Berita Manggarai Barat

Pengembangan Wisata Wae Bobok Labuan Bajo Melalui Program Matching Fund

Program matching fund dari Universitas Triatma Mulya Bali di destinasi wisata Wae Bobok berbasis community based tourism melalui produk hijau

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tim peneliti dari Universitas Triatma Mulya Bali bersama warga di destinasi wisata Wae Bobok, Desa Tanjung Boleng, Manggarai Barat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu 

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Wisata Wae Bobok di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sedang dirancang menjadi wisata berkelanjutan melalui program Matching Fund

Program Matching Fund dari Universitas Triatma Mulya Bali di destinasi wisata Wae Bobok berbasis community based tourism melalui produk hijau dan digitalisasi ini akan berlangsung selama 4 bulan, September-Desember 2023.

Ketua peneliti Candra Dewi menjelaskan, program ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata di Wae Bobok untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.

Baca juga: Sindo Express Dukung Program Jokowi di Labuan Bajo, KADIN Apresiasi Visi Hebat Benny Oematan

Menurutnya, Wae Bobok memiliki potensi wisata alam serta budaya yang menarik, namun sejauh ini belum dikembangkan secara maksimal.

"Ada empat program yang akan kami jalankan dalam matching fund untuk pengembangan desa wisata Wae Bobok," kata Candra, Jumat 8 September 2023.

Program pertama, jelas Candra, pemetaan terhadap potensi wisata, produk UMKM, paket wisata dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan destinasi wisata Wae Bobok.

Baca juga: IFG Labuan Bajo Marathon 2023 Digelar November ini, 1500 Peserta Ditargetkan Terlibat

Yang kedua, pendamping packaging UMKM dan inovasi produk hijau. Kemudian yang berikut, pendamping dalam pembuatan virtual tour, website dan media sosial untuk mempromosikan destinasi wisata Wae Bobok dan UMKM serta pemasaran berbasis digitalisasi. 

"Yang terakhir pendampingan pengelolaan sampah dengan menggunakan sistem pengolahan sampah reduce, reuce dan recycle (TPS3R)," ujarnya. 

Candra mengatakan, dalam pelaksanaannya selama empat bulan itu masyarakat akan didampingi oleh tim peneliti dan mahasiswa dari Universitas Triatma Mulya. 

Ia berharap semua program itu dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan di sana, memberikan ruang bagi pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang sehingga ekonomi masyarakat lokal semakin menggeliat. 

"Semoga setelah program ini selesai masyarakat tetap melakukan pengembangan didampingi oleh pemerintah setempat," pungkasnya. (uka)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved