KKB Papua

Mahfud MD: Apapun Taruhan, Pemerintah Tak Izinkan Negara Lain Campuri Masalah KKB Papua

Aksi-aksi Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua telah memantik perhatian dunia. Namun pemerintah tak akan mengizinkan satu negara pun campur hal ini.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
TAK AKAN IZINKAN - Pemerintah Indonesia tak akan mengizinkan satu negara pun di dunia untuk mengintervensi masalah KKB Papua. Masalah itu merupakan urusan internal Indonesia, sehingga pemerintah pasti akan mampu menanganinya. 

POS-KUPANG.COM - Aksi-aksi Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua telah memantik perhatian dunia. Namun pemerintah Indonesia tidak akan mengizinkan satu negara pun untuk mencampuri urusan internal NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ).

Pernyataan tersebut disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD, merespon ancaman KKB Papua yang akan menembak mati pilot Susi Air, Philips Mark Merthens, bila pemerintah tak membicarakan hal itu dengan KKB Papua.

Ancaman yang disampaikan langsung oleh pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoya melalui video singkat tersebut, kini viral di media sosial.

Egianus Kogoya menyebutkan bahwa jika Indonesia tak segera membicarakan penyanderaan itu dengan KKB Papua, maka pilot Susi Air tersebut akan ditembak mati.

Ia juga meminta negara-negara di dunia, termasuk Selandia Baru, agar segera menyampaikan kepada Indonesia untuk segera memerdekakan Papua sebagaimana tujuan perjuangan mereka selama ini.

atas hal itu, Mahfud MD mengatakan, masalah KKB Papua adalah masalah internal dan pemerintah Indonesia bisa menanganinya sendiri tanpa harus melibatkan negara lain.

Mahfud MD juga mengatakan bahwa pemerintah menolak semua upaya campur tangan internasional dalam upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut.

"Ya kita tangani sendiri secara internal. Kebijakan kita adalah nggak boleh melibatkan negara lain. Ini internal kita dan kita bisa melakukan itu," ujarnya.

"Apapun taruhannya, dunia internasional tak boleh masuk ke situ," kata Mahfud saat memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Sinergisitas Pemerintah Dalam Menjaga Stabilitas Politik dan Keamanan untuk Menyukseskan Pemilu 2024 di Kuningan Jakarta pada Senin 29 Mei 2023.

Dikatakannya, jika dunia internasional diizinkan untuk kasus KKB Papua, maka masalahnya akan merembet ke mana-mana. Bisa ke PBB, bisa juga ke mana-mana,

"Kalau itu diiyakan, nanti akan merembet ke PBB ke mana-mana. Jadi, kita tolak setiap upaya campur tangan internasional yang disodorkan oleh LSM oleh LSM internasional dan sebagainya," janjut Mahduf MD.

Pada saat sesi tanya jawab dengan awak media, Mahfud juga menanggapi beredarnya ancaman pembunuhan terhadap Phillip oleh KKB.

Menanggapi hal itu, Mahfud mengatakan, pada prinsipnya pemerintah akan menyelamatkan nyawa sandera tersebut.

"Kalau ancaman dibunuh kan sudah sering, tetapi prinsip kita, kita akan menyelamatkan nyawa sandera. Itu saja," kata Mahfud.

Ketika ditanya lebih lanjut terkait tenggat ancaman tersebut, Mahfud mengatakan tidak semua harus dibicarakan ke publik.

"Ya nanti aja lihat perkembangannya, menghadapi yang gitu kan tidak harus semua dibicarakan ke publik," kata dia.

Baca juga: Usai Todong Warga Sipil, KKB Papua Tembak TNI POlri dari Pagi Sampai Sore, Begini Kisahnya

Ancam Tembak Pilot Susi Air

Sebelumnya diberitakan, KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philips Mark Merthens yang sudah disandera empat bulan terakhir.

Ancaman itu disampaikan Panglima Komando Daerah Perang III Ndugama, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya melalui video singkat yang disebarkan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom dan diperoleh Tribun-Papua.com, di Jayapura, Sabtu 27 Mei 2023.

Dalam video berdurasi 1 menit lebih 11 detik itu, Egianus mengatakan, mereka memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi terkait pembebasan Kapten Philip Mark Mehrtens, pria bernegara Selandia Baru itu.

"Kalau tidak ada pembicaraan, maka kami akan tembak Pilot," tegas Egianus dalam video tersebut.

Berdasarkan video yang dirilis kelompok pemberontak itu, tampak Capten Phillip Mark Mehrtens terlihat kurus sambil berbicara dengan memegang bendera bintang kejora.

Tak hanya itu, Capten Phillip juga dikelilingi anggota separatis dan juga Egianus Kogoya yang tepat berada di sebelah pilot asal Selandia Baru ini.

Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera, mengatakan para separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," ujar Marten dalam video yang diterima Tribun-Papua.com.

Lebih lanjut Capten Phillip Mark Mehrtens mengatakan, jika itu tidak terjadi dalam dua bulan maka mereka (KKB) mengatakan akan menembak dirinya.

Diketahui, Kapten Phillip Mark Mehrtens telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok Egianus Kogoya sejak Selasa 7 Februari 2023 lalu di Hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan hingga saat ini.

Sementara itu, dalam Video itu Egianus Kogoya dengan lantang mengatakan bahwa Pilot Capten Mark Mehrtens telah mengakui.

"Pak pilot sudah mengaku bahwa, dari negara, maupun negara Indonesia hanya mengaku saja."

"Kami kasih waktu dua bulan saja, kalau dari indonesia tidak mengaku berarti kalau dua bulan ini lewat, kami akan tembak pilot Mark Mehrtens," imbuh Egianus.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan aparat keamanan dan petugas kepolisian di Papua belum bisa dikonfirmasi terkait kebenaran video yang beredar luas ini.

Pada Kamis 25 Mei 2023 lalu, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri saat ditanya terkait perkembangan upaya pembebasan pilot Susi Air mengatakan, jika pihaknya telah memaksimalkan negosiasi agar KKB membebaskan sang pilot.

Fakhiri pun mengakui berbagai upaya dilakukan TNI-Polri untuk menyelamatkan Pilot Susi Air Philip Mark Mehterns yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.

“Saya sudah berbicara dengan berbagai pihak tentang negosiasi ini, termasuk dengan gereja yang di dalamnya ada Dewan Gereja dan Uskup agar maksimal melakukan negosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya,” jelas Fakhiri di Jayapura, Kamis 25 Mei 2023.

Kapolda Papua mengakui, walaupun negosiasi terus dilakukan namun Satgas Damai Cartenz saat ini sedang menyiapkan langkah-langkah penegakan hukum yang tepat, tegas dan terukur.

Baca juga: Gembong KKB Papua Ditangkap di Tempat Persembunyian, Humas Polda: Pelaku Terlibat Banyak Insiden

Dia menegaskan negosiasi dapat dilakukan dengan siapa saja, karena dari awal sudah dilakukan dengan Pemda Nduga yang bekerja sama dengan Kapolres serta Komnas HAM yang menawarkan diri untuk membantu.

Pihaknya juga sudah mengirim tim khusus yang berupaya melakukan negosiasi serta memfasilitasi semua pihak yang ingin membantu dalam pembebasan pilot yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved