BKKBN Cegah Stunting
Megawati Tantang BKKBN Turunkan Angka Stunting Jadi Nol Persen
Megawati Soekarnoputri menantang BKKBN untuk menurunkan angka stunting menjadi 0 persen dalam rentang waktu 13 tahun ke depan.
Ada pula program Rumah Pelita yang dibentuk untuk menangani baduta atau bayi dua tahun penderita stunting. Lewat Rumah Pelita ini 'baduta' diberi makanan bergizi dan pola asuh yang sesuai.
“Mungkin ini bisa dijadikan contoh juga bahwa dalam waktu 3 bulan anak anak ini naik sekitar setengah kilogram dan tingginya tumbuh sekitar 0,5-1 cm,” kata Ita.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi yang juga menerima penghargaan mengatakan perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting dari dalam keluarga.
"Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang kita di Indonesia bidan itu, semuanya perempuan," ujar Emi.
Baca juga: Cegah Stunting, Pos Kupang Gandeng BKKBN Gelar Social Movement
Ia pun menjelaskan jika tugas bidan memiliki urusan yang erat dengan perempuan. Hal ini dimulai dari sepanjang kesehatan siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan alat kontrasepsi. Termasuk bayi dan balita.
Apalagi, bidan dan perempuan sangat mudah untuk berkomunikasi. "Karena kita ada di tengah masyarakat mudah di akses. Lebih 400 ribu bidan, sekitar 75 persen ada di masyarakat. Seperti pelayanan primer, puskemas dan sebagainya," papar Emi.
Dari sisi edukasi ini bidan mempunyai peran mengintervensi stunting. Edukasi mulai diberikan sebelum menikah hingga sesudah kehamilan.

"Kemudian tadi, bagaimana menjaga jarak kehamilan, tugas utama bidan adalah memberikan edukasi. Setelah itu kita melakukan pelayanan," tutupnya.
Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan jarak kelahiran anak yang terlalu dekat bisa meningkatkan potensi stunting. “Karena jarak (kelahiran anak) terlalu dekat stunting itu tinggi,” kata Hasto.
Selain itu Hasto mengatakan sebisa mungkin perempuan juga tidak hamil terlalu tua seperti ketika usia menginjak 35 tahun maupun hamil terlalu muda, serta tidak hamil terlalu sering apalagi dengan jarak yang dekat.
Baca juga: Kampanye Cukup Dua Telur BKKBN-Tribun Network Sukseskan Program Cegah Stunting
“Oleh karena itu jangan terlalu tua, jangan terlalu muda, jangan terlalu sering hamil,” ujarnya.
Chief Executive Officer (CEO) Tribun Network, Dahlan Dahi memaparkan program 'Cukup Dua Telur' yang dibuat Tribun Network bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dahlan Dahi mengatakan stunting mengalami masalah gangguan gizi yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan intelektual.
"Jadi ini berbahaya sekali kalau satu dari lima anak menghadapi masalah stunting," kata Dahlan Dahi.
Menurutnya, Tribun Network bersama BKKBN melakukan pencegahan stunting di 35 daerah di Indonesia dengan hastag #cukupduatelur.
"Karena kalau anak-anak itu makan makanan yang bergizi kita bisa menyelamatkan mereka dari masalah stunting," jelas Dahlan.
Dahlan menjelaskan Tribun Network bersama BKKBN memberikan dua telur setiap hari selama 6 bulan untuk anak risiko stunting di usia 6 sampai 24 bulan. (tribun network/ais/dan/fer/rin/wly)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.