Berita Nasional

Munas Alim Ulama Hasilkan Rekomendasi Sikap NU Hadapi Pemilu 2024

Musyawarah Nasional Alim Ulama yang digelar PBNU menghasilkan sejumlah rekomendasi terkait sikap NU menghadapi Pemilu 2024.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya 

7. Berpolitik dengan alasan apapun tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah belah bangsa,

8. Perbedaan aspirasi berpolitik di kalangan warga NU harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawaddu dan saling hargai satu sama lain,

9. Politik harus mendorong tumbuhnya masyarakat yang mandiri sebagai mitra pemerintah. Sehingga penyelenggaraan negara tak boleh bersifat state heavy, melulu dikuasai pemerintah dengan abaikan aspirasi masyarakat.

Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan makna pernyataan dirinya yang menyebut NU tidak akan pernah jauh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: PDIP Lirik Figur NU Jadi pendamping Ganjar Pranowo, Nasaruddin: Saya Suka Kerja di Belakang Layar

Di mana, pernyataan tersebut disampaikan dirinya membuka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cipayung, Jakarta, Senin (18/9) kemarin.

Menurut Gus Yahya, Jokowi telah menjadi bagian dari NU dengan menjadi Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).

Sehingga, menurut Gus Yahya, Jokowi menjadi bagian yang tidak bisa jauh dari NU.

"Kenyataannya Nahdlatul Ulama sudah punya GKMNU dan Insinyur Haji Joko Widodo adalah salah seorang dewan pengampunya. Bagaimana bisa jauh, karena beliau nanti yang akan memberikan evaluasi arahan dan seterusnya," kata Gus Yahya dalam konferensi pers.

Meski begitu, Gus Yahya mengakui pengangkatan Jokowi sebagai Dewan Pengampu GKMNU akan berpengaruh terhadap kebijakan Pemerintah.

Selain itu, Gus Yahya menegaskan bahwa pernyataan ini terkait dengan kontestasi politik.

Mengingat, menurut Gus Yahya, Jokowi tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai calon presiden maupun wakil presiden.

Baca juga: GP Ansor dan Banser NU Timor Tengah Utara Deklarasi Kamtibmas dan Kerukunan antar Umat Beragama

"Saya pertegas apakah ada hubungannya dengan coblos mencoblos lah kan insinyur Joko Widodo bukan, pihak sudah tidak bisa nyalon lagi dan seterusnya jadi sudah tidak relevan. Saya kira untuk dipertanyakan soal itu," jelas Gus Yahya.

"Yang jelas pada dasarnya NU sebagai lembaga tidak akan terlibat dalam politik kompetisi tidak jadi pihak dalam kompetisi dan peran politik NU terkait tanggung jawab kebangsaan kemaslahatan bersama dan kemanusiaan," tambah Gus Yahya.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf berterimakasih atas dukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap keluarga besar NU.

Menurut Gus Yahya, Presiden tidak pernah jauh dari NU.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved