Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 4 Juli 2023, Iman Akan Kuasa dan KehadiranNya Menjadi Sandaran Kita

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Iman Akan Kuasa dan KehadiranNya Menjadi Sandaran Kita.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 4 Juli 2023 dengan judul Iman Akan Kuasa dan KehadiranNya Menjadi Sandaran Kita. 

POS-KUPANG. COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Iman Akan Kuasa dan KehadiranNya Menjadi Sandaran Kita.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 19: 15-29, dan bacaan Injil Matius 8: 23-27.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 4 Juli 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Ketika kita berada dalam keadaan takut atau menderita, seringkali kita mendesah, “Aduh,,,mama atau aduh...bapak, tolonglah aku.”

Tetapi di saat-saat kita berada dalam suatu situasi yang rumit dan getir, rasanya tidaklah cukup kita mengatakan, “Du
mama...duh bapak”.

Kita baru akan merasa kuat dan teguh kalau kita mengatakan,” Aduh...Tuhan, tolonglah aku.”

Ungkapan “Aduh ...Tuhan, tolonglah aku” merupakan suatu seruan yang menunjukkan bahwa kita sesungguhnya tidak mampu mengatasi situasi hidup yang jauh melampaui keterbatasan kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 4 Juli 2023, Yesus Bangun Hardik Angin dan Danau Menjadi Teduh Sekali

Kita memerlukan pertolongan Tuhan, karena hanya Tuhan yang dapat mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Secara iman, kita memang yakin bahwa hidup kita dan semua yang kita miliki berada dalam kuasa Tuhan. Sehingga apa pun peristiwa hidup yang kita alami entah baik atau tidak baik, dapat kita atasi hanya dengan pertolongan Tuhan.

Seperti Yesus dan para muridNya, saat ditimpa angin taufan di tengah danau. Mereka panik dan takut sambil membangunkan Yesus dan berkata, ”Tuhan...tolonglah, kita binasa.”

Rupa-rupanya kedekatan dan ada bersama Yesus selama sekian waktu yang dilewati, belum membentuk kedewasaan iman para murid.

Teriakan “kita binasa” menunjukkan kecemasan, ketakutan dan kekuatiran akan masa depan kehidupan yang bakal mereka alami.

Hanya karena Yesus sedang tidur saja telah membuat mereka panik. Padahal Ia masih satu perahu dengan mereka. Apa jadinya kalau Yesus sudah berpisah dan meninggalkan mereka berjuang sendirian.

Sekali lagi kedekatan dan ada bersama Yesus belum menjadi jaminan kematangan iman para murid.

Seruan para murid, ”Tolonglah, kita binasa” secara langsung menunjukkan bahwa hanya Yesus Tuhan yang sanggup mengatasi situasi genting yang sedang mereka alami.

Mereka sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan atas manusia dan alam ciptaan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 4 Juli 2023, Tuhan, Tolonglah

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Bagaimanapun, kita perlu mengakui bahwa kehebatan kita mempunyai tingkat kepasrahannya.

Kita bukanlah penguasa atas situasi-situasi hidup yang kita alami. Kita hanya bisa mengantisipasi untuk tidak sampai terperangkap dalam situasi yang tidak kita kehendaki.

Tetapi manakala kita terperangkap dalam situasi yang ruwet, rumit dan getir, kita hanya bisa angkat tangan dan memohon bantuan Tuhan.

Kita yakin, bahwa hanya Tuhan yang bisa menolong kita keluar dari perangkap ini.

Kontemplasi

Gereja sebagai persekutuan umat beriman dilambangkan dengan bahtera. Yesusnsenantiasa hadir di dalamnya, meski Dia kadang tidur. Gelombang dan angin keras dapat menenggelamkan bahtera.

Dalam zaman ini pun Yesus senantiasa hadir dalam bahtera Gereja. Sudah terbukti bahwa Gereja bertahan dan terus berkembang selama kurang lebih 2000 tahun.

Ini semua karena Yesus dalam Roh KudusNya yang senantiasa menghibur dan membimbing sehingga Gereja mampu melewati saat berat diterpa gelombang dahsyat.

Kita diharapkan tetap percaya pada kuasa dan kekuatanNya yang mampu mengalahkan kuasa apa pun juga.

