KKB Papua

TERBARU, Prajurit TNI Temukan Senjata Api dan Baju Loreng KKB Papua di Dalam Karung Beras

Aparat TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz di Kabupaten Pegunungan Bintang, menemukan sebuah karung beras berisi pistol n amunisi.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
SATU PISTOL – Prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz menemukan lagi sebuah senjata api laras pendek jenis FN di lokasi baku tembak dengan KKB Papua di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Sabtu 30 September 2023 lalu. 

POS-KUPANG.COM – Aparat TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz di Kabupaten Pegunungan Bintang, menemukan sebuah karung beras yang didalamnya terdapat baju loreng bertuliskan TPNPB dan sebuah senjata api laras pendek atau pistol.

Barang tersebut ditemukan ketika prajurit TNI Polri menyisir lokasi pertempuran dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon, Sabtu 30 September 2023 baru-baru ini.

Dalam penyisiran tersebut, Satgas Ops Damai Cartenz menemukan sebuah karung beras yang isinya sangat mengejutkan. Di dalam karung tersebut terdapat sejumlah barang milik Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

Wakapolres Pegunungan Bintang, Kompol Micha Toning Potty membenarkan adanya temuan tersebut saat Satgas Ops Damai Cartenz melakukan penyisiran ulang lokasi pertempuran di Kampung Mondusit.

Adapun barang-barang yang ditemukan prajurit TNI Polri di tempat tersebut, yakni sebuah senjata api atau pistol jenis FN, sebuah baju loreng bertuliskan TPNPB dan ratusan amunisi.

Selain itu 41 butir amunisi kalimer 5,56,  satu magazine, 9 butir amunisi kalimer 9 mm dan tiga amunisi caliber 38 mm.

Dengan temuan tersebut, berarti ada empat senjata api yang diamankan dari lokasi kejadian sebagai tempat pertempuran KKB Papua dan prajurit TNI Polri di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon pada 30 September 2023 lalu.

Tiga senjata api yang sebelumnya telah diamankan TNI Polri sebagai barang bukti dalam insiden baku tembak tersebut, yakni dua senjata api laras panjang dan satu pistol jenis FN.

Dari dua senjata api laras panjang tersebut, satu di antaranya diproduksi PT Pindad dan satunya lagi senjata hasil selundupan dari Papua Nugini.

Dan dengan ditemukan sebuah pistol yang terisi dalam karung beras tersebut, maka jumlah senjata api yang berhasil diamankan TNI Polri pasca insiden kontak tembak tersebut, bertambah menjadi empat unit. Demikian juga jumlah amunsi caliber 5,56 bertambah 41 peluru dan lainnya

Sebelumnya Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno dalam pernyataan resminya menyebutkan, telah ditemukan tiga senjata api di lokasi baku tembak dengan KKB Papua pada Sabtu 30 September 2023.

 “Ada tiga senjata api yang sudah diamankan dalam insiden baku tembak dengan KKB Papua itu. Kami juga sudah menelusuri sumber senjata api yang digunakan kelompok separatis itu,” ujar Bayu Suseno, sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari Kompas TV, Selasa 3 Oktober 2023.

Baca juga: Membabibuta Serang TNI Polri, Anggota KKB Papua Ini Malah Gemetaran Saat Ditangkap

Dari penelusuran tersebut, katanya, terungkap bahwa dari tiga senjata api tersebut, satu di antaranya adalah senjata hasil selundupan dari Papua Nugini.

“Sampai sekarang senjata api yang ini belum teridentifikasi sama sekali, karena tanpa nomor seri pembuatannya,” ujar Bayu Suseno.

Akan tetapi, katanya, diduga kuat, senjata api tersebut berasal dari negara tetangga sebelah, yakni Negara Papua Nugini. Senjata api ini sudah dibeli KKB beberapa tahun sebelumnya.

Sesuai data yang dimiliki, senjata api tersebut dibeli oleh kelompok kriminalis tersebut pada tahun 2022 lalu. Sebelumnya, beredar kabar bahwa senjata api tersebut merupakan buatan USA atau Amerika Serikat.

Sementara dua senjata api lain yang juga sudah diamankan, yakni sebuah senjata api laras panjang, dan satu lagi senjata api laras pendek atau biasa disebut pistol.

