Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Jenderal TNI Purn Andika Perkasa: Sering Dimarahi Presiden Jokowi
Kekesalan Presiden Jokowi menjadi cerita yang tidak terlupakan bagi Andika Perkasa saat menjabat Komandan Paspampres.
Sebetulnya masing-masing jabatan itu berbeda fokusnya. Misalnya saya jadi Pangdam itu teritorial bintang 2, begitu jadi Komandan Kodiklat naik bintang 3, lalu Pangkostrad itu sifatnya konvensional. Dulu saya sudah pernah di Kopassus sampai komandan batalyon, itu special operation.
Terus menjadi Kepala Staff AD itu membina. Memang beda-beda, tapi yang nggak bisa hilang sampai sekarang adalah Danpaspampres.
Mengapa Danpaspampres yang paling terkesan?
Pertama saya pernah dikursuskan untuk VVIP protection, waktu itu saya masih ingat yang melatih itu US special force tahun 1995 menjelang APEC pertama di Jakarta masih zaman Presiden Soeharto.
Tapi tetap saja itu kan teori sifatnya general, begitu menjabat Danpaspampres menghadapi personality VVIP ternyata berbeda banget dari yang diajarkan US special force. Kepribadian VVIP itu ternyata berpengaruh banget.
Apalagi saat Presiden (Jokowi) dilantik besoknya saya serah terima dengan Mas Doni Munardo (Danpaspampres Presiden SBY). Ketika serah terima Mas Doni bilang Dika nanti kalau Presiden Jokowi jadwal di Istana kamu bisa di Tanah Abang saja supaya bisa ngawasin satuan.
Begitu saya lihat jadwalnya Pak Presiden betul di Istana. Besoknya saya langsung di Tanah Abang, markas Paspampres. Lagi olahraga, tahu-tahu ditelfon sama Dan Group A, komandan Bapak Presiden 15 menit lagi mau berangkat.
Saya kaget karena tahunya jadwal Presiden hari itu hanya di Istana. Jadi pencak silat namanya nggak pake mandi, langsung ganti baju, meluncur. Padahal SOP bukan hanya kita mendampingi dan mengawal Presiden.
Tapi tujuan itu harus diamankan dulu, lokasi harus clear. Sekarang bagaimana 15 menit lagi akan berangkat, tujuan baru dikasih tahu. Kapan memberangkat tim dan tidak gampang, mungkin cara kerja waktu itu berbeda.
Jadi gelagapan, sampai Istana pas beliau mau berangkat. Itu saya lah yang di lokasi kan belum ada. Pengalaman-pengalaman seperti ini belum lagi incognito (perjalanan diam-diam) yang tidak direncanakan banyak sekali.
Sehingga akhirnya saya membangun culture baru, kita nggak bisa mengandalkan jadwal ternyata doesnt work untuk kepribadian Pak Jokowi. Kita membangun tim advance di tengah kalau sewaktu-waktu berangkat kita nggak keduluan.
Itu berapa kali terjadi. Misalnya Pak Jokowi mau makan keluar secara tiba-tiba. Belum lagi kebiasaan lain.
Selama menjabat Danpaspampres, Presiden Jokowi kan dekat bersentuhan dengan masyarakat itu bagian dari dinamika juga?
Ya sangat karena bagi kita itu keamanan. Kalau acaranya di JCC atau gedung Kementerian Keuangan kita selalu bawa alat ada namanya security door, ada metal detector itu kita datangkan.
Lah kalau ke luar kota misalnya ke pasar, kan nggak mungkin. Pasti ganggu kegiatan orang, jadi tipis sekali antara keamanan juga dengan bahaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.