Dengan demikian, iman selalu menjadi kekuatan yang kokoh dalam menghadapi setiap masalah dan bukan sebaliknya, menunggu ada masalah, baru ada iman.

Apa pun masalah yang kita hadapi, tidak akan menimbulkan kepanikan dan kecemasan bila iman akan kuasa dan kehadiranNya menjadi sandaran kita yang utama. Apakah aku kadang merasa ditinggalkan Tuhan?

Saat-saat mana aku merasa Tuhan sungguh berkarya dalam hidupku?

Doa

Ya Tuhan, teguhkanlah selalu imanku agar aku tidak mudah terombang-ambing dalam menghadapi setiap tantangan dan persoalan yang aku hadapi setiap hari. Jangan aku dipisahkan daripadaMu tuhan, apapun yang akan terjadi. Sebab Engkaulah tumpuan dan harapanku. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Teks Lengkap Bacaan 4 Juli 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 4 April 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 4 April 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama Kejadian 19:15-29

Tuhan menurunkan hujan belerang dan api ke atas Sodom dan Gomora.

Pembacaan dari Kitab Kejadian:

Pada suatu pagi, di saat fajar menyingsing
dua malaikat Tuhan mendesak Lot, agar segera berangkat, katanya,
"Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini,
supaya engkau jangan sampai mati lenyap
karena kedurjanaan kota ini."
Ketika Lot berlambat-lambat,
maka tangannya, tangan isteri dan kedua anaknya
dipegang oleh kedua orang itu,
sebab Tuhan hendak mengasihani dia.
Lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota
dan melepaskannya di sana.

Kemudian berkatalah salah seorang dari mereka,
"Larilah, selamatkanlah dirimu.
Janganlah menoleh ke belakang,
dan janganlah berhenti di mana pun di Lembah Yordan.
Larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati binasa."

Kata Lot kepada mereka, "Janganlah kiranya demikian, Tuanku.
Sungguh,
hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu,
dan Tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku
dengan memelihara hidupku.
Tetapi jika aku harus lari ke pegunungan,
aku pasti tersusul oleh bencana itu,
sehingga matilah aku.
Lihatlah di sana ada kota yang cukup dekat,
kota itu kecil!
Izinkanlah aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil?
Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."

Sahut malaikat itu kepadanya,
"Baiklah, permintaanmu ini pun kukabulkan.
Kota yang kau sebut itu takkan kujungkirbalikkan!
Cepatlah, larilah ke sana,
sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa,
sebelum engkau sampai ke sana."
Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.
Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom dan Gomora.
Api itu berasal dari Tuhan.
Tuhan menunggangbalikkan kota-kota itu,
dan seluruh Lembah Yordan
serta semua penduduk kota dan tumbuh-tumbuhan di ladang.
Tetapi isteri Lot yang berjalan di belakang suaminya,
menoleh ke belakang,
lalu berubahlah ia menjadi tiang garam.

Pagi-pagi Abraham pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan.
Ia memandang ke arah Sodom dan Gomora
serta ke seluruh tanah Lembah Yordan.
Maka dilihatnya asap dari bumi membumbung ke atas
sebagai asap dari dapur peleburan.
Pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan
dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot,
Allah ingat akan Abraham,
sehingga Ia menyelamatkan Lot
dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan-Nya itu.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 26:2-3.9-10.11-12

Refr: Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setia-Mu.

*Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku;
selidikilah batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu,
dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

*Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa,
atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah,
yang pada tangannya melekat perbuatan mesum,
dan tangan kanannya menerima suapan.

*Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan;
bebaskanlah aku dan kasihilah aku.
Kakiku berdiri di tanah yang rata;
aku mau memuji Tuhan dalam jemaat.


Bait Pengantar Injil: Mzm 129:5

Aku menanti-nantikan Tuhan,
Jiwaku mengharapkan sabda-Nya.

Bacaan Injil: Mat 8:23-27

Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali.

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu,
dan murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu,
sehingga perahu ditimbus gelombang.
Tetapi Yesus tidur.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya,
"Tuhan, tolonglah, kita binasa!"

Yesus berkata kepada mereka,
"Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!"
Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau.
Maka danau menjadi teduh sekali.
Dan heranlah orang-orang itu, katanya,
"Orang apakah Dia ini,
sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved