Berita Kota Kupang
Belajar Mengampuni dari Frans Kuhusulla, Bangun Gedung Latihan Atlet Karate di Kota Kupang
tidak menuntut, karena saya bersyukur bahwa Tuhan masih memberi kesempatan saya hidup bila pada saat itu saya
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Rosalina Woso
Ia membenarkan, sudah sekian puluh tahun kalau NTT hadir di suatu kegiatan yang istilah sederhana diucapnya, "hanya datang untuk hormat dan pulang tidak membawakan tidak membawakan hasil apa-apa" sengaja dikatakannya supaya membakar semangat atlet Karate NTT.
Meskipun mencetak sejarah dalam dunia Karate NTT namun ia merasa sedikit kecewa, karena dana yang diberikan kepada Forki NTT tidak mencukupi bahkan akhirnya para atlet pulang ke NTT menggunkan kapal laut.
Ia mengatkan hal ini menunjukan pemerintah Provinsi NTT kurang mendukung olahraga Karate dengan harapan dana untuk mengikuti PON nanti tidak dikurangi.
"Memang uang yang Rp115 juta mana cukup? Itulah yang saya katakan, pemerintah perhatiannya pada olahraga Karate masih kurang, kenapa? mungkin saja, karate dari dulu belum punya prestasi. Tapi sekarang, karate NTT sudah membuktikan bahwa NTT juga bisa. Jadi kita harapkan untuk PON jangan sampai dananya dipress lagi seperti kemarin. Terpaksa kemarin untuk merangsang mereka, atlet NTT, saya pribadi memberi bonus kepada mereka. Semua peserta saya beri,"ungkapnya.
Sekarang Presiden Shoto-Kai ini minta perhatian Pemerintah Provinsi NTT untuk mendukung Forki. Menurutnya, jika didukung, jangankan Shoto-Kai, perguruan Karate yang lain pun mampu jika ada dana yang memadai.
Bedanya di Shoto Kai, karena sang presiden membiayai secara pribadi sejak tahun 80-an membangun Karate di NTT.
Kemudian untuk komunikasi Shoto-Kai dengan Forki NTT saat ini sudah mulai terjalin cukup baik dibandingkan sebelumnya. Ini dibuktikan dengan kehadiran Ketua Forki NTT, Abraham Paul Liyanto saat peresmian Humbo Dojo Shoto-Kai Sikumana pada Sabtu, 9 September 2023.
"Itu satu kenyataan. Saya tidak tahu, apa salah saya? Saya tidak pernah mengganggu siapa-siapa di sini. Saya hanya ingin, beri contoh untuk NTT. Kenapa saya bisa dan yang lain tidak mau? Saya bilang, bukan tidak bisa, yang lain tidak mau bahkan saya bisa pun, dijegal bagaimana supaya Shoto-Kai tidak berkembang. 8 tahun saya tenang aja, dan puji Tuhan bahwa kemarin di Pra PON justru Shoto-Kai pertama kali membuat sejarah untuk NTT," terangnya.
Karena yang mengikut Pra PON hanya mendapatkan dua medali dan mereka bukan masuk kuota tetapi, mereka dapat dua medali membawa nama NTT sehingga Forki seharusnya yang memiliki tanggung jawab saat ini terkait bagaimana Forki melobi Kadispora, KONI supaya mendukung dalam hal TC karena frans memiliki impian bahwa anak NTT tidak kalah dengan orang lain dari luar NTT.
Apalagi sudah diresmikan tempat latihan karate yang menjadi salah satu tempat latihan karate terindah dan terbagus di dunia.Selain itu, Frans juga membiayai mereka sekolah dan kuliah.
"Jadi yang tinggal di sini, semua sekolah dan kuliah. yang mereka kemarin dapat medali di pra PON ini mereka punya harapan, mudah-mudahan Forki NTT juga bisa bekerja sama dengan Shoto-Kai untuk bagaimana di PON itu bisa dapat medali.Kemarin di Pra PON dapat medali perunggu yang sebelumnya karate NTT belum pernah terjadi dan target ke depan atlet karate NTT bisa meraih medali emas," harapnya.(dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.