Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juli 2023, Celakalah Engkau

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Keluaran 2: 1-15a, dan bacaan Injil Matius 11: 20-24.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 18 Juli 2023 dengan judul Celakalah Engkau. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Celakalah Engkau.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Keluaran 2: 1-15a, dan bacaan Injil Matius 11: 20-24.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 18 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Semua orang akan merasa diteguhkan ketika disapa dengan baik dan sopan.

Akan menjadi berbeda ketika orang menyapa kita dengan ungkapan yang agak kasar seperti “Celakalah”.

Ungkapan ini mengandung kecaman dengan kata yang bernuansa negatif.

Maka pastilah ungkapan ini ditujukan kepada orang yang pasti dianggap bersalah misalnya atau ada kesalahan yang sudah dibuat. Karena itu dikecam.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juli 2023, Jangan Jadi Topeng

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Kisah si kecil Musa yang dipilih dari sungai Nil itu sebagai kisah romantis yang menarik ketika anak laki-laki bangsa Israel atau Ibrani itu harus dibuang ke sungai Nil kalau tidak akan dibunuh.

Kisah itu lalu menjadi menarik karena Puteri Firaun berkeinginan untuk mengambil Musa sebagai anak asuhnya.

Musa pun akhirnya dibesarkan dalam istana.

Namun ketika menjadi dewasa dan melihat realitas yang sangat berbeda dengan situasi dirinya sendiri.

Dia tahu bahwa dia adalah keturunan Ibrani dan ketika tahu bahwa perlakuan yang kejam terhadap saudara-saudaranya maka Musa pun melawan.

Keadaan inilah yang membuat Musa akhirnya harus melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun yang hendak membunuh dia.

Musa kemudian lepas dari kejaran Firaun. Yang terpenting di sini adalah Tuhan memanggil orang untuk menjalankan misiNya kadang dengan cara yang tak pernah dibayangkan sama sekali.

Bahkan dari hal yang paling sederhana sampai hal yang paling berbahayapun Tuhan dapat melakukan itu hanya untuk melaksankan rencana dan kehendakNya.

Pada dasarnya Tuhan bisa melakukannya sekaligus tanpa perlu satu proses lainnya.

Namun Tuhan selalu mencari sebuah proses untuk mengajarkan kepada manusia bahwa Tuhan selalu berkarya dalam setiap peristiwa hidup manusia.

Dan setia selalu dengan proses yang dibuat oleh Tuhan. Karena kita manusia cenderung instant dan sekali jadi. Justru bertolak belakang langsung dengan yang dikerjakan Tuhan sendiri.

Kecenderungan manusia dengan mental instant seperti inilah yang melahirkan banyak kejahatan yang diakukan oleh manusia.

Maka dalam Injil, Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat itu, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.”

Yesus hendak membuat perbandingan antara kota-kota bangsa Israel dan kota-kota bangsa asing di luar bangsa Israel sebagai bangsa pilihanNya.

Yesus melihat pertobatanlah yang paling penting dari pada hanya sebuah pilihan sebagai bangsa pilihan Tuhan.

Bagi Yesus, pergulatan umat manusia untuk bertobat itulah yang diperhatikan oleh Tuhan.

Kota-kota bangsa Israel yang disebut oleh Yesus seperti Betasaida dan Kanaan tidak lebih mulia dari kota-kota bangsa asing itu seperti Khorazim dan Tirus Sidon karena di mata Allah semua bangsa itu sama pada saat hari penghakiman terakhir.

Bahkan Yesus menyebut pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom lebih ringan dari pada tanggunganmu yakni kota-kota di Israel.

Mengapa? Karena bangsa asing itu tidak pernah mengenal akan Tuhan dan semua kebajikan serta mukjizat telah dilakukan oleh Allah tak pernah terjadi di kota-kota mereka.

Sedangkan bagi kota-kota di Israel, Allah telah melakukan banyak kebajikan dan mujizat tetapi mereka sendiri tidak bertobat.

Nah situasi seperti inilah yang di kecam oleh Yesus sendiri. Karena Tuhan sudah melakukan banyak hal bagi kita lewat banyak peristiwa mujizat nyata dalam hidup kita bahkan sangat kecil atau sederhana tapi di situlah Tuhan menyatakan kehendakNya dan respons dari kita sebagai orang yang mengenal Tuhan adalah bertobat dan mengucapkan syukur atas apa yang telah terjadi dalam hidup kita.

Kebenaran inilah yang kadang tak pernah telihat dalam diri kita yang sudah menyebut diri sebagai pengikut Kristus.

Oleh status kita itu lalu kita kadang merasa tinggi hati dan sombong yang akhirnya membuat kita tidak pernah merasa berbuat salah dan bertobat tetapi lebih menuduh orang lain dan kita lebih layak mendapat berkat dari orang lain.

Yesus di sini mengajarkan kita tentang kerendahan hati, pertobatan dan syukur atas berkat yang Tuhan berikan kepada kita.

Pertobatan menjadi jalan utama kita kepada keselamatan di hari penghakiman nanti.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 17 Juli 2023, Hidup yang Benar-benar Merdeka di Dalam Allah

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita, pertama, Tuhan selalu melakukan banyak perbuatan baik lewat banyak peristiwa hidup harian kita.

Kedua, menjadi orang pilihan atau pengikutNya tidak menjadi jaminan kepada keselamatan.

Ketiga, pertobatanlah yang yang menjadi jaminan akan keselamatan Tuhan.

Teks Lengkap Bacaan 18 Juli 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juli 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 18 Juli 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama Keluaran 2:1-15a

"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa ia mendapatkan saudara-saudaranya"

Bacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu umat Israel ditindas di Mesir ada seorang pria dari suku Lewi yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama. Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Ia melihat bahwa anak itu tampan; maka disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi. Maka diambilnya sebuah peti pandan dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter.

Lalu ia meletakkan bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi Sungai Nil. Kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan bayi itu.

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di Sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai. Maka terlihatlah oleh puteri Firaun peti di tengah-tengah teberau itu.

Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya. Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis, maka ibalah hatinya dan ia berkata, “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”

Lalu bertanyalah kakak bayi itu kepada puteri Firaun, “Maukah Tuan Puteri agar kupanggil seorang inang penyusu dari kaum Ibrani untuk menyusui bayi itu bagi Tuan Puteri?” Sahut puteri Firaun kepadanya, “Baiklah!” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.

Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu, “Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia.

Ketika anak itu sudah besar, ibunya membawa dia kepada puteri Firaun. Ia diangkat anak oleh puteri Firaun dan diberi nama Musa, sebab katanya, “Aku telah menarik dia dari air.”

Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka. Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

Ia menoleh ke sana-sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Keesokan harinya Musa keluar lagi, dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.

Ia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa kaupukul temanmu itu?” Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?

Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya, “Tentulah peristiwa itu telah ketahuan.”

Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu, ia berikhtiar membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 69:3.14.30-31.33-34

Refr. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

1. Aku tenggelam ke rawa yang dalam tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan daku.

2. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

3. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.

4. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab

Refr. Alleluya.

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil Matius 11:20-24

"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu"

Inilah Injil suci menurut Matius:

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat.

Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’

Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!

Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved