Breaking News

Berita Lembata

Pemerhati Penyu di Lembata Khawatir Penyu Akan Punah

pelajar serta akademisi dari luar negeri bahkan menjadikan tempat penangkaran penyu ini sebagai pusat penelitian mereka.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
KOMUNITAS - Ketua Komunitas Sahabat Penyu Riangdua, Ado Nunang mengatakan, suatu saat penyu bisa bernasib seperti dinosaurus jika terus diburu manusia dan tidak dilestarikan. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo 

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Ketua Komunitas Sahabat Penyu Riangdua, Ado Nunang mengatakan, suatu saat penyu bisa bernasib seperti dinosaurus jika terus diburu manusia dan tidak dilestarikan.

Dia menjelaskan penyu merupakan salah satu binatang purba langka yang saat ini terancam punah dan berada dalam kondisi memprihatinkan.

"Salah satu reptil (purba) yang masih hidup dan bertahan di muka bumi ini adalah penyu. Kalau dinosaurus memang kita tinggal dengar nama saja," kata Ado saat pelepasliaran 400 tukik atau bayi penyu di Pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Rabu, 14 Juni 2023 lalu.

Oleh karena itu, mantan pemburu penyu ini mengajak seluruh masyarakat Lembata dan Indonesia pada umumnya, untuk berhenti berburu penyu dan telurnya untuk dikonsumsi atau dijual.

Baca juga: Tim Dokter Rumah Sakit Terapung Universitas Airlangga Operasi Katarak di Lembata

Menurutnya, selain cara di atas, upaya lain yang ditempuh adalah mendirikan tempat penangkaran semi alami seperti yang mereka lakukan di Desa Bour untuk menyelamatkan telur penyu dari predator termasuk manusia.

Setiap malam, Ado bersama relawan Komunitas Sahabat Penyu Riangdua menyusuri pantai Riangdua untuk menyelamatkan ratusan telur penyu

Telur-telur penyu ini selanjutnya akan ditetaskan di tempat penangkaran semi alami sebelum dirilis ke laut.

Hingga saat ini mereka telah berhasil merilis sekitar 30.000 ekor tukik ke laut. Agar upaya mereka ini tidak sia-sia, Ado meminta masyarakat Lembata khususnya di wilayah pesisir untuk berhenti berburu penyu dan telurnya untuk dikonsumsi.

"Mari kita sama-sama jaga lestarikan penyu ini. Mari kita belajar mencintai alam karena penyu ini dia punya peran sangat besar di dalam air laut," kata Ado. 

Penyu memiliki banyak peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dunia laut. Dua di antaranya adalah mengendalikan tumbuhan lamun air dan mengontrol populasi spons yang mengancam keberlangsungan hidup terumbu karang.

Baca juga: Satgas TPPO Polda NTT Jemput 27 Calon Pekerja Migran Asal TTS dari Lembata

Ado berharap masyarakat Lembata lebih banyak lagi yang mengunjungi tempat penangkaran semi alami penyu yang mereka kembangkan di pantai Riangdua ini.

Dia percaya, banyak ilmu dan pengetahuan tentang penyu yang mereka peroleh, selain tumbuhnya kesadaran kolektif masyarakat tentang keselamatan penyu

Beberapa relawan, pelajar serta akademisi dari luar negeri bahkan menjadikan tempat penangkaran penyu ini sebagai pusat penelitian mereka.

Pelepasliaran tukik ini disaksikan puluhan pengunjung. Sebelum pelepasliaran tukik di alam bebas, Ado memberikan arahan dan dan sosialisasi terkait reptil amfibi ini.  (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved