Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Kepala BPIP KH Yudian Wahyudi: Dicari Megawati di Yogyakarta

Proses penunjukkan KH Yudian Wahyudi menjadi Kepala BPIP menarik karena tidak melewati tahap penyerahan CV dan tes.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP ) Prof. Drs. KH Yudian Wahyudi saat diwawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Istana Wakil Presiden, Senin 14 Agustus 2023. 

Kalau secara pribadi Pak Presiden nggak kenal saya, ibu juga nggak. Tapi kalau saya sebagai rakyat Indonesia tentu sangat paham siapa beliau-beliau.

Pak Yudian masih ingat pesan-pesan dari Presiden Jokowi terkait diminta menjadi Kepala BPIP?

Yang paling utama begini, arahan mendasarnya yang sudah digariskan oleh teman-teman BPIP diteruskan dan dieksekusi. Tapi yang belum tolong dibuat terutama diarahkan untuk pembinaan generasi milenial dan generasi Z.

Nah caranya bagaimana ya pakai digital segala macam atau bisa melalui musik, olahraga, kebudayaan, dan kuliner. Jadi Pak Presiden inginnya menyampaikan pancasila nggak usah terlalu serius yang penting masuk.

Termasuk melalui Tiktok. Pak Presiden bilang bisa toh Pak Prof bikin Tiktok sekian detik tapi wong paham pancasila. Ya saya bilang sanggup pak.

Makanya dulu ada yang ngeledek saya karena saya mau pakai Tiktok. Padahal ini serius lho Tiktok kan sosmed baru.

Silahkan Prof Yudian menyampaikan closing statement mengenai HUT ke-78 RI dan juga sosialisasi pancasila melalui adik-adik paskibra kita?

Saya sampaikan lagi bahwa proklamasi kita ini adalah proklamasi ini yang terbaik dan terbaik di muka bumi hingga di sepanjang sejarah. Mengapa? Karena terjadi di tengah perang dunia kedua, perang terbesar umat manusia.

Kita terjajah karena alasan utamanya tidak punya teknologi militer. Sekarang kita berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali minimal 57 negara. Itu tanpa teknologi militer dan tidak berdarah. Tidak ada tandingannya di muka bumi.

Di sinilah kita perlu melihat kelebihan lain dari proklamasi satu ya nasional, republican, konstutisional, egalitarian, dan religius.

Ternyata negara kita dengan proklamasi tadi kita menjadi bangsa yang paling dikasihi dan dicintai Tuhan. Itu bangsa Indonesia. Kita dikasih potensi alam yang bukan 57 kali lipat tapi potensinya itu tidak ada tandingannya.

Saya ambil satu contoh ya Nabi Nuh itu berdoa berjuang melawan gelombang samudera, sekarang siapa di muka bumi ini bisa melawan gelombang. Kita menjadi pewaris besar Nabi Nuh. Mengapa coba sekarang siapa negara mana yang bisa punya lautan seperti NKRI, kan tidak ada.

Kita ini bisa diberi Tuhan, atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa. Mengapa kita diberi ini karena kita beriman Ketuhanan Yang Maha Esa dan kita bersatu Persatuan Indonesia.

Di sinilah perlu dijaga oleh siapapun, dalam bahasa Agama bersyukur dan pertahanan serta kita tingkatkan. Itulah peran paskibrak “yang memainkan peran generasi sumpah pemuda”.

Sumpah pemuda ini juga unik tidak pernah terjadi di muka bumi kecuali Indonesia. Anak-anak Indonesia jajahan disekolahkan oleh penjajah dan dibiayai untuk menjadi pegawai penjajahan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved