Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 25 Agustus 2023, Hukum Cinta Kasih dan Hukum Salib

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Hukum Cinta Kasih = Hukum Salib.

Editor: Agustinus Sape
DOK. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 25 Agustus 2023 dengan judul Hukum Cinta Kasih = Hukum Salib. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Hukum Cinta Kasih = Hukum Salib.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Rut 1: 1.3-6.14b-16.22, dan bacaan Injil Matius 22: 34-40.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini dilampirkan pula teks lengkap bacaan Jumat 25 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.


Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Hukum itu dibuat karena lahir dari ketidakberesan dalam masyarakat atau masalah sehingga orang membuat hukum agar hal yang serupa tidak terulang kembali.

Hukum juga dibuat untuk menata kehidupan suatu masyarakat agar dapat berjalan dengan baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Hukum juga memberi petunjuk bahwa manusia butuh pengarah yang perlu dijaga agar mampu memberikan jalan yang benar kepada semua yang hidup dalam satu masyarakat tertentu.

Maka hukum itu bisa berbeda satu sama lain di setiap wilayah, tapi tujuannya selalu sama yaitu membantu orang untuk menjalani hidup dengan lebih baik.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 25 Agustus 2023, Mengasihi Orang yang Menyakiti Kita?

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Hari ini, Yesus memberikan pengajaran khusus tentang hukum. Pengajaran ini muncul dari pertanyaan  orang Farisi yang mau mencobai Yesus dengan membuat pertanyaan ini, “Guru, hukum manakah yang tersebar dalam hukum Taurat?”

Pertanyaan ini menurut saya hanya sebuah manipulasi saja atas kebodohan kaum Farisi sendiri. Mereka adalah orang Yahudi yang sudah belajar semua hukum Taurat lalu mereka bertanya kembali kepada Yesus yang juga adalah seorang Yahudi yang juga sama-sama belajar tentang Hukum Taurat sejak masih usia anak-anak yang dilakukan oleh seorang anak laki-laki Yahudi dalam keluarga.

Dia harus belajar hukum Taurat itu sesuai jenjang usia mereka.

Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pertanyaan orang Farisi ini adalah sebuah pertanyaan manipulatif untuk menjebak Yesus.

Kebanyakan dari kita juga kadang terjebak dalam situasi seperti ini. Kita cenderung hanya mau menjebak orang lain entah dengan pertanyaan atau tugas, atau pekerjaan yang diberikan kepada orang lain hanya untuk mau tahu tingkat kemampuannya, atau sekadar mencari kesalahannya dan lain-lain.

Maka Yesus menjawab mereka dengan satu jawaban mematikan yang sebenarnya orang-orang Farisi itu pun sudah tahu, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama."

"Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Dari konteks ini Yesus sebenarnya mau membuat orang-orang Farisi ini sadar kembali akan apa yang sedang merek pertanyakan.

Dari jawaban Yesus itu terlihat di bagian akhir Yesus menambahkan, “Pada hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Yesus menambahkan ini agar orang-orang Farisi tidak berani bertanya lagi. Karena kalau Yesus hanya sampai pada kedua hukum itu, maka pasti mereka bisa persalahkan Yesus karena Yesus seorang nabi tidak tahu tentang hukum Taurat karena ada begitu banyak hukum Taurat.

Dan setelah jawaban itu mereka tidak mampu mempertanyakan lagi kepada Yesus.

Dan kedua hukum cinta kasih itu sendiri memiliki dua point penting yaitu pertama: kasih kepada Allah dan kedua: kasih kepada sesama.

Ini dua angel yang tak bisa dipisahkan yakni angel Vertikal yaitu satu gerakan ke atas dan yang berikutnya adalah satu gerakan horizontal atau mendatar.

Gerakan vertikal ke atas ini adalah sebuah relasi dengan Allah karena Allah selalu ada di atas dalam arti selalu lebih tinggi dari manusia.

Dan gerakana horizontal atau mendatar artinya gerakan relasi dengan sesama yang sederajat dengan kita.

Nah ketika kita mencoba menghubungkan kedua angel yang vertikal dan horizontal ini, maka akan terlihat jelas itu adalah sebuah simbol Salib.

Dan itu terpatri jelas pada Yesus yang disalibkan yang merangkumkan secara luar biasa kedua angel itu yaitu kasih kepada Allah dengan taat sampai mati dan kasih kepada manusia karena Dia merentangkan tanganNya untuk merangkum semua manusia ke dalam hatiNya yang maha kudus yang tertusuk tombak itu.

Maka hukum kasih itu sebenarnya pengejawantahan dari hukum salib itu sendiri. Kasih tanpa sebuah korban itu omong kosong.

Maka sebenarnya cinta kasih yang paripurna itulah yang telah ditunjukkan Yesus sendiri di atas salib.

Maka hukum cinta kasih adalah juga perwujudan dari hukum salib itu sendiri.

Mari kita terus belajar untuk mengasihi Allah dan manusia dengan seluruh diri kita bahkan dengan korban diri kita sendiri dan bukan cari pembenaran atau keuntungan diri.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 25 Agustus 2023, Mengasihi Tuhan dan Sesama

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita, pertama, Allah itu kasih maka mengasihi Allah itu sebuah kewajiban utama yang terwujud dalam kasih kepada manusia.

Kedua, kasih itu adalah salib, kasih itu adalah korban.

Ketiga, selalu belajar mengasihi dengan benar kepada Allah dan manusia.

Teks Lengkap Bacaan 25 Agustus 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 25 Agustus 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 25 Agustus 2023. (Dok. POS-KUPANG.COM)

Bacaan Pertama Rut 1:1.3-6.14b-16.22

"Naomi pulang bersama-sama Rut dan tiba di Betlehem"

Bacaan dari Kitab Rut:

Pada zaman para hakim pernah terjadi kelaparan di tanah Israel. Maka pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda, Elimelekh namanya, beserta istrinya dan kedua orang anaknya, ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.

Kemudian meninggallah Elimelekh, suami Naomi, sehingga Naomi tertinggal dengan kedua anaknya.

Kedua anaknya itu lalu mengambil wanita Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut.

Dan mereka tinggal di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya.

Lalu matilah pula kedua anaknya, sehingga Naomi kehilangan suami dan kedua anaknya.

Kemudian berkemas-kemaslah ia dengan kedua menantunya, mau pulang meninggalkan daerah Moab.

Sebab di daerah Moab itu Naomi telah mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.

Orpa lalu mencium mertuanya, minta diri pulang ke rumahnya. Tetapi Rut tetap berpaut pada mertuanya.

Berkatalah Naomi, “Iparmu telah pulang kepada bangsanya dan kepada para dewanya. Pulanglah juga menyusul dia!”

Tetapi Rut menjawab, “Janganlah mendesak aku meninggalkan dikau dan tidak mengikuti engkau. Sebab ke mana pun engkau pergi, ke situ pula aku pergi.

Di mana pun engkau bermalam, di situ pula aku bermalam. Bangsamulah bangsaku, dan Allahmulah Allahku.”

Demikianlah Naomi pulang bersama-sama Rut, menantunya, yang berbangsa Moab dan turut pulang. Dan mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen jelai.

Demikianlah sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 146:5-6.7.8-9a.9bc-10; Ul: 2a

Refr. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

1. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

2. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar. Tuhan menjaga orang-orang asing.

4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun!

Bait Pengantar Injil: Mzm 25:5c,5a

Refr. Alleluya

Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Bacaan Injil Matius 22:34-40

"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri"

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka.

Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat, bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?”

Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang utama dan yang pertama.

Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”


Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved