Berita Flores Timur

Gua Alam Keramat Bekas Misionaris Bertapa di Ojan Detun Flores Timur

cerita rakyat masa lampau akhirnya memotivasi Pemerintah Desa Ojan Detun untuk membangun sejumlah fasilitas

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
GUA - Adrianus Werang (24) sedang mengunjungi Gua Koi Lian di Desa Ojan Detun, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Rabu 24 Mei 2023. 

Sesuai pesan pastor paroki, pentahtaan patung Bunda Maria akan melindungi warga dari gangguan maklhuk halus, seperti kejadian sebelum-sebelumnya.

"Pater bilang, biar patung di situ, roh halus juga boleh ada, berdamailah dengan mereka," katanya.

Sementara seorang pemuda, Adrianus Werang (24), mengaku segala permohonan dapat terkabul saat berdoa di hadapan sang ibunda penebus dosa. Ia sudah mengalaminya secara langsung, khususnya saat menghadapi musibah atau kemalangan.

"Misalnya sakit atau apapun masalahnya. Datang berdoa, pasti terjawab," katanya saat memandu wartawan menyambangi lokasi keramat itu.

Wisata Pantai Kepala Anjing 

Dari lokasi bekas pertapaan misionaris barat puluhan tanun silam, pengunjung bisa berjalan kaki sekira 500 meter menuju Pantai Kokang. Keindahan alam Pantai Kokang di Desa Ojan Detun juga menyimpan catatan menarik.

Bentangan pasir cokelat memanjakan mata pengunjung saat duduk di sejumlah lopo berbahan kayu dan beratapkan alang-alang. Keindahan semakin terasa jika bola mata mengarah ke sudut timur, tepatnya di sebuah batu besar.

Baca juga: Warga Flores Timur Dibunuh di Bima, Korban Dikenal Pekerja Keras

Konon, batu bernama 'Watu Ahu' yang artinya kepala anjing itu milik Mahing Rotan, seorang pemburu yang selalu membawa anjing peliharaannya mencari hewan buruan.

Sewaktu pulang membawa hasil buruan, Mahing berjumpa dengan seorang pria bernama, Klatan, warga Desa Hewa. Klatan yang asyik memancing tiba-tiba membunuh anjing milik Mahing lalu dilempar ke laut.

Hewan berinsting tajam itu kemudian berubah menjadi batu. Kepalanya berada persis di depan Watu Ahu namun sering tak terlihat lantaran tertutup air laut pasang.

Kepala Desa Ojan Detun, Yohanes Nani Ipir, mengaku Watu Ahu bukanlah cerita asalan belaka. Ia mengaku ada bukti berupa besi tusuk daging rusa yang saat ini disimpan di rumah adat setempat.

"Daging dan kayu tusuk sekarang sudah jadi besi. Kita simpan di rumah adat suku Rotan," katanya.

Selain itu, ada lagi satu cerita tentang 'Nuba Puan Nanga Wan'. Lokasi yang biasa digelar ritual meminta hujan itu masih berada di kawasan Pantai Kokang.

Lokasi itu terdapat sebuah batu yang pernah dirusaki seorang misionaris saat warga masih kental dengan aliran animisme dan dinamisme. Sang pastor marah karena warga lebih percaya batu dari pada Tuhan.

"Pastor jengkel. Dia punya nama Pater Geris, orang dari barat (luar negeri). Dia cungkil tapi tidak bisa," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved