Berita Flores Timur

Saat Salma dan Sumi Mengais Rupiah di Pelabuhan Larantuka Flores Timur

dua pasang kaki perempuan asal Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka itu sudah mendarat di atas dermaga semen berkonstruksi beton.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
PELABUHAN LARANTUKA - Salma dan Sumi, dua pedagang kecil di Pelabuhan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa 5 September 2023 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Suara klakson motor dan mobil saling bersahutan di pelataran Pelabuhan Laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa, 5 Agustus 2023.

Puluhan pedagang kecil sigap menawarkan jualannya kepada para penumpang jelang keberangkatan kapal motor ke Pulau Adonara, Solor, dan Kabupaten Lembata.

Dari jarak sepuluh meter, tampak dua orang perempuan usia setengah baya memegang kantong kresek berisi nasi bungkus, telur rebus, jagung titi, dan air mineral kemasan.

Waktu menunjuk pukul 07.30 Wita saat dua perempuan berjilbab, Salma dan Sumi, melakukan transaksi kepada tiga orang pembeli.

Padatnya manusia di pusat penyeberangan Kota Larantuka seolah membawa rejeki untuk Salma dan Sumi, begitu pula pedagang lainnya. Mereka bahkan masuk ke dalam kapal dan menawarkan jualannya.

Baca juga: Viral Suasana dan Wajah Viktor Bungtilu Laiskodat Saat Hadiri Pelantikan Penjabat Gubernur NTT

Sepuluh menit sebelum kapal berangkat, dua pasang kaki perempuan asal Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka itu sudah mendarat di atas dermaga semen berkonstruksi beton.

"Setiap pagi kita sudah di pelabuhan. Bawa nasi kuning seharga Rp 5 ribu, telur rebus tiga butir Rp 10 ribu, dan air mineral Rp 5 ribu," kata Salma, perempuan berjilbab hitam nan murah senyum itu.

Salma memiliki tiga orang anak. Pekerjaan ini sudah berjalan cukup lama. Hasilnya untuk membiayai sekolah anak-anaknya, termasuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.

Omset harian berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 150 ribu. Nominal itu masih terpotong dengan ongkos transportasi bemo pergi dan pulang sekira Rp 10 ribu dari Pelabuhan ke rumahnya.

"Hasilnya untuk kebutuhan rumah, termasuk uang jajan dan ongkos anak ke sekolah," tuturnya.

Sementara Sumi, mengenakan jilbab biru dan kaos lengan pendek. Ia menjepit botol air mineral di lengan kananya. Air itu ia konsumsi selama berjualan.

Ia berayukur karena hasil jualan smereka semakin baik, tidak seperti masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

"Kalau ramai bisa laku semua. Kalau sepi kami bawa pulang ke rumah. Apa pun hasilnya, kami selalu bersyukur," tutur Sumi sambil tersenyum. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved