Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 8 Agustus 2023, Berani Benar

Sebelum mengambil tindakan iman atau langkah politik, Yosafat mencari tahu kehendak Tuhan melalui para nabi.

|
Editor: Oby Lewanmeru
TribunManado.co.id
Kisah Yosafat, Raja Yehuda yang Kaya Raya & Hormati Tuhan, Berperang Hanya dengan Doa Puasa. 

Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Allahku, itulah yang akan kukatakan. ~ ayat 13 ~

POS-KUPANG,COM - Renungan Harian Kristen, Selasa 8 Agustus 2023 dengan judul Berani Benar merujuk pada Kitab 2 Tawarikh 18:12-22 

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil Ratapan dan Pengharapan yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

Dalam Pasal 18 ini bercerita tentang persabahatan dua orang raja dari kerajaan Yehuda dan Samaria yang sepanjang sejarah selalu bermusuhan.

Yosafat, raja Yehuda dan Ahab, raja Samaria menjalin relasi persahabatan, keduanya menjadi besan karena pernikahan kedua anak.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Senin 7 Agustus 2023, Janji Sang Pemimpin

Ada keunikan dalam persahabatan ini. Yosafat dikenal sebagai raja yang setia kepada Allah Yahweh, ia membangun bangsanya dengan iman yang benar.

Sementara Raja Ahab sangat terkenal sebagai raja yang jahat di mata Tuhan.  Yosafat sangat akrab dan menghormati para nabi dan imam, sedangkan Ahab sebaliknya, ia justeru sangat membenci para nabi.

Yosafat menjadikan para nabi sebagai rekan sekerja. Merekalah orang orang yang diakui oleh Yosafat, dipakai Tuhan untuk memberitahukan hal hal yang bersifat rahasia Tuhan.

Sebelum mengambil tindakan iman atau langkah politik, Yosafat mencari tahu kehendak Tuhan melalui para nabi.

Yosafat sangat menghormati hikmat para nabi dan ia tunduk kepada keputusan apa pun dari Tuhan yang disampaikan para nabi.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 6 Agustus 2023, Berdoa dan Berkarya Bagi Bangsa

Di sisi lain, Ahab justeru memilih nabi yang sesuai dengan keinginan hatinya sendiri.

Ia menyatakan sikap anti terhadap suara nabi yang benar, yang berarti juga anti terhadap suara Tuhan. Itu sebabnya di akhir teks, ia terbunuh.

LANGKAH IMAN

Kita memiliki kebebasan untuk memilih apa pun yang disukai hati kita. Tetapi dalam hal  kebenaran, kita hanya boleh memilih mendengarkan suara Tuhan.

Kalimat  “ikutilah kata hati” atau “dengarlah suara hati”, terdengar benar, tetapi dapat  menyesatkan. Harusnya “ikuti kata Tuhan” dan “dengarkanlah suara Tuhan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved