Pilpres 2024
Bahas Kasus Moeldoko, Ketua Umum Partai Demokrat Temui Presiden Jokowi: Itu Rapat Tertutup
Seusai Mahkamah Agung (MA) menolak Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan kubu Moeldoko atas kepengurusan Partai Demokrat, AH bertemu Jokowi
POS-KUPANG.COM – Seusai Mahkamah Agung (MA) menolak Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan kubu Moeldoko atas kepengurusan Partai Demokrat, kini Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono mengungkap fakta baru.
Dalam pernyataannya kepada awak media, Putra Sulung SBY ( Susilo Bambag Yudhoyono ) mengungkapkan bahwa saat kasus pengambilalihan secara paksa kepengurusan Partai Demokrat oleh Moeldoko, dirinya menemui Presiden Jokowi.
Saat itu, katanya, ia menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor. Pertemuannya dengan Presiden Jokowi itu berlangsung tertutup.
Kepada Presiden Jokowi, ungkap Agus Harimurti Yuhdohono, ia menceritakan secara lengkap tentang kronologi kasus yang menimpa Partai Demokrat saat itu. Ia membeberkan secara utuh tentang kekisruhan melawan KSP Moeldoko itu.
"Waktu itu saya menyampaikan kepada Presiden Jokowi tentang hal itu. Saya menjelaskan kepada beliau, dan beliau mengatakan bahwa beliau tidak tahu apa-apa ketika itu," kata AHY di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 11 Agustus 2023.
Dikatakannya, pertemuan dengan Presiden Jokowi itu sudah berlalu, dan pertemuan itu berlangsung secara tertutup.
"Tetapi, saya menyampaikan bahwa ini telah terjadi, dan KSP Moeldoko adalah bawahan Presiden Jokowi langsung, sehingga saya melalui surat sebelumnya kemudian mendatangi beliau ataupun diundang saat itu di Istana Bogor," ujar AHY.
"Memang tidak diberitakan di media, tetapi kami ingin mendengarkan langsung seperti apa duduk perkaranya," tutur AHY.
Selain itu, AHY juga menyebutkan bahwa saat itu muncul desakan yang luar biasa dari masyarakat. Publik meminta agar partainya mengambil langkah tertentu.
Akan tetapi, lanjut AHY, pihaknya menghormati hak prerogatif presiden. Partai Demokrat juga senantiasa menghormati proses hukum yang sedang berlangsung atas kasus tersebut.
"Walaupun ketika itu masyarakat berharap kalau begini sudah terlalu sekali, seharusnya ya ada langkah-langkah yang lebih menentukan, misalnya kalau terbukti KSP Moeldoko melakukan perbuatan yang tidak etis merampas partai yang berdaulat, harusnya ada hal-hal lain selain hanya ditanya, begitu," papar AHY.
"Tapi kita tidak masuk di sana, itu biarkan. Kita juga nggak ingin mengutak-atik hak prerogatif presiden, tapi rakyat bicara, tapi kami tidak ingin terganggu dengan apapun itu kami ingin fokus bahwa ini masalahnya ada kedaulatan partai yang ingin dirampas begitu saja," tutur AHY.
Kami Tidak Lupa Begitu Saja
Pada bagian lain, AHY menyebutkan bahwa pihaknya dalam hal ini Partai Demokrat memang tidak bisa melupakan begitu saja semua persoalan yang melanda partai yang sedang dinakhodainya.
Meski demikian, Partai Demokrat memaafkan apa yang sudah terjadi terhadap partainya. “Kami tidak lupa begitu saja walau pun kami sudah memaafkan,” kata Agus Harimurti Yudhoyono.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.