Berita Rote Ndao
Yayasan TLM GMIT Sosialisasi Kespro Pencegahan dan Risiko Hamil Usia Dini di SMPN 4 Lobalain
Lebih lanjut kata dia, jikalau SMP atau SMA sudah ada yang hamil, otomatis mereka akan berkontribusi menciptakan lahirnya anak yang stunting.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Yayasan Tanaoba Lais Manekat atau TLM GMIT melaksanakan sosialisasi Kespro (Kesehatan Reproduksi) pencegahan dan risiko hamil usia dini kepada remaja di SMPN 4 Lobalain, Desa Suelain, Kabupaten Rote Ndao. Sabtu, 17 Juni 2023.
Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Perwakilan TLM GMIT, Tuti Aritonang mengatakan, program tersebut dilaksanakan Yayasan TLM GMIT selama 3 tahun di 4 desa dalam Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
Tuti menyebut, ke-4 desa itu yakni Kuli Aisele, Kuli, Helebeik dan Suelain. Dan diterangkannya, program TLM itu dimulai dari pencegahan stunting, ibu hamil dan gizi balita.
Baca juga: Coop TLM Indonesia Gelar Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Kemudian pengurangan resiko bencana dan inisiasi hidup anak serta kelompok-kelompok rentan.
"Kami pilih sosialisasi di SMP karena ada hubungannya dengan pencegahan stunting," ujar Tuti.
Menurutnya, hal ini semacam siklus, dan perlu disosialisasikan dari usia dini mungkin.
"Anak-anak diperkenalkan organ reproduksi penjaganya, supaya tidak terkena infeksi menular atau pergaulan dini," kata Tuti.
Baca juga: Coop TLM Indonesia Gandeng BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasi Jaminan Kerja Bagi Ribuan Perempuan
Lebih lanjut kata dia, jikalau SMP atau SMA sudah ada yang hamil, otomatis mereka akan berkontribusi menciptakan lahirnya anak yang stunting.
Tuti menambahkan, anak terlahir stunting karena alat reproduksi sang ibu belum bisa untuk menerima kehamilan, belum lagi ada anak namun sang ibu masih duduk di bangku sekolah, bagaimana ibu itu menjaga anaknya.
"Jadi kami merasa sedini mungkin mengimplementasikan program pencegahan kehamilan di usia dini lewat kerja sama dengan sekolah-sekolah dimulai dari SMP," pungkas Tuti.
Baca juga: Bank TLM Akan Terlibat Bersama UMKM
"Agar mereka (anak-anak) tahu, dia punya organ yang harus dia lindungi. Anak-anak harus belajar dengan baik supaya tidak hamil, harus pacaran secara sehat, jangan di gelap-gelap," sambungnya.
Tuti menjelaskan, selain anak-anak, guru-guru di sekolah juga diberikan motivasi oleh pihaknya, agar menciptakan sekolah yang ramah terhadap anak.
Seandainya, kata Tuti, ketika terjadi pelecehan, ada kontak seseorang baik itu guru maupun orang tua, yang bisa untuk menjaga anak-anak. Artinya sekolah itu punya keterbukaan.
Baca juga: RAT XI Coop TLM Indonesia Target Salurkan Pinjaman Sebesar Rp 600 Miliar
"Saya pikir sekolah-sekolah lain juga bisa mengambil tindakan yang baik seperti SMPN 4 Lobalain ini," ucap Tuti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.