Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Budiman Sudjatmiko: Isu Penculikan 1998 Hanya untuk Keuntungan Politik

Kasus penculikan didiskusikan Budiman Sudjatmiko saat bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, 18 Juli 2023.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko saat diwawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2023. 

Menjelang pemilu 2024 di mana banyak hal yang dipertaruhkan untuk lima tahun ke depan dan 10 tahun ke depan dan seterusnya. Kita selalu jadi komoditi yang terus muncul.

Ketika mau berbicara Indonesia ajak kami dong sebab kami punya concern. Teman-teman bilang drive itu arahkan itu, jadi bukan sekadar ada tema lalu kita ikut, nggak justru kami harus membawa tema.

Kalau perlu orang-orang yang sedang berpesta ini yang belum jelas tema besarnya, harus di bawa ke sana, kalau mau pesat ini temanya (penculikan).

Apakah benar sebelum bertemu Pak Prabowo anda melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh?

Oh iya yang saya minta persetujuan itu dari para korban karena mereka mendukung. Saya ke Bu Megawati pernah ketemu bulan Maret 2023, Pak Jokowi bulan Januari 2023, saya juga bertemu Pak Andika Perkasa bulan Mei 2023 saat sudah pensiun.

Pak Luhut saya juga bertemu, setelah saya simak-simak dan analisis concernnya Bu Mega, Pak Jokowi, Pak Andika, dan Pak Luhut tentu saya tidak bisa sebutkan semua tokoh. Tapi saya melihat mereka punya concern yang sama bahwa pemilu 2024 harus menjadi momentum persatuan.

Bukan menjadi momen perpecahan dan kemunduran. Kira-kira begitu lah meskipun masing-masing tokoh punya tekanan yang berbeda.

Bu Mega lebih banyak bicara soal krisis pangan dan stunting. Pak Andika lebih banyak berbicara soal korupsi. Pak Luhut banyak berbicara soal sumber daya manusia dan hilirisasi. Pak Jokowi berbicara soal hilirisasi dan program-program beliau.

Saya juga berbicara dengan Pak Prabowo untuk melengkapi itu dan itu tidak lantas berhenti.

Apakah Anda juga berpikir bahwa bakal calon presiden kita tidak dalam kondisi head on?

Apa yang di head on-kan, apa yang dihadapkan hanya karena posisi formal menjadi bacapres itu saja. Sementara ide yang saya kemukakan melampaui sekadar bacapres.

Kalau kita bisa menyatukan visi yang sama untuk Indonesia saya pikir konsekuensinya apa yang tadinya mau dipertandingkan siapa tahu bisa dipersatukan.

Goncangan Indonesia tidak selalu soal pandemi yang diakibatkan oleh penyakit. Tapi juga yang diakibatkan krisis pangan, dan krisis ekonomi. Ini pernah saya bicarakan juga dengan Bu Megawati bahwa tantangan krisis itu hanya bisa dihadapi kalau bangsa Indonesia kompak.

Kedua yang ditimbulkan akibat artificial intelligence (AI) sehingga berdampak pada struktur lapangan kerja. Maka menyebabkan pabrik-pabrik tidak lagi membutuhkan manusia. Persoalan lapangan kerja ruang-ruang akan dikurangi akibat robotisasi.

Ini kan harus dibicarakan bersama-sama karena tidak semua orang siap dengan adanya transformasi. Di situ saya ingin memastikan bahwa pesawat Indonesia tidak patah begitu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved