Berita NTT
SMERU Gandeng Pemprov NTT Gelar Forum Pembangunan Daerah
Sekretaris Bappelitbangda NTT, Maxianses Manafe menyampaikan, SMERU adalah lembaga independent yang bergerak di bidang pendidikan dan studi kebijakan
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Social Monitoring and Early Response Unit atau Smeru bersama Pemerintah Provinsi NTT menyelenggarakan Forum Pembangunan Daerah (FPD) dengan mengusung tema "Pembangunan Ekonomi Inklusif yang Berkelanjutan serta Penurunan Kemiskinan dan Ketimpangan di Provinsi NTT".
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT Lantai IV, Rabu 27 September 2023.
Dalam kesempatan ini Sekretaris Bappelitbangda NTT, Maxianses Manafe menyampaikan, Smeru adalah lembaga independent yang bergerak di bidang pendidikan dan studi kebijakan publik.
"Smeru memiliki misi utama untuk mendukung kualitas kebijakan yang pro masyarakat miskin yang berbasis hasil penelitian dan dalam rangka mendukung pengembangan diskursus kebijakan penurunan kemiskinan dan pembangunan inklusif dan pembangunan di NTT," ungkapnya.
Baca juga: Rumah Kebangsaan Gandeng Smeru dan Pemprov NTT Gelar Forum Temu Muda Membangun Indonesia dari Timur
Maxianses mengatakan, Smeru bekerja sama dengan Pemprov NTT berfokus pada pembangunan ekonomi yang inklusif untuk penanggulangan kemiskinan, pengembangan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan kehidupan yang sejalan dengan pelestarian lingkungan hidup.
"Forum pembangunan Daerah ini merupakan forum tahunan yang diharapkan dapat menjadi wahana dialog antarpemangku kepentingan di NTT," katanya.
Dia menyebutkan, ada pun tujuan kegiatan tersebut yaitu untuk memfasilitasi dialog kebijakan dan hasil penelitian, baik yang dilakukan oleh Smeru maupun lembaga-lembaga lainnya.
Dia menambahkan, beberapa materi yang dibahas dalam forum tersebut yaitu materi potensi dan tantangan pembangunan inklusif dan berkelanjutan di NTT, pembangunan ekonomi inklusif untuk penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan kehidupan yang berkelanjutan.
Baca juga: Soal Penggunaan Tenun Bagi Pegawai, Pemkot Kupang Tunggu Keputusan Pemprov NTT
Lalu, lanjutnya, materi lainnya terkait pembangunan kualitas sumber daya manusia untuk penanggulangan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan serta pengembangan pariwisata untuk mendukung pengembangan kehidupan dan pelestarian lingkungan.
Sementara itu, Sekretraris Daerah NTT, Kosmas D. Lana mengatakan, alasan disetujuinya diselenggarakannya kegiatan forum pembangunan daerah itu karena keinginannya untuk mengajak semua pihak terkait keluar dari semua hal yang hanya bersifat rutin saja.
"Mari kita buka hati dan pikiran kita selebar-lebarnya untuk dapatkan banyak hal baru. Kita harus menciptakan suasana kerja untuk menerima hal baru itu, dengan penuh sukacita," ujarnya.
"Kita harus belajar dari Smeru, bahwa kalau kita tidak memperbaharui ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan di bangku pendidikan, maka akan sulit kita maju. Sangat sulit," tambahnya.
Baca juga: Utang Pemprov NTT Tembus Rp 1 Triliun, Ana Kolin Tegaskan Tidak Perlu Ada Staf Khusus Gubernur
Menurut Kosmas, tema yang diangkat dalam kegiatan itu sangat penting dan baik, karena semua pihak akan mendeskripsikan menjadi bakal-bakal dalam pengambilan keputusan.
"Itulah yang menjadi penting bagi kita di biro pemerintahan, salah satu yang disampaikan tatkala berbicara pembangunan inklusif," pungkasnya.
Terpisah, Direktur Smeru, Widjajanti Isdijoso mengatakan, setiap tahun, SMERU selalu melaksanakan kegiatan Forum Pembangunan Daerah.
"Kami setiap tahun menyelenggarakan kegiatan seperti ini, tetapi lokasi provinsinya berpindah-pindah," katanya.
"Kriteria kita memilih daerah kegiatan yaitu daerah yang sudah kita lakukan penelitian. kita tidak kembali menggelar kegiatan yang sama di daerah yang sudah kita laksanakan kegiatannya," tambahnya.
Baca juga: Lanjutan Sidang Perdata PT SIM vs Pemprov NTT, Penggugat Hadirkan 14 Bukti Tambahan
Widjajanti menyamoaikan, tahun ini Smeru memutuskan melakukan kegiatannya di NTT karena terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan di Wilayah NTT seperti di Sabu Raijua, TTS dan lainnya.
"Dari diskusi ini kita mengharapkan bisa memperoleh rekomendasi-rekomendasi yang lebih spesifik. Karena sering kali yang terjadi di lapangan berbeda," ujarnya.
Menurutnya, dalam melihat masalah kemiskin harus secara komprehensif. Yang mana, mengatasi kemiskinan bukan hanya memberikan bantuan sosial (bansos) tetapi juga memberikan peluang kerja untuk masyarakat dan melindungi dari kerentanan terhadap bencana alam.
"Pariwisata diunggulkan untuk menjadi penggerak ekonomi. Penggerak ekonomi ini dirancang sedemikian rupa agar bisa memberikan peluang lebih besar kepada yang miskin," ujarnya.
Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Direktur Smeru, Widjajanti Isdijoso, Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonsus Theodorus, Akademisi UKAW Kupang, Frits Fanggidae, Sekretaris Lembaga SMERU, Heni Kurniasih, Peneliti Senior SMERU, Sulton Mawardi, Peneliti Independent, Umbu Reku Raya, Peneliti Senior SMERU, Muhammad Syukri, Peneliti SMERU, Aisyah Putri Mayangsari dan Direktur Rumah Kebangsaan, Erika Widyaningsih.
Turut hadir, Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTT, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, pimpinan perdagangan dan industri NTT, pimpinan Yayasan ke Hati, pimpinan USAID Erat, pimpinan AFD dan lainnya baik yang ikut secara daring maupun luring. (cr20)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.