Berita Jakarta
Kualitas Udara di Jakarta pada Tingkat Berbahaya, Para Eksekutif Mendiskusikan Cara Memerangi Polusi
Kualitas udara di wilayah padat penduduk Jakarta, Indonesia telah mencapai tingkat berbahaya dalam beberapa minggu terakhir.
Anak-anak lebih terpapar udara yang tercemar daripada orang dewasa karena mereka bernapas lebih cepat, berada lebih dekat ke tanah, dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar.
Setiap tahunnya, di Eropa, penduduk di bawah usia 18 tahun kehilangan sekitar 110.000 tahun adaptasi disabilitas.
Melindungi Anak
Direktur eksekutif EEA, Hans Bruyninckx, menyatakan bahwa anak-anak, yang paling rentan terhadap dampak negatif polusi udara terhadap kesehatan mereka, harus lebih dilindungi oleh kebijakan kualitas udara Eropa dibandingkan kelompok warga lainnya.
Eropa harus mulai meningkatkan upaya nasional dan lokal untuk melindungi anak-anak yang tidak mampu membela diri. Membuat udara setiap orang lebih sehat adalah cara terbaik untuk memastikan keselamatan mereka.
Meskipun mengurangi sumber polusi udara itu penting, langkah-langkah juga harus diambil untuk mengurangi risiko tertentu bagi anak-anak, menurut EEA.
Mungkin ada zona udara bersih di sekitar sekolah, serta pagar tanaman, pepohonan, dan tanaman ivy di sekitar taman bermain.
Selain beralih ke jalan belakang untuk berjalan kaki di sekolah, desain fasilitas sekolah dan penitipan anak yang lebih baik yang menggabungkan ventilasi dan filter yang baik dapat mengurangi paparan anak-anak terhadap polutan baik di dalam maupun di luar gedung.
Studi EEA
Studi ini meneliti polutan udara seperti partikulat, nitrogen dioksida, ozon, dan sulfur dioksida dan menjangkau 37 negara, termasuk semua negara anggota UE serta negara-negara seperti Turki, Serbia, Kosovo, dan Montenegro.
Pembakaran batu bara untuk pemanas rumah membuat negara-negara Eropa Timur sangat rentan, bersama dengan Lembah Po di Italia, tempat polusi industri diidentifikasi sebagai masalah utama.
Di Eropa, 97 persen orang dari segala usia terpapar tingkat polusi udara yang lebih tinggi daripada yang dianggap aman oleh Organisasi Kesehatan Dunia, menurut EEA.
Pada tahun 2030, UE berharap untuk mengurangi nitrogen dioksida (NO2) menjadi 20 mikrogram per meter kubik dan partikel (PM 2,5) menjadi 10 mikrogram per meter kubik.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kematian dini terkait polusi udara hingga 55 persen pada tahun itu.
Untuk PM 2.5 dan NO2, WHO merekomendasikan masing-masing 5 dan 10 mikrogram per meter kubik, The Guardian melaporkan.
(natureworldnews.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.