Gubernur NTT, Cacing Jang Lapor Ular, Jang Ada Dusta Antara Kita, Bro Orias Pejabat Jang Pancuri

Laporan Waratawan Pos Kupang.Com, Ferry Ndoen

POS- KUPANG.COM - Bapa mama sahabat kuliner ntt yang berbahagia, beta hari ini mau minum kopi pahit deng makan buah sukun goreng.

Kopi pahit nih rasanya memang pahit sepahit perjalanan kehidupan namun kadang seindah rembulan.

Ini sebuah kata bersayap yang sering dipakai  Sosiolog, Ferry Ndoen dalam menjalani suka duka kehidupan ini.

Semua orang pasti mengalami suka duka karena hidup ibarat bidak bidak catur.

Hidup ini penuh ziq zag, naek turun seperti bidak bidak catur,

Namun kaki akan terus melangkah menapaki kehidupan walau kadang tertatih tatih menuruni lembah dan bukit kehidupan. 

Suka duka dilewati dalam sebuah kemasan senyuman yang sering dipolesi bibir merah meronah yang kadang bisa memberi warna dan arti sebuah kehidupan.

Itulah sebuah wajah kehidupan. Dulu beta sering mendengar bahasa dipakai Gubernur NTT berambuk perak, Pieter A Talo, SH (alm).

Dan salah satu bahasa sentilan yang sering dipakai almarhum Gubernur Piet Tallo, yakni "jang ada dusta diantara kita" serta cacing dan lapor ular.

Ini tag bahasa orangtua dulu, sebuah bahasa kiasan yang dipakai gubernur, kalo beliau itu senior di pemerintahan yang sudah paham gerak lentur dan nadi PNS.

Apalai kalo ada perjalan dinas, Gubernur  Piet Tallo suka senyum senyum sa, dan dia sering bilang cacing jang lapor ular.

Cicang jang lapor kadal. Kadal jang tipu komodo, sya ini senior di pemerintah kata Gubernur NTT Piet Tallo kala itu.

Ini semua bahasa bersayap dan bahasa kiasan katong pung orangtua yang sudah mewarnai perjalanan ziara para PNS pendahulu di pemerintahan daerah NTT.

Ini mau menunjukan dan menggambar, kalo yunior jang suka tipu tipu atau kadalin dan komodoin senior ato Bos Gubernur NTT makanya dia bilang cacing mo tipu ular.