Senjata api laras panjang, lanjut Bayu Suseno, adalah senjata api jenis SS2 varian 3, nomor seri 93004236. Senjata organik tersebut diambil oleh KKB dari Satgas Pamtas 725 Faruagi yang hilang kontak pada tanggal 28 Juni 2019 silam.

Saat itu (pada 28 Juni 2019), kenang Bayu Suseno, helikopter MI 1745 HA 5138 milik TNI AD, hilang kontak ketika sedang berada di daerah Gunung Botak, wilayah Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Sejak itu, lanjut dia, Kelompok Separatis Teroris atau biasa disebut KKB Papua, mengambil senjata tersebut. Dan setelah beberapa tahun lamanya, akhirnya senjata api itu berhasil diambil kembali dari tangan KKB Papua.

Berikutnya, lanjut Bayu Suseno, adalah senjata jenis FN, senjata api laras pendek nomor seri OT 6117. Senjata api tersebut, diduga milik Lettu CPN Akbar yang ikut dalam penerbangan helikopter bersama Prada Sujono Kaimudin.

Semenjak tragedi helikopter itu hilang kontak, baik senjata api laras panjang maupun senjata api laras pendek atau pistol, dinyatakan hilang di lokasi kejadian. Pasalnya, senjata api tersebut hilang di lokasi tempat helikopter tersebut hilang kontak.

Senjata api itu, katanya, diduga diambil oleh anggota KKB Papua. Dugaan itu cukup beralasan, karena senjata api tersebut ditemukan kembali setelah diambil dari tangan anggota KKB Papua seusai insiden beku tembak di Kampung Mondusit, Distrik Oksibil pada Sabtu 30 September 2023.

Senjata api itu, katanya, disita dari tangan anggota KKB Papua yang ditemukan telah meninggal dunia seusai insiden baku tembak dengan prajurit TNI pada akhir pekan lalu, tepatnya, Sabtu 30 September 2023 dini hari sekitar pukul 05.00 WIT.

Dengan demikian, kata Bayu Suseno, dua senjata api buatan PT Pindad yang hilang sejak 28 Juni 2019 itu, kini telah didapatkan kembali oleh TNI Polri. Senjata api tersebut ternyata selama ini digunakan Kelompok Separatis Teroris.

Untuk diketahui, dalam kontak tembak dengan KKB Papua itu, lima anggota kelompok separatis dinyatakan tewas. Lima orang itu ditemukan telah menjadi mayat, setelah prajurit TNI Polri menyisir lokasi yang menjadi medan pertempuran pada Sabtu 30 September 2023 dini hari tersebut.

Selain ditemukan lima jenazah, prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz itu juga mengamankan tiga senjata api, yakni dua senjata api laras panjang dan sebuah senjata api laras pendek atau postol jenis FN.

Dari dua senjata api laras panjang tersebut, satunya diduga buatan Amerika Serikat (USA) dan satunya lagi buatan PT Pindad, produksi dalam negeri Indonesia.

Selain itu, disita pula sebuah kotak kecil berisi 160 amunisi kaliber 5,56, 199  butir peluru caliber 5,56, sebanyak 27 amunisi kaliber  9 mm, satu anak peluru kuningan, 3 buah magazine SS1 dan 2 magazine AS dan satu kantong amunisi.

Hal ini dibeberkan Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Dafi Bastoni, SIK, MIK. Ia menyebutkan, selain senjata dan amunisi, ada juga satu Kartu Tanda Penduduk Nasional atau KTPN atas nama Otobius Bidana serta sebuah busur dan anak panah.

Berikutnya, lanjut Kapolres Dafi Bastoni, diamankan pula dua unit HP merek Vivo dan satu buah Hp Samsung, satu lembar bendera bintang kejora, tiga lembar uang pecahan Rp 100.000 dan uang pecahan Rp 50.000. Ada juga uang Ringgit Malaysia dan uang Brunai Darussalam.

Lima anggota KKB yang tewas itu, katanya, adalah mereka yang terlbat dalam sejumlah aksi kejahatan di Pegunungan Bintang. Ada yang terlibat dalam tindakan pdana di Okbibab, pembunuhan tukang ojek dan pembakaran.

Bahkan ada juga yang terlibat dalam insiden penyerangan terhadap prajurit TNI Polri, salah satunya adalah penembakan anggota brimob, Briptu Rudi Agung Ashari yang gugur saat sedang melakukan patrol keamanan dan penegakkan wilayah NKRI di Papua, Senin 18 September 2023 sekitar pukul 11.00 WIT.

