Kuliner NTT

Kuliner NTT, Minum Kopi Timor di KRI Multatuli, Wartawan Kompas Kena Tembak 4 Jurnalis Masuk Dili

kuliner ntt yang berbahagia beta minum kopi arabica Timor di KRI Multatuli menuju RDTL Republic Democratic Timor Leste

|
Penulis: Ferry Ndoen | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/FERRY NDOEN
KOPI ARABICA TIMOR - Kopi arabica Timor vs pisang goreng timor Sabtu 27 Mei 2023 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Ferry Ndoen

POS- KUPANG.COM - Sahabat kuliner ntt yang berbahagia beta minum kopi   arabica Timor pagi ini di rumah, ini kopi pahit tanpa gula.

Beta minum deng pisang goreng Timor panas panas sambil beta teringat kisah dan cerita perjalanan jurnalisttik saat menuju ke Kota Dili Bersama Kapal Markas (Kapal Induk,red) KRI Multatuli Milik TNi AL  pada tahun 1999 silam.

Sahabat kuliner ntt yang berbahagia, kisah ini tak akan pernah hilang dalam ingatan dan sejarah, juga catatan jurnalistik di beta pung ingatan dan kepala.

Saat itu tanggal 6 September Tahun 1999, beta ditelepon oleh Redaktur Pelaksana (RedPel) Pos Kupang om Osi (Dion DB Putra), om Osi bilang om Fen, demikian panggilan akrab beta.

Om Osi bilang siap peralatan kerja. Nanti ke Kantor Setda Humas Pemda NTT untuk begabung dengan rekan wartawan lain/jurnalis.

Segera berangkat ke Kota Dili, Republic Democratic Timor Leste untuk buat tulisan reportase pasca beberapa jam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) umumkan RDTL Merdeka jadi sebuah negara.

Beta sempat kaget, karena yang beta tahu Kota Dili sedang chaos, ato sedang kacau tanpa ada pemerintahan yang mengatur negara kecil yang baru merdeka beberpa jam lalu hasi pengumuman PBBB melalui referendum yang dilaksanakan PBB.

Mengapa harus ke Dili yang lagi Chaso? Karena ini sifatnya perintah, sebagai prajurit  di lapangan ketika itu yang masih semangat di lapangan, beta hanya katakan siap.

Waktu itu, tanggal 6 September 1999 jam 15.00 Wita. Atau hari H pengumuman hasil referendum PBB jika RDTL berdiri menjadi sebuah negara otonom atau menjadi sebuah negara merdeka sesuai perhitunganhasil referendum oleh PBB.

Om Osi hanya pesan, siapkan peralatan kerja dan segera laporkan perkembangan terbartu ato catatan  perjalanan (reportase) pada kesempatan pertama dan segera kirim ke Mabes Pos Kupang.

Beta hanya kata siap,walau hati sangat galau dan ada rasa ketakutan, Namun  perintah pimpinan segera ke Dili, RDTL bersama KRI Multatuli.

KRI Multatuli sendiri adalah sebuah kapal markas yang saat itu ditugaskan Panglima TNI (Pemerintah Indonesia) agar segera merapat ke Dili.

Tujuannya, untuk menjaga segala sesuatu, serta kemungkinan jika terjadi pertempuran, atau pembunuhan atau hal hal yang bisa mengancam warga NKRI yang masih terjebak di wilayah RDTL.

Dan salah satu tugas utama Kapal Induk (Kapal Markas KRI Multatuli,red) adalah melakukan evakuasi warga NKRI yang ingin segera pulang ke Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved