Demokrat Tolak Rencana Prabowo Subianto Beli Pesawat Bekas dari Qatar: Dulu Pernah Ditolak SBY
Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR RI, menolak rencana Prabowo Subianto membeli pesawat tempur dari Qatar. Selain ketinggalan zaman juga berbiaya tinggi.
POS-KUPANG.COM – Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR RI, menolak rencana Prabowo Subianto membeli pesawat tempur dari Qatar. Sebab pesawat tersebut selain ketinggalan zaman, juga biaya pemeliharaan dan perawatan yang tinggi karena merupakan pesawat bekas.
“Pesawat tempur yang mau dibeli itu adalah pesawat bekas dan dengan tekonologi yang ketinggalan zaman. Jadi sebaiknya rencana pembeliannya dibatalkan,” kata Syarief Hasan dari Fraksi Partai Demokrat.
Ia mengatakan hal tersebut merespon permintaan Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan RI untuk membeli 12 jet tempur bekas Mirage 2000-5 dari Qatar dengan harga fantastis, mencapai Rp 11,8 triliun.
Dikatakannya, sikap Partai Demokrat menolak permintaan itu karena pertimbangan yang sangat relevan. Bahwa jet tempur itu sudah tua sehingga tidak optimal lagi bila digunalan untuk menjaga wilayah udara Indonesia.
Menurut Syarief Hasan, dulu rencana hibah jet tempur itu ditolak pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun ironisnya mengapa Pemerintah Jokowi malah berniat membelinya dengan harga yang fantastis.
“Dalam banyak kesempatan, saya telah berulang kali menegaskan perlunya evaluasi kritis atas rencana pembelian Mirage 2000-5. Kebijakan ini hanya akan menjadi beban keuangan negara di masa depan.”
Baca juga: Prabowo Subianto Mandikan Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma
“Biaya pemeliharaan dan perawatan adalah komponen yang juga mesti dipertimbangkan, selain memang teknologi pesawat ini telah ketinggalan zaman," kata Syarief Hasan, Sabtu 8 Juli 2023.
Menurut dia, karakteristik ruang udara Indonesia yang sangat luas, membutuhkan pesawat yang baru dan bertahan lama. Jadi seharusnya Indonesia membeli pesawat baru opsi yang paling utama.
"Saya kira membeli pesawat baru tetap opsi kebijakan yang lebih baik, ketimbang membeli pesawat bekas,” kata politisi senior Partai Demokrat ini.
Dikatakannya, rencana anggaran yang akan digunakan untuk membeli Mirage 2000-5, sebaiknya dialihkan untuk pembelian pesawat baru atau dialihkan untuk perawatan alutsista pesawat tempur yang telah ada.
Apalagi, Mirage 2000-5 ini dikirimkan 24 bulan setelah kontrak yang disepakati pada 31 Januari 2023. Ini hanya selisih 1 tahun dengan kedatangan jet tempur Rafale yang diperkirakan sampai Indonesia pada 2026.
"Dunia memang tengah dilanda situasi geopolitik yang tidak berkepastian, namun pilihannya bukan dengan membeli pesawat bekas. Apa artinya punya alutsista bekas dengan kemampuannya lemah," ungkapnya.
Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini menganggap meskipun dunia sedang menegang, namun potensi terjadinya invasi atau perang dalam skala global sangat kecil kemungkinannya.
"Tidak ada urgensi pengadaan alutsista bekas dengan menggelontorkan sejumlah besar uang negara. Kita mestinya mempertimbangkan faktor keberlanjutan, alutsista yang berusia lama dan tua dapat dipastikan pemeliharaan dan perawatan yang sangat tinggi dan tidak efektif," ungkapnya.
“Kapasitas fiskal yang terbatas, harus digunakan seefisien mungkin. Selain opsi pembelian alutsista baru, yang juga penting adalah peningkatan kapasitas alutsista yang ada. Kita harus menjamin angkatan perang kita siap sedia menghadapi ancaman perang," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto meyakini pembelian 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas dari Qatar mampu manangkal penurunan kekuatan pertahanan RI. Sebab, sudah banyak jet tempur Indonesia yang sudah tua.
Prabowo menuturkan bahwa Indonesia harus tetap membangun kekuatan pertahanan untuk menangkal masalah banyaknya jet tempur RI yang sudah masuk habis masa pakai atau pensiun.
"Ya jadi sebagaimana diketahui kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, diterent kita, kekuatan penangkal, dan saat ini banyak sekali pesawat kita yang sudah tua dan harus kita refurbished. Kita sedang perbaiki," kata Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis 15 Juni 2023.
Prabowo menuturkan pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dinilai paling relevan. Sebab, pengadaan pesawat baru justru membutuhkan waktu pengiriman yang cukup lama.
Misalnya, kata dia, pengadaan pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle sebanyak tiga unit baru yang baru akan datang tiga tahun mendatang atau Januari 2026.
"Kita akan beli pesawat-pesawat yang baru, modern, sudah kita kontrak, sudah kita pesen Rafale dari Perancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, beberapa bulan (yang lalu), datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat," ucapnya.
"Nah dengan gitu kita lihat yang mana, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5," sambungnya.
Baca juga: Upaya Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB Papua, Presiden Jokowi: Kita Ini Jangan Dilihat Diam Loh!
Di sisi lain, Prabowo menuturkan jam terbang jet tempur itu masih rendah meskipun bekas. Dengan begitu, pesawat tersebut masih bisa digunakan hingga 20 tahun ke depan.
"Walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi," pungkasnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Syarief Hasan
Wakil Ketua MPR RI
Prabowo Subianto
Fraksi Partai Demokrat
Menteri Pertahanan RI
Mirage 2000-5
Aktor Non-State Dalang Kerusuhan Demo di Jakarta |
![]() |
---|
Opini: Tantangan Kepemimpinan yang Melayani |
![]() |
---|
Sudaryono, Anak Petani Desa yang Terima Bintang Kehormatan dari Istana Negara |
![]() |
---|
Mentan Amran Terima Anugerah Bintang Mahaputra Adipurna dari Presiden Prabowo |
![]() |
---|
100 Sekolah Rakyat Sudah Beroperasi, Presiden Prabowo Sebut Prestasi Luar Biasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.