Lukas 11:37-41
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ada banyak tradisi dalam kehidupan bermasyarakat yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola kehidupan mereka sebagai satu masyarakat tertentu. Setiap tradisi itu dihidupi oleh masyarakatnya turun temurun demi untuk mempertahankan tradisi itu.
Tradisi itu dalam dirinya sendiri sangat baik namun bisa menjadi sesuatu yang kurang baik ketika orang mengagungkan tradisi dan melupakan tujuan yang sebenarnya atau bisa jadi menggunakan tradisi hanya sebagai tameng untuk mempertahankan kedudukan atau status sosial dalam masyarakat.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja memperingati Santo Ignasius dari Antiokia. Ignasius adalah murid Santo Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Bagi Yohanes, Ignasius adalah murid yang mengesankan: ia pandai, saleh dan bijaksana. Oleh karena itu ia kemudian diangkat menjadi Uskup Antiokia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, "Mencari Yesus"
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, Tiga Hal Pancarkan Sinar Kebaikan Lewat Hal-hal kecil
Pada masa itu umat Kristen dikejar-kejar dan dianiaya oleh kakitangan Kaisar Trajanus. Ignasius sendiri tidak luput dari pengejaran dan penganiayaan itu. Biasanya kepada mereka ditawarkan hanya dua kemungkinan: murtad atau mati.
Kalau mereka murtad dan menyangkal imannya, mereka akan selamat; kalau tidak, nyawanya akan melayang oleh pedang atau dibunuh dengan cara-cara lain. Akhirnya Santo Ignasius pun akhirnya mati diterkam di dalam gelanggang binatang buas.
Santo Ignasius lebih memilih melawan titah raja untuk murtad dan tetap memilih mempertahankan imannya kepada Kristus. Dan hari ini kita pun dihadapkan dengan bacaan suci yang menekankan tentang satu kebenaran iman yakni selalu memusatkan perhatian kita kepada Allah dan bukan kepada perkara-perkara duniawi atau tradisi.
Karena bagi Paulus, kita adalah warga kerajaan surga yang akan menantikan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus Sang Penyelamat yang mengubah tubuh kita yang fana ini menjadi serupa dengan TubuhNya yang mulia. Fokus dari pola kehidupan kita sebagai pengikut Kristus adalah selalu berpegang teguh pada iman akan Allah dan bukan mengalihkannya pada perkara-perkara duniawi seperti yang disampaikan dalam Injil hari ini.
Seorang Farisi yang mengundang Yesus makan di rumahnya dan merasa heran karena Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Dalam tradisi Yahudi, sebelum makan orang harus mencuci tangan sebagai tanda mau membersihkan diri dari dosa dan kenajisan yang telah kita buat sebelum makan. Itu tujuan mencuci tangan dalam tradisi Yahudi dan bukan untuk alasan kesehatan.
Tradisi mencuci kaki dan tangan ini sudah hidup sekian lama dan harus dijalankan oleh semua orang Yahudi. Dan Yesus menanggapi ini dengan satu ajaran yang juga mau mengecam orang-orang Farisi yang sangat kuat dengan tradisi: “Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, Tanda Kehadiran Allah
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 16 Oktober 2023, Anak Manusia akan Menjadi Tanda Bagi Angkatan Ini
Yesus pada kesempatan itu mengecam pola hidup yang dibuat oleh orang-orang Farisi yang hanya memperhatikan tradisi lalu lupa hal yang utama. Tujuan dari mencuci tangan itu adalah supaya orang membersihkan diri dari dosa dan kenajisan tetapi yang terjadi adalah walaupun mereka selalu mencuci tangan.
Tetapi kenyataan hidup mereka lebih banyak menunjukkan kejahatan dan rampasan yang mereka lakukan dengan menggunakan dalil atau hukum Taurat untuk menjerat orang kecil. Maka Yesus mengecam mereka sebagai orang bodoh yang hanya tahu menjalankan tradisi tetapi lupa bahwa Tuhan yang menjalankan segala sesuatunya.
Kita pun kadang atau bahkan sering seperti orang-orang Farisi yang terlalu menekankan hal-hal atau perkara-perkara duniawi dan lupa untuk hal-hal yang utama yakni hal-hal surgawi.
Kita cenderung untuk memperhatikan hal-hal tradisi atau kegiatan duniawi lalu lupa akan kasih Allah kepada kita sehingga selalu lupa akan campur tangan Allah dalam kehidupan kita.
Melakukan kegiatan duniawi itu baik tetapi jangan sampai mendewakan semua itu lalu lupa bahwa semua hal itu bisa terjadi juga karena campur tangan Tuhan.
Mari kita belajar dari St. Ignasius untuk tetap teguh mempertahankan iman kepada Tuhan apapun situasinya dan bukannya mencuci tangan dari hal-hal surgawi dan lebih fokus pada hal-hal duniawi.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: Kita semua adalah pengikut Kristus maka kita harus selalu mengarahkan hati kita kepada Kristus. Kedua, semua tradisi atau hal-hal duniawi lainnya harus menghantar kita kepada Tuhan dan bukan sebaliknya. Ketiga, tetap teguh berpegang pada iman akan Allah dalam situasi apapun.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.