Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi: IP Address Starlink Harus dari Indonesia
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan jaringan internet berbasis satelit, Starlink menjadi sebuah terobosan.
Namun, kini pihaknya memberikan hak labuh kepada Starlink.
Lebih jauh, Budi Arie Setiadi membuka kemungkinan Starlink bisa beroperasi di Indonesia secara panuh. Namun, dia mengingatkan soal Internet Protocol atau Protokol Internet (IP) address yang harus dipegang oleh Indonesia.
Sebab, hal ini menyangkut proteksi dan kemanaan siber di Indonesia. Apalagi, kini terus digalakan soal kedaulatan data pribadi yang menjadi kekuatan menuju negara maju.
Berikut petikan Wawancara Eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi terkait Starlink serta kemanan data pribadi:
Pak Menteri, bisa cerita sedikit mengenai Starlink, bagaimana ini bisa menjelaskan kepada publik tentang Starlink?
Ya suatu teknologi baru, distrupsi di mana teknologi ini memungkinkan dari satelit Leo yang berorbit, yang ketinggian 300 Km, sehingga pancaraan internet, dan memang ini cocok sebenarnya (kondisi Indonesia).
Teknologi seluller kita ini kan atau akses konektivitas internet kita itu di mungkinkan satu, oleh fiber optik, kedua dengan seluller broadband, jadi mulai dari fiber optik, broadband, ketiga satelit.
Nah ini ada gabungan lagi namanya Fixed Mobile Convergence, penggabungan dari semua sistem ini.
Nah ini kan, Indonesia masih menghadapi tantangan karena kita kecepatan internet kita mohon maaf masih agak rendah dibandingkan dengan negara lain. Kita di angka 22 Mbps, nah untuk menjadi negara maju kita harus lompat menjadi soal berapa keperluannya kecepetan itu penting.
Jadi selain iklim ekosistem industri yang sehat, kualitas kecepatan internet juga harus memadahi.
Indonesia saat ini baru diangka 78-82 persen internet di Indonesia, jadi masih sekitar 20 persenan, kasarnya rakyat Indonesia belum memperoleh bisa mengakses konektivitas internet atau digital di Indonesia.
Nah itu pekerjaan rumah kita, termasuk Kominfo fokus di daerah-daerah 3T dimana banyak infrastruktur yang belum memadahi untuk melayani masyarakat disana.
Nah itu tugas kita, negara hadir untuk itu. Kalau kota relatif oke, speednya akan ditambah lagi, dan saya yakin dan optimistis, karena teknologi ini kan berkembang maju sekarang ada teknologi baru yang namanya wirless akses, itu jangkauannya makin jauh.
Nah, untuk kawasan IKN ini mau yang kita pakai yang mana ini. Atau mix dari ketiganya?
Nah itu teknologi kita serahkan kepada Telkom Indonesia, tapi kita lihat fiber optik sampai brounband, ya tetap saja seluller tetap kebutuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.