Untuk diketahui dalam sebulan terakhir, KKB Papua pimpinan Ananias Atimimin sepertinya haus akan kejahatan. Pasalnya, mereka terus melancarkan aksi kejamnya dalam beberapa pekan terakhir.

Kasus pertama di Kabupaten Pegunungan Bintang, terjadi pada Senin 18 September 2023. Kasusnya berawal dari penembakan prajurit TNI Polri yang sedang melakukan patroli keamanan wilayah dan penegakkan hukum di Distrik Serambakon sekitar pukul 11.00 WIT.

Dalam insiden itu, seorang anggota brimob atas nama Briptu Rudi Agung Ashari gugur setelah sebuah peluru bersarang di bahu bagian kiri. Saat itu, korban sempat dilarikan ke RSUD Oksibil untuk mendapatkan perawatan intensif, namun usaha tersebut sia-sia.

Briptu Rudi Agung Ashari keburu menghembuskan nafas terakhir sesaat hendak diberikan bantuan emergensi. Sore itu juga korban diterbangkan ke Bandara Sentani Jayapura dan selanjutnya dipulangkan ke keluarga di Manado, Sulawesi Utara.

Beberapa jam kemudian setelah insiden penembakan itu, KKB Papua melakukan tindakan brutal lagi, yakni membakar sejumlah kios yang ada di Pasar Yapimakot, Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, kabupaten setempat.

Dalam aksinya, anggota KKB Papua itu menyebutkan bahwa mereka membakar kios di pasar tersebut, karena kios-kios itu dibangun pemerintah dan digunakan TNI Polri, BIN dan intel untuk memata-matai semua aksi yang dilakukan KKB Papua.

Dengan alasan yang mengada-ada itulah, KKB Papua nekad membakar semua kios di pasar tersebut hingga rata tanah. Saat peristiwa pembakaran itu sedang terjadi, tak satu warga pun yang terlihat berada di luar rumah.

Yang terlihat hanyalah sejumlah anggota KKB Papua tampak berlari menjauh dari kios-kios yang dibakar. Mereka berlari sambil membawa senjata api laras panjang dan berteriak-teriak.

Dari video yang viral di jagat maya, terlihat beberapa pemuda tanggung berlari-lari kian kemari. Mereka berlari sambil membawa senjata api yang siap tembak.

Sementara di belakang mereka terlihat asap api membumbung tinggi. Asap tersebut berasal dari kobaran api yang melahap habis sejumlah kios di Pasar Yapimakot. Kios-kios tersebut dibangun pemerintah kabupaten untuk kepentingan masyarakat.

Namun kios-kios itu dibakar habis oleh anggota KKB Papua. Mereka beralasan bahwa kios-kios tersebut dibakar karena dibangun pemerintah untuk TNI Polri, BIN dan intelijen yang memata-matai pergerakan mereka.

Pada hari yang sama, yakni Senini 18 September 2023 sore, mereka juga menembak dua warga sipil, yakni seorang perempuan bernama Regina berusia 50 tahun dan seorang pria bernama Yonas, berusia 35 tahun.

Sementara keesokan harinya, yakni Selasa 19 September 2023, KKB Papua menembak pesawat Trigana Air yang sedang melintas di wilayah Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Seusai menembak pesawat Trigana Air, salah satu anggota KKB Papua dihantam sniper TNI Polri. Oknum anggota KKB Papua itu pun langsung jatuh tersungkur dan menemui ajalnya.

Kejadian itu sempat membuat anggota KKB Papua lainnya panik dan melarikan diri. Melihat temannya jatuh tersungkur terkena tembakan sniper TNI Polri, anggota KKB pun berusaha mengevakuasinya.

Baca juga: MAMPUS! 3 Anggota KKB Papua Ini Ditangkap Polisi, Mereka Pelaku Pembunuhan Michelle Kurisi Doga

Mereka menyeret tubuh korban ke arah yang lebih rendah sambil berusaha sembunyi dari amatan prajurit TNI Polri. Sementara senjata api yang dimiliki pria tersebut, langsung berpindah tangan ke anggota KKB Papua yang lain.

Hanya selang beberapa hari kemudian, tepatnya Sabtu 30 September 2023 dini hari, sekitar pukul 05.00 WIT, anggota KKB Papua yang selama ini terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan, tiba-tiba disergap. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved