Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 9 Agustus 2023, Tuhan, Tolonglah Aku

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Tuhan, Tolonglah Aku (Domine, adiuva me - Mat 15:25).

Editor: Agustinus Sape
Catholic Striving for holiness
Ilustrasi seorang ibu sedang meminta belas kasihan Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang sedang sakit. Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Tuhan, Tolonglah Aku (Domine, adiuva me - Mat 15:25).

RP. Kons Beo Menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Bilangan 13:1-2.25-33; 14:1.26-30.34-35, dan bacaan Injil Matius 15:21-28; (Pekan Biasa XVIII, St. Firmus, St. Rustikus, Sta Theresia Benedikta dari Salib).

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 9 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

"TUHAN, KAULAH SEGALANYA BAGIKU...."

KITA cenderung perlihatkan sisi diri kita yang serba plus. Atau bahwa 'apa-apa atau siapa-siapa yang terkonek dengan diri kita umumnya 'punya nama. Atau katakan saja 'baik-baik adanya.'

SEHAT, segar berseri, fisik berbentuk, hingga punya 'nama baik - nama besar dan citra diri yang terkenal, kesalehan terpuji, serta segala 'nan indah' itulah yang hendak diperlihatkan. Iya, semua yang serba plus tentang diri sendiri mesti diakui publik.

HITUNGLAH dan sadarilah berapa besar energi dari dalam diri yang tersedot demi pencitraan dan pengakuan dari sesama bahwa 'aku selalu baik, benar serta gegap gempita adanya.'

TETAPI, di sisi lain, hitunglah pula sekian besarnya 'energi batin yang terkuras serta betapa mahalnya ongkos segala perjuangan diri penuh semu untuk tidak mengakui, membantah atau menolak sisi diri yang minus, rapuh atau tidak hebatnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 9 Agustus 2023, Makan Remah-remah yang Jatuh dari Meja Tuannya

SI PEREMPUAN Kanaan itu sadar akan adanya situasi kelam yang dialami putrinya. Sang putri sedang tak baik-baik adanya. Hanya dengan cara demikian ia temukan jalan menuju Tuhan. Ia tak ingin tutup-tutupi 'kenyataan kuasa setan dan keadaan tak berdaya yang dialami putrinya itu.'

SERUAN 'minta tolong' pada Tuhan sebenarnya adalah ungkapan pengakuan akan diri dan keadaan yang 'rapuh, terbatas, berkekurangan serta berkelemahan. Tanda bahwa manusia, kita ini, bukanlah segalanya.

KITA, bisa saja sulit menuju sesama dan mengalami Kasih Allah yang membebaskan. Sebabnya? Iya, itu tadi, kita selalu baik-baik adanya. Kita belum sampai pada alasan yang wajar dan sehat untuk 'dirahmati, disembuhkan dan dibebaskan' oleh Kasih Allah yang menyapa.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 9 Agustus 2023, Kesabaran Mendatangkan Berkat

MEMELUK diri sendiri yang tidak indah, mengalami diri yang rapuh dan lemah, yang dimeterai dengan kerendahan hati, itulah kekuatan terbesar untuk berseru: "Tuhan, tolonglah aku." Dan semuanya tentu bermuara pada rahmat Allah yang menyembuhkan.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan membebaskan. Amin

Teks Lengkap Bacaan 9 Agustus 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 9 Agustus 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 9 Agustus 2023. (Dok Pos-Kupang.com)


Bacaan Pertama Bilangan 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35

"Israel mengolah tanah yang diidamkan"

Bacaan dari Kitab Bilangan:

Ketika bangsa Israel dalam perjalanannya sampai di gurun Paran, bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel.

Dari setiap suku hendaknya kauutus seorang dari antara pemimpin mereka.” Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah para pengintai itu, setelah menjelajahi seluruh negeri itu.

Mereka langsung menghadap Musa dan Harun serta segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka melapor kepada keduanya dan kepada segenap umat dan memperlihatkan hasil negeri itu.

Mereka berceritera, “Kami sudah masuk ke negeri Kanaan yang harus kami selidiki itu. Memang benar negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya saja bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu serta sangat besar.

Juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, sedangkan orang Kanaan diam di sepanjang laut dan sepanjang Sungai Yordan.”

Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa. Ia berkata, “Biar! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab pasti kita akan mengalahkannya.”

Tetapi para pengintai lainnya membantah, “Tidak! Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat daripada kita.”

Mereka juga menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka itu, katanya, “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai itu memakan penduduknya dan semua orang yang kami lihat di sana tinggi perawakannya.

Kami lihat juga di sana raksasa-raksasa, orang Enak, keturunan para raksasa, sehingga kami sendiri merasa seperti belalang saja di hadapan mereka, dan mereka pun menganggap kami demikian.”

Lalu segenap umat itu berteriak-teriak dan menangis semalam-malaman. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun, “Masih berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut terhadap-Ku? Segala gerutu orang Israel telah Kudengar.

Katakanlah kepada mereka, ‘Demi Aku yang hidup’, demikianlah sabda Tuhan, ‘Aku akan memperlakukan kalian sesuai dengan dengan kata-katamu sendiri.

Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berserakan, yakni semua orang di antaramu yang sudah terdaftar, semua tanpa kecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kalian telah bersungut-sungut terhadap-Ku.

Sungguh, kalian tidak akan masuk ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan akan Kuberikan kepadamu, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun! Kalian telah mengintai negeri itu selama empat puluh hari.

Sesuai dengan jumlah itu, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kalian harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kalian tahu bagaimana rasanya, jika Aku berbalik dari padamu.

Aku, Tuhan, yang berkata demikian. Sesungguhnya, Aku akan melakukan semuanya itu terhadap segenap umat yang jahat ini yang telah bersepakat melawan Daku. Di padang gurun ini mereka akan habis, dan di sinilah mereka akan mati.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 106:6-7a.13-14.21-22.23

Refr. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.

1. Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa, kami telah bersalah, kami telah berbuat fasik. Nenek moyang kami di Mesir tidak memahami perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

2. Tetapi segera mereka melupakan karya-karya-Nya, dan tidak peduli akan nasihat-Nya; Mereka dirangsang nafsu di padang gurun, dan mencobai Allah di padang belantara.

3. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.

4. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil Lukas 7:16b

Refr. Alleluya.

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.

Bacaan Injil Matius 15:21-28

"Hai ibu, sungguh besar imanmu!"

Inilah Injil suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.”

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.”

Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved