Berita NTT
Universitas Citra Bangsa Kupang Lakukan MoU dengan InCollex Co., Ltd Jepang
nantinya para alumni tidak hanya sekedar bekerja. Tetapi secara bertahap mereka akan mengikuti regulasi yang ada di Jepang.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Citra Bangsa atau UCB Kupang melakukan perjanjian kerja sama (MoU) dengan InCollex Co., Ltd Jepang.
Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Prof. Dr. Frans Salesman, SE, M.Kes selaku rektor Universitas Citra Bangsa yang selanjutnya disebut pihak pertama dan Yusuke Furumi selaku Direktur Incollex Co., Ltd sebagai pihak kedua, berlangsung di Kampus UCB, Jumat 9 Juni 2023.
Prof. Dr. Frans Salesman, SE, M.Kes selaku rektor UCB Kupang melalui Heryon Bernard Mbuik, SPd, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan kerja sama mengatakan, dalam rangka mendukung Program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mahasiswa perlu berkolaborasi dengan dunia industry. Sehingga, UCB pun memutuskan untuk membangun kerjasama dengan Incollex Co., Ltd.
"Menindaklanjuti hal itu, kami keluarga besar UCB merasa senang karena perusahaan ini memilih UCB untuk bekerja sama," ungkapnya.
Baca juga: Anak Oknum Polisi di Flores Timur yang Aniaya Karyawan Bank NTT Ditahan
Sebelum melakukan penandatanganan kerja sama, pihak UCB memberikan kesempatan kepada pihak InCollex Co., Ltd Jepang untuk memberikan kuliah umum terkait kompetensi-kompetensi yang diibutuhkan di Jepang khususnya di bidang kesehatan.
"Untuk pertama ini kami mulai dari tenaga kesehatan dulu, ada perawat, bidan yang disiapkan untuk ikut seleksi yang nantinya mendapatkan kesempatan bekerja di Jepang," katanya.
Sesuai dengan komitmen perjanjian, kata Bernard, perjanjian kerja sama tersebut berlaku selama 5 Tahun.
"Sesuai dengan komitmen perjanjian, berlaku selama 5 tahun dulu, setelah itu baru kita evaluasi. Baik dari kita sebagai penyedia tenaga kerja yang professional, maupun di Pihak Jepangnya sebagai pemberi kerja bagi alumni kami," tuturnya.
Untuk komitmennya, lanjut Bernard, nantinya para alumni tidak hanya sekedar bekerja. Tetapi secara bertahap mereka akan mengikuti regulasi yang ada di Jepang.
"Nanti mereka akan mengikuti ujian kompetensi yang kemudian juga akan mendapatkan sertifikat. Dimana, sertifikat itu mendapatkan pengakuan secara Internasional. Jadi, Ketika dia sudah bekerja, dia pulang tentunya mendapatkan pengalaman ganda. Selain mendapatkan uangnya, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman juga," terangnya.
Selain itu, Dalam perjalanannya nanti, mahasiswa itu akan disiapkan pula dengan bahasa Jepangnya. Jadi, anak anak yang lolos seleksi akan mengikuti semacam training bahasa di sana, setelah semuanya lolos baru bisa diberangkatkan.
Baca juga: DPW NasDem NTT Belum Bicara Pencalonan Julie Laiskodat di Pilgub
Secara kuantitatif, berharap lulusan yang ke sana sebanyak mungkin karena memang sesuai dengan permintaannya, mereka di sana kebutuhannya sangat besar. Tetapi masalah utamanya yaitu mereka tidak sembarang menerima. Kualifikasinya harus betul-betul sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Untuk problem kita ialah bagaimana anak-anak harus memiliki kemampuan. Selain dari sisi pengetahuannya,bahasanya juga perlu didorong untuk mampu meningkatkan dirinya dengan segala macam usaha seperti melalui belajar.
Bernard mengungkapkan, sesuai dengan yang disampaikan Rektor UCB bahwa, orang Jepang dikenal dengan pekerja keras, memiliki tingkat kompetisi dan kedisiplinan yang kuat. Sehingga, mahasiswa UCB perlu dipersiapkan dengan matang.