Pilpres 2024

Budiman Ambil Langkah Berani, Kini Siap Bertanggung Jawab Demi Prabowo Jadi Presiden

Budiman Sudjatmiko kini jadi bahan perbincangan publik. Namanya disebut-sebut karena mengambil langkah berani mendukung Prabowo Subianto.

Editor: Frans Krowin
pos-kupang.com/kolase
TERLALU BERANI – Budiman Sudjatmiko terlalu berani mengambil sikap mendukung Prabowo Subianto untuk menjadi presiden pasca Presiden Jokowi. Karena sikap itu akan berhadapan dengan ketegasan PDIP yang telah mendukung Ganjar Pranowo jadi capres saat Pilpres 2024 

“Saat saya mengambil langkah-langkah beresiko tinggi adalah kata-kata penulis Mark Twain ini: "20 tahun dari sekarang, kamu akan lebih menyesali apa yang TIDAK kamu lakukan dari pada yang kamu lakukan,” jelas Budiman.

Maka, kata Budiman, setiap 20 hingga 25 tahun sekali, ada waktu yang sangat matang untuk membuat langkah-langkah strategis bagi seorang individu, organisasi atau sebuah bangsa.

Sebab apabila tidak melakukannya maka akan menjadi sebuah jalan kebekuan.

Menurutnya, kalah bukanlah masalah, namun tak pernah melangkah itu yang salah.

“Tiap 20 tahun atau tiap 25 tahun adalah waktu yang sangat matang untuk membuat langkah-langkah strategis bagi seorang individu, organisasi atau sebuah bangsa. Tak melakukannya adalah jalan kebekuan. Kalah bukanlah masalah, tak pernah melangkah itu salah,” pungkas Budiman.

Budiman Sudjatmiko juga mengatakan, ia siap menyudahi masa lalu dan menatap masa depan. Apalagi saat ini demokrasi di Indonesia sudah lebih baik dibandingkan masa lalu.

Dikecam Sesama Aktivis

Sementara itu, mantan aktivis 98 Benny Ramdhani merespon penilaian Budiman Sudjatmiko yang meminta calon Presiden Prabowo Subianto tidak diganduli dengan masa lalu sebagai penculik.

Benny yang saat ini menjabat sebagai Kepala BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) menilai, ucapan Budiman sebagai lelucon jelang Pilpres 2024.

"Ini lelucon ala Budiman Sudjatmiko. Memang ini agak menyakitkan karena pertemuan itu terjadi antara dua sosok dengan sisi masa lalu yang berbeda," kata Benny, Selasa 25 Juli 2023.

Budiman merupakan mahasiswa, aktivisi, tokoh pergerakan untuk melawan rezim orde baru yang dianggap korupsi dan otoriter.

Baca juga: Usai Bertemu Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko Hampir Saja Dipecat Petinggi PDIP

Selama 32 tahun memimpin Indonesia, mantan Presiden RI Soeharto dianggap Benny telah membunuh demokrasi dan bertangan besi.

Sedangkan, masa lalu Prabowo adalah tokoh militer yang menjadi bagian dari kekuasaan orde baru.

Kebetulan, Benny dan Budiman sama-sama aktivisi 98 melawan Prabowo karena sebagai militer di bawah kekuasaan rezim orde baru.

Oleh karena itu, langkah Budiman bertemu Prabowo hingga menyatakan tidak usah diganduli masa lalu, adalah hal yang kurang patut. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved