Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 10 Agustus 2023, Darah Para Martir Adalah Benih Gereja
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 2 Korintus 9: 6-10, dan bacaan Injil Yohanes 12: 24-26.
Akhirnya Santu Laurensius menghembuskan nafas terakhirnya di atas panggangan besi panas sebagai seorang kesatria Kristus.
Santu Laurensius meninggalkan sebuah contoh kesetiaan kepada Kristus meskipun harus mati terpanggang.
Dia ingin mengajarkan kepada kita bahwa orang yang sungguh-sungguh beriman dan percaya kepada Kristus, tidak boleh takut terhadap penyiksaan apa pun.
Seorang pengikut Kristus harus teguh pada kebenaran dan siap membela Gereja.
Santu Laurensius tidak takut mati dan tidak takut terhadap segala ancaman karena dia sungguh percaya
bahwa Yesus Kristus akan selalu bersama dia dan bila dia mati, maka dia akan menikmati hidup kekal dan sukacita di dalam surga bersama para kudus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 8 Agustus 2023, Tekuni Panggilan Hidup Kita
Pertanyaan refleksi: Tantangan apa yang paling sulit yang Anda alami sebagai pengikut Kristus?
Apa sikap dan keputusanmu seandainya Anda mengalami seperti apa yang menimpa Santo Laurensius?
Siap mati? Atau murtad?
Kontemplasi
Pengorbanan Laurensius merupakan kegenapan sabda Tuhan dalam injil hari ini.
“Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tinggal satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Apa yang disimpulkan dari kata-kata ini ialah kematian dapat menghasilkan kehidupan. Tidak hanya
Laurensius, Tuhan Yesus sendiri telah menjadi contoh.
Tuhan Yesus adalah yang pertama dari ungkapan biji gandum itu. KematianNya memberi kehidupan
dan keselamatan kepada semua orang.
Tertulianus pernah mengatakan, ”Darah para martir adalah benih Gereja.”
Artinya, Gereja kita hidup dan tumbuh sampai saat ini dan selamanya berkat darah para martir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.