Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juni 2023, Sikap Rendah Hati
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Hironimus Nitsae dengan judul Sikap Rendah Hati.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Hironimus Nitsae dengan judul Sikap Rendah Hati.
RD. Hironimus Nitsae menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Matius 8:1-4.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 30 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
'Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku'
Pernyataan ini dilontarkan oleh seorang kusta kepada Yesus. Kita pada akhirnya bisa belajar bahwa pada diri si kusta ada ciri dan atau inti dari sebuah permohonan yang didaraskan kepada Tuhan.
Inti dari permohonannya memang adalah memohon kesembuhan. Tetapi lebih dari pada itu, di balik permohonan si kusta justru ada sikap yang mau ditunjukkan olehnya yakni tentang kerendahan hati.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juni 2023, Keselamatan bagi Orang yang Percaya
Seperti apakah model kerendahan hatinya? Kita bisa pahami dari kalimat yang dilontarkannya. "Jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku" adalah kalimat dengan refleksi tentang dua hal yakni tentang kerendahan hati dan membiarkan Allah yang bekerja atasnya dan bukan berdasar atas kehendak pribadi dirinya.
Sampai pada titik ini, kita dapat membangun refleksi bertolak dari diri sendiri. Sudah seperti apakah porsi diri kita ketika sementara memohon pada Tuhan?
Teks Lengkap Bacaan 30 Juni 2023

Bacaan Pertama – Kejadian 17:1.9-10.15-22
Sara akan melahirkan seorang putra
Bacaan dari Kitab Kejadian:
Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda, “Akulah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela! Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun.
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang, perjanjian antara aku dan engkau serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat.” Selanjutnya Allah bersabda kepada Abraham, “Tentang isterimu Sarai, janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
Aku akan memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja pelbagai bangsa akan lahir daripadanya.” Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya, “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.