Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif TB Hasanuddin: Pasang 'Mata' Demi Kepentingan Pertahanan RI
TB Hasanuddin mengatakan hal paling utama yang harus dipunya dalam pertahanan Indonesia adalah 'mata'.
Jadi kita memang yang paling penting harus punya standar jumlah peluru untuk latihan. Dan dengan latihan itu prajurit memiliki kemampuan menembak yang baik dan terasah. Jadi bisa untuk bertempur sewaktu waktu.
Kalau jumlah amunisi iya memang harus disesuaikan dalam artian ada hitungannya tidak kemudian banyak, tidak terpakai dan disimpan di gudang, kadaluarsa, juga mubazir.
Dan memang untuk kepentingan latihan perang ini strandarnya satu orang prajurit itu bawa berapan amunisi?
Garis pertama istilahnya peluru garis pertama sekitar 200 butir yang wajib dibawa setiap prajurit. Tambah lagi nanti kalau penambahan. Jadi kalau misalnya perangnya lama ya memang kita butuh peluru yang lebih banyak.
Tetapi kita berpikiran untuk pelatihan saja dulu untuk para prajurit. Prajurit itu membutuhkan skill untuk melakukan penembakan.
Jadi kalau misalnya enam bulan latihan maksudnya enam bulan tidak melakukan latihan dalam jumlah tertentu, dia mungkin butuh sekian 1000 butir peluru untuk latihan saja tinggal mengalikan saja jumlah prajurit berapa.
Prajurit TNI inikan sekitar 420 an ribu orang, ini kan terbagi ada Satuan Tempur, Satuan Bantuan Tempur dan Satuan Administrasi.
Jumlah dan volume latihan menembaknya itu kan berbeda. Kalau bagian administrasi atau bagian hukum misalnya tidak perlu sering-sering. Tetapi kalau bagian tempur, pasukan pasukan yang paling depan dia tentu harus lebih intensif.
Nah itu harus dihitung secara akurat dan itu menjadi sebuah program untuk pengadaan. Dan sesungguhnya kalaupun untuk peluru kaliber lingkungan itu Pindad sudah mampu membuat dan mengadakannya.
Dan senjata-senjata senapan perorangan itu terbaik di dunia kita. Sudah sekian kali pertandingan prajurit dengan senjata itu kita berkali kali menang dan tidak terkalahkan di dunia lo ya. Jadi orangnya hebat senjatanya hebat.
Sampai dari negara asing itu membongkar ada apa ini kok bisa seakurat ini dalam menembaknya, dikira ada alat lain ternyata tidak ada sama sekali yang manual seperti biasa.
Sepengetahuan bapak lama di militer, apakah mungkin dalam 10 atau 20 tahun kedepan ini kita menghadapi perang?
Sebelum itu, dari doktrin tadi itu kita kembangkan mulai dari pengembangan seperti apa postur TNI, Darat, Laut dan Udara seperti apa berdasarkan hakikat ancaman.
Dibuat perkiraan intelijen negara jadi semua komponen anak bangsa duduk seperti apa ancamannya ancamannya sekian lalu duitnya punya berapa.
Kita kalau ancamannya besar kan duitnya juga harus besar, tetapi kalau ancamannya besar duitnya kecil maka kita membutuhkan yang namanya standar penangkalan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.