Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 22 Juni 2023, Berdoalah Demikian: Bapa Kami

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Berdoalah Demikian: Bapa Kami.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Kamis 22 Juni 2023 dengan judul Berdoalah Demikian: Bapa Kami. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Berdoalah Demikian: Bapa Kami.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari 2Korintus 11: 1-11, dan bacaan Injil Matius 6: 7-15.

Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 22 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bapa menjadi satu sebutan khusus kepada orang yang secara genetik telah menurunkan gennya kepada anaknya dari hasil buah kasih dengan istrinya.

Bapa juga disebutkan sebagai sebuah bentuk penghormatan kepada seseorang karena tugas atau status sosial dalam masyarakat.

Semua panggilan Bapa itu bernuansa sebuah kebesaran dan tanggung jawab yang diemban oleh nama itu, baik secara genetik maupun karena status sosial tertentu dalam masyarakat.

Karena itu, orang yang menyandang gelar ini seharusnya menyadari betapa dia sedang menyandang sebuah beban tanggung jawab yang besar dan kepadanya ada satu harapan yang terpatri dalam semua yang dipanggil Bapa.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Juni 2023, Berdoa Apa Adanya

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Yesus dalam Kotbah di Bukit hari ini mengangkat satu kebajikan Kristiani yang secara khusus juga menjadi kebajikan utama orang Yahudi dari tiga kebajikan utama yaitu Bersedekah, Berdoa, dan Berpuasa.

Dari tiga kebajikan ini, berdoa menjadi satu kewajiban relasional vertikal dengan Allah, bersedekah itu kewajiban relasional horizontal dan berpuasa itu relasi intra relasional yakni relasi dalam diri sendiri.

Dan semua relasi itu terarah kepada Allah, sesama dan diri sendiri. Maka tak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Yesus dalam Kotbah di Bukit hari ini menekankan aspek relasional vertikal ini yaitu relasi dengan Allah.

Dalam tradisi dan hukum Taurat bangsa Yahudi ada banyak bentuk doa dan kebanyakan doanya panjang-panjang dan sudah ada aturanya kapan didoakan, bagaimana mendoakan, di mana didoakan dan seterusnya.

Semua itu sudah menjadi warisan leluhur sejak dahulu secara turun temurun.

Yesus lalu memberikan satu contoh doa yang singkat padat jelas yang kita sebut sebagai Doa Bapa Kami.

Yesus memperkenalkan doa itu dengan menyebut Allah sebagai Bapa.

Konsep Yesus dalam doa ini belum masuk dalam konteks bangsa Yahudi yang menyebut Allah harus secara hormat.

Yesus menggunakan term Bapa kepada Allah menjadi sebuah kontroversi bagi bangsa Yahudi.

Namun seperti kotbah-kotbah Yesus di atas bukit yang mengajarkan ajaranNya yang baru, begitu juga dengan doa ini.

Yesus memulai doa ini dengan menyebut Allah sebagai Bapa dengan satu tujuan mendekatkan relasi vertikal itu dalam konteks relasional horizontal, “Bapa”.

Dengan demikian, manusia tidak melihat Allah terlalu jauh di atas sana, tetapi dekat dengan manusia.

Doa itu dimulai dengan memuliakan Allah, dan menghadirkan kerajaan Allah itu di atas bumi.

Yesus tetap menggunakan relasi vertikal pertama dalam doa itu, lalu dilanjutkan dengan relasi horizontal dalam aspek manusiawi yang tergambar dalam rezeki seperti makanan lalu pengampunan. Harapan untuk satu pembebasan dari kejahatan.

Dalam doa ini, Yesus memasukkan aspek pengampunan untuk memberikan satu penilaian khusus bahwa relasional yang horizontal itu harus dengan hati damai dan ketulusan agar bisa membangun relasi vertikal dengan Allah.

Pengampuan menjadi syarat dalam relasi vertikal dengan Allah.

Karena dengan itu, Allah yang di atas akan mengampuni kita. Relasi horizontal itulah yang memungkinkan kita mampu membangun relasi vertikal dengan Allah secara benar.

Karena selama itu belum terjadi, maka relasi vertikal itu pun tak bernilai apa pun.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 Juni 2023, Doa Bapa Kami, Pendek dan Sarat Makna

Maka kita hari ini diberi satu doa khusus untuk kita doakan. Doa yang Yesus sendiri ajarkan dan di dalam doa ini pun terbersit satu pola relasi yang benar dalam konteks hidup harian kita.

Dalam realitas, kebanyakan dari kita terlihat selalu membangun relasi vertikal dengan Allah lewat doa-doa dan perayaan-perayaan liturgis lainnya, namun di balik itu, kita masih punya “hutang” kebencian dan dendam dengan saudara kita, dengan teman kita, dengan keluarga kita dan seterusnya.

Kita merasa itu biasa, tetapi dalam konteks doa Bapa Kami ini, Yesus menekankan bahwa relasi vertikal itu akan jalan dengan baik kalau relasi horizontal itu baik dulu melalui pengampunan supaya dengan itu ketika kita membangun relasi vertikal dengan Allah kita sendiri sudah merasa damai dalam diri kita ketika berdoa kepada Allah.

Marilah kita belajar untuk membebaskan diri kita lewat pengampunan agar kita dimampukan Allah untuk membangun relasi vertikal yang tulus dengan Allah dalam Roh dan Kebenaran.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita, pertama, berdoa itu sebuah kebajikan utama dalam hidup Kristiani.

Kedua, Doa Bapa Kami tidak sekadar sebuah doa, tapi juga di dalamnya ada ajaran Kristiani.

Ketiga, pengampunan adalah jalan yang benar dalam membangun relasi vertikal dengan Allah.

Teks Lengkap Bacaan 22 Juni 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 22 Juni 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 22 Juni 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama – 2 Korintus 11:1-11

Aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi.

Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus.

Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya.

Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima.

Padahal menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan.

Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma?

Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun.

Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian.

Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mzm. 111:1-2.3-4.7-8

Refr. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.

1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.

2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.

3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil – Roma 8:15

Refr. Alleluya, alleluya.

Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa.”

Bacaan Injil – Matius 6:7-15

Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya

Inilah Injil suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.

Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka, berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimulakanlah nama-Mu.

Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved