Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 6 Agustus 2023, Berdirilah, Jangan Takut
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Minggu 6 Agustus 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil
Dan semakin membuat niatnya untuk mendirikan kemah-kemah itu.
Namun bukan itu sebenarnya tujuan Yesus membawa ketiga muridNya.
Bagi Yesus, itu adalah kenyataan kebenaran akan Allah dan Anak Manusia yang kepadaNya Allah berkenan.
Dan kenyataan kebenaran ini tidak boleh tinggal tetap dalam sebuah kemah kecil otak dan pengalaman sendiri karena Allah itu tak bisa disekat begitu saja dalam satu kemah atau kotak-kotak kecil atau dalam otak-otak kecil kita.
Allah itu harus diwartakan selalu kepada segala bangsa dan manusia.
Maka Yesus mendekati mereka lalu berkata, “Berdirilah, jangan takut.” Yesus mau agar para muridNya yang mengalami itu harus bangkit berdiri dan terus berkarya tak perlu takut.
Mereka harus turun kembali kepada kenyataan hidup yang nyata untuk mewartakan kebenaran Allah kepada manusia dan segala bangsa.
Dan itu terlihat dalam pesan Yesus ketika mereka turun.
Bersama dengan Yesus mereka pun turun kembali ke bawah kaki gunung dan melanjutkan karya keselamatan itu.
Allah itu universal yang harus diwartakan kepada segala bangsa dan kepada semua manusia.
Maka dengan itu, para muridNya adalah saksi mata paling nyata untuk mewartakan kebenaran iman ini.
Begitupun dengan kita, kita diberi anugerah untuk melihat dan mendengar kisah tentang kebenaran iman kita akan Yesus Kristus yang adalah Raja dalam kemuliaan Allah itu.
Kita pun diberi kuasa yang sama untuk kembali “berdiri” sebagai tanda kesiapsediaan kita untuk turun ke bawah kenyataan hidup kita untuk mewartakan kebenaran Tuhan.
Kita pun diingatkan pula bahwa sebelum mewartakan tentang Tuhan itu, kita pun diminta untuk harus “naik ke gunung yang tinggi” yakni harus masuk dalam kesadaran transendental kita agar kita mampu berjumpa dengan Allah dan dari situlah kita memperoleh kekuatan untuk turun ke kenyataan hidup kita dan mewartakan kebenaran Tuhan dan bukan mewartakan diri kita sendiri.
Itulah kecenderungan diri kita sebagai manusia. Kita bahkan sudah mengalami kasih karunia Tuhan, tetapi ketika kita turun ke kenyataan hidup harian, kita bukan mewartakan Allah tetapi mewartakan diri kita di hadapan sesama